Hal yang sering ditekankan selama proses kehamilan adalah menghindari terjadinya kelahiran prematur. Sebab, bayi lahir di bawah usia kandungan 37 minggu lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan lantaran organ tubuhnya belum berkembang sempurna.
Namun, apabila terpaksa dilahirkan sebelum waktunya, bukan berarti bayi prematur tidak memiliki harapan hidup yang besar. Ini karena bayi prematur masih bisa ditolong dengan penggunaan inkubator.
Inkubator itu sendiri merupakan alat yang difungsikan untuk menghangatkan suhu tubuh bayi yang lahir sebelum waktunya. Alat ini diletakkan di dalam ruang perawatan intensif neonatal (NICU), agar dokter dan perawat dapat memantau serta mengukur detak jantung, suhu tubuh, kondisi pernapasan, kadar oksigen, sekaligus tekanan darah si bayi.
Manfaat Inkubator untuk Bayi Prematur
Bayi yang lahir prematur, yaitu sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu, sering memerlukan perawatan khusus agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu alat yang menjadi penunjang utama perawatan bayi prematur adalah inkubator.
Inkubator memiliki berbagai manfaat dan fungsi penting untuk memastikan bayi prematur mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Berikut adalah beberapa manfaat dan fungsi inkubator:
1. Menjaga Suhu Tubuh Bayi
Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp.A, bayi prematur yang memiliki berat badan kurang dari 1.500 gram sangat rentang mengalami hipotermia. Keadaan tersebut bisa menyebabkan kematian pada bayi.
“Itulah sebabnya bayi prematur dengan berat badan rendah perlu ditempatkan dalam inkubator,” jelas dr. Reza.
Inkubator membantu menjaga suhu tubuh bayi prematur karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh mereka sendiri. Suhu yang stabil sangat penting untuk mencegah hipotermia dan menjaga fungsi organ-organ tubuh yang masih sangat rentan pada bayi prematur.
Artikel Lainnya: Bayi Prematur, Adakah Dampaknya Saat Dewasa?
2. Melindungi Bayi dari Penyakit Infeksi
Selain untuk menghangatkan, alat tersebut juga membuat bayi terhindar dari infeksi bakteri maupun virus.
Bayi prematur memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi. Inkubator memberikan penghalang fisik yang melindungi bayi dari paparan bakteri dan virus yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
Tak hanya itu, dr. Reza juga mengatakan bahwa penyakit kuning ialah salah satu masalah kesehatan di luar pernapasan yang sering menimpa bayi prematur. Nah, dengan penggunaan inkubator, bayi bisa mendapatkan terapi sinar (fototerapi) yang berguna untuk mengurangi jumlah pigmen kuning (bilirubin) pada tubuhnya.
3. Mengurangi Dehidrasi
Menurut pembahasan jurnal Early Human Development, inkubator dapat mencegah bayi prematur mengalami dehidrasi.
Kulit bayi prematur sangat tipis dan rentan terhadap kehilangan cairan. Inkubator membantu mengurangi tingkat penguapan air dari tubuh bayi, sehingga mencegah dehidrasi yang dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi.
4. Memantau Fungsi Tubuh
Inkubator dilengkapi dengan berbagai sensor dan monitor yang memungkinkan tim medis untuk terus memantau fungsi vital bayi prematur, seperti detak jantung, pernapasan, dan suhu tubuh. Ini memungkinkan deteksi dini dan penanganan cepat jika ada masalah kesehatan.
Pemantauan dapat dilakukan 24 jam setiap harinya, sehingga dapat memudahkan dokter maupun perawat mengecek kondisi bayi kapan pun.
Artikel Lainnya: Peluang Hidup Bayi Prematur, Seberapa Besar?
5. Memberikan Nutrisi
Beberapa inkubator dilengkapi dengan akses khusus yang memungkinkan pemberian nutrisi dan obat-obatan tanpa mengganggu lingkungan yang stabil. Hal ini mendukung perkembangan bayi prematur yang memerlukan asupan nutrisi yang tepat.
Menurut penelitian di dalam jurnal Children (Basel), pemberian nutrisi yang tepat pada bayi prematur melalui inkubator berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
6. Mengurangi Stimulasi Eksternal
Bayi prematur cenderung sangat sensitif terhadap rangsangan eksternal. Inkubator memberikan lingkungan yang tenang dan terkendali, mengurangi rangsangan dari suara dan cahaya yang dapat mengganggu perkembangan sistem saraf mereka.
