Kesehatan Bayi

Pentingnya Vaksin Polio bagi Kesehatan Anak

Siti Putri Nurmayani, 21 Nov 2022

Ditinjau Oleh dr. Devia Irine Putri

Imunisasi polio penting untuk diberikan sejak kecil. Ketahui manfaat, jenis imunisasi, jadwal, dan efek sampingnya berikut ini.

Pentingnya Vaksin Polio bagi Kesehatan Anak

Gejala awal polio yang dialami anak tersebut adalah demam disertai melemahnya anggota gerak tubuh. Setelah pemeriksaan, pasien diketahui terinfeksi virus polio karena tidak pernah mendapatkan imunisasi apa pun sebelumnya.

Pemberian imunisasi yang tidak lengkap pada anak dapat menyebabkan gangguan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu membawa anak untuk imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Untuk mencegah virus polio menyerang tubuh si kecil, ketahui jenis, jadwal, manfaat, dan efek samping vaksin polio berikut ini.

Manfaat Imunisasi Polio

Manfaat Imunisasi Polio

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), polio adalah penyakit yang dapat menyerang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelumpuhan.

Tidak ada obat untuk penyakit yang disebabkan virus polio. Namun, pencegahan polio bisa dilakukan dengan vaksin polio.

Berikut sejumlah manfaat imunisasi polio untuk anak:

  • Berkembangnya kekebalan tubuh dengan membangun antibodi
  • Mengurangi paparan dan penularan virus polio
  • Mencegah penyakit polio pada anak
  • Menurunkan risiko komplikasi atau keparahan penyakit akibat virus polio

Artikel Lainnya: Yuk, Ketahui Jarak dan Jadwal Imunisasi Anak

Jenis Imunisasi Polio

Jenis Imunisasi Polio

Terdapat dua jenis vaksin polio yang bisa melindungi tubuh anak dari penyakit polio, yakni:

1. Vaksin Virus Polio Oral (OPV)

Jenis imunisasi polio oral berisikan virus yang masih aktif tetapi sudah dilemahkan. Vaksin polio oral diberikan sebanyak dua tetes lewat mulut anak.

Nantinya, virus polio yang lemah tersebut bisa berkembang biak serta merangsang usus dan darah untuk membentuk zat kekebalan terhadap virus polio liar, sehingga tidak bisa berkembang biak.

Jenis OPV dapat mencegah penyakit polio pada anak dan penularannya ke anak-anak lain.

2. Vaksin Virus Polio Tidak Aktif (IPV)

Sesuai namanya, inactive polio vaccine (IPV) adalah vaksin yang berisikan virus polio yang sudah mati, sehingga tidak bisa berkembang biak. Cara pemberian imunisasi polio jenis IPV adalah melalui suntikan di kaki atau lengan, tergantung usia anak.

Pada bayi dan balita, biasanya IPV vaksin akan disuntikkan pada area paha. Sementara, pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, vaksin polio ini disuntikkan pada lengan atas.

Jenis IPV vaksin dapat menimbulkan kekebalan di dalam darah, bukan usus. Ketika virus polio liar masuk ke usus bayi atau anak, virus masih bisa berkembang biak di usus. Jangan khawatir, anak tidak akan sakit karena ada kekebalan di dalam darah.

Namun, virus polio liar yang berkembang biak di usus dapat menyebar melalui tinja ke anak-anak lain. Hal ini bisa mengakibatkan kelumpuhan pada anak-anak di sekitar.

Menurut dr. Devia Irine Putri, vaksin polio OPV dan IPV sama-sama bagus untuk anak dan tidak ada yang lebih superior. Oleh