Sebagian bayi mengeluarkan cairan berwarna putih kental dari mulutnya setelah ia minum ASI. Kondisi ini dikenal dengan istilah gumoh.
Sayangnya, tidak sedikit ibu yang masih kesulitan membedakan gumoh dan muntah pada bayi. Apakah Anda termasuk salah satu yang juga demikian?
Tidak perlu cemas. Anda bisa mengetahui perbedaan gumoh dan muntah pada bayi lewat fakta di bawah ini!
Penyebab Gumoh pada Bayi
Saat menyusui, ASI yang si kecil isap akan masuk melalui bagian belakang tenggorokannya dan turun ke kerongkongan. Kemudian, cincin otot yang menghubungkan kerongkongan dan perut mulai terbuka.
Setelah itu, ASI akan mengalir melewati kerongkongan dan menuju ke perut. Di saat yang sama, cincin yang disebut sfingter esofagus bagian bawah akan menutup kembali.
Artikel Lainnya: Penyebab Bayi Muntah Saat Tumbuh Gigi dan Penanganannya
Namun, dalam beberapa kasus, cincin tersebut tidak menutup sehingga ASI bisa naik kembali. Hal inilah yang menyebabkan bayi gumoh.
Selain itu, ada pula hal lain yang bisa membuat bayi gumoh:
- Serdawa.
- Makan terlalu banyak.
- Menelan terlalu banyak udara.
Gumoh pada bayi disebut juga sebagai refluks. Kondisi ini biasanya terjadi di awal-awal kelahiran, dan akan berhenti pada usia 4 atau 5 bulan.
Sangat wajar bila bayi gumoh, karena perut mereka yang masih berukuran sangat kecil, sekepalan tangan atau bola golf.
Tidak ada alasan untuk khawatir tentang penyebab gumoh pada bayi. Selama si kecil sehat dan bertambah berat badan, gumoh hanyalah bagian dari proses tumbuh kembangnya.
Artikel lainnya: Penyebab Bayi Gumoh Lewat Hidung dan Cara Mengatasinya
Perbedaan Gumoh dan Muntah
Dijelaskan oleh dr. Reza Pahlevi, Sp. A, muntah pada bayi berbeda dengan gumoh. Muntah biasanya ditandai dengan banyaknya jumlah cairan yang dikeluarkan kembali melalui mulut.
Selain itu, bayi juga biasanya menunjukkan tanda-tanda kesusahan saat muntah. Tanda-tanda tersebut dikaitkan dengan tangisan atau gerak tubuh yang menggambarkan kesakitan.
Muntah pada bayi juga bisa disertai dengan demam atau penurunan nafsu makan.
“Gumoh itu keluar sendiri, cairannya mengalir. Jadi, tidak ada usaha dan kontraksi otot perut,” kata dr. Reza, menjelaskan perbedaan gumoh dan muntah pada bayi.
“Sedangkan, muntah, ada usaha dari bayi sehingga ia mungkin akan mengeluarkan suara 'uek'. Saat muntah, otot perut si kecil juga ikut berkontraksi,” sambungnya.
Artikel Lainnya: Jangan Panik, Ini Cara Tepat Menangani Anak yang Muntah
Gumoh bisa dicegah dengan beberapa cara, seperti memberikan ASI guna mencegah bayi menelan udara berlebih. Anda juga bisa membuat bayi sendawa setelah menyusui agar ia tidak gumoh.
Guna menurunkan risiko gumoh, Anda juga bisa memposisikan tubuh kecil sedikit lebih tegak saat menyusui.
Segala hal yang bisa dilakukan untuk mencegah gumoh pada bayi tidak berlaku untuk insiden muntah. Dengan kata lain, muntah pada bayi umumnya terjadi secara tiba-tiba dan tak bisa dicegah.
Pada umumnya, muntah berhubungan dengan alasan medis tertentu. Bahkan, apabila bayi terlalu sering muntah, kondisi tersebut dapat menjadi tanda bahwa dirinya sedang mengalami infeksi virus atau bakteri.
“Muntah sesekali pada bayi tak perlu dikhawatirkan. Namun, jika muntah terlalu sering, lebih baik konsultasikan lebih lanjut kepada dokter,” tutur dr. Reza.
“Muntah yang terlalu sering pada bayi dapat mengindikasikan penyakit refluks, obstruksi usus, infeksi, atau alergi protein,” tegasnya.
Anda juga mesti segera menghubungi dokter spesialis anak apabila si kecil mengalami muntah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Volume muntah sangat banyak
- Menyebabkan episode tersedak atau kesulitan bernapas, yang membuat si kecil mengalami batuk atau mengi
- Menyebabkan masalah lain, seperti rasa tidak nyaman, rewel, pertambahan atau penurunan berat badan yang tak jelas asal-usulnya
- Disertai demam, diare, keluarnya darah, atau perut kembung terus-menerus
- Cairan muntah berwarna hijau atau kuning.
Kini, Anda sudah tahu apa saja beda gumoh dan muntah pada bayi, bukan?
Apabila memiliki pertanyaan terkait hal tersebut, Anda bisa mengonsultasikannya langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)