Lingkungan inkubator yang terkendali membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan bayi prematur.
7. Pemberian Oksigen yang Terkontrol
Pada beberapa kasus, inkubator juga bermanfaat untuk menunjang fungsi pernapasan bayi prematur yang bermasalah karena organ parunya belum berkembang sempurna.
Bagi bayi prematur yang memerlukan bantuan pernapasan, inkubator dapat menyediakan oksigen dengan kadar yang terkontrol, membantu mereka dalam mengatasi tantangan pernapasan pada fase awal kehidupan.
Dengan berbagai manfaat dan fungsi ini, inkubator memainkan peran krusial dalam menyediakan lingkungan perawatan yang optimal bagi bayi prematur, membantu mereka melewati periode awal kehidupan dengan lebih baik.
Artikel Lainnya: Mengenal Tahap Tumbuh Kembang Bayi Prematur
Tidak Selalu Perlu Inkubator
Berdasarkan keterangan dr. Reza, tidak semua bayi prematur perlu dirawat di rumah sakit dan dimasukkan ke dalam inkubator. Pada bayi late preterm atau kehamilan lebih dari 34 minggu, bila tidak ditemukan masalah kesehatan dan bayi dapat minum dengan baik, maka perawatan khusus di rumah sakit tidak perlu dilakukan.
Di sisi lain, dr. Resthie Rachmanta Putri mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada berbagai studi yang dilakukan terkait tindakan khusus terhadap bayi prematur selain memanfaatkan inkubator, yaitu perawatan metode kanguru.
Metode kanguru diperkenalkan pertama kali oleh dr. Edgar Rey Sanabria tahun 1978 di Kolombia. Metode itu awalnya digunakan untuk merawat bayi prematur di daerah yang memiliki fasilitas kesehatan terbatas.
Artikel Lainnya: Alasan Bayi Harus Dirawat di NICU
Perawatan metode kanguru sangat sederhana. Terinspirasi dari perilaku induk kanguru yang meletakkan anaknya di dalam kantungnya agar tetap hangat, cara ini dilakukan dengan meletakkan bayi pada posisi tegak menghadap dada ibu (dada ibu tidak diberi baju). Lalu, dipererat dengan sebuah kain panjang yang menyerap keringat.
Jadi, tidak setiap bayi prematur membutuhkan perawatan menggunakan inkubator di rumah sakit. Meski bayi prematur erat kaitannya dengan banyak gangguan kesehatan, sebaiknya Mama dan Papa mendapatkan rekomendasi dokter terlebih dahulu bila ingin menggunakan alat tersebut. Apabila kata dokter bayi cukup sehat dan tak perlu mendapat perawatan inkubator, untuk menjaga kehangatan tubuhnya Mama dan Papa bisa mencoba menggunakan metode kanguru saja.
(NM)
- Ahmad I, Nemet D, Eliakim A, et al. Body composition and its components in preterm and term newborns: A cross-sectional, multimodal investigation. Am J Hum Biol. 2010;22(1):69–75. doi:10.1002/ajhb.20955
- Oranges T, Dini V, Romanelli M. Skin physiology of the neonate and infant: Clinical implications. Adv Wound Care (New Rochelle). 2015;4(10):587-595. doi.org/10.1089/wound.2015.0642
- American Academy of Pediatrics. NICU Journal: A Parent's Journey. AAP Books.
- Tomonori Kurimoto, Satoshi Ibara, Chie Ishihara, Yoshiki Naito, Eiji Hirakawa, Tsuyoshi Yamamoto, Incubator humidity and temperature control in infants born at 22–23 weeks' gestation, Early Human Development, Volume 166, 2022, 105550, ISSN 0378-3782, doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2022.105550.
- Antonucci R, Porcella A, Fanos V. The infant incubator in the neonatal intensive care unit: unresolved issues and future developments. J Perinat Med. 2009;37(6):587-98. doi: 10.1515/JPM.2009.109. PMID: 19591569.
- Lin CW, Ko HY, Huang CC, Yeh CY, Chiu YC, Chen HL. Body Weight Gain Status during the Incubator Weaning Process in Very Low Birth Weight Premature Infants. Children (Basel). 2022 Jun 30;9(7):985. doi: 10.3390/children9070985. PMID: 35883969; PMCID: PMC9323975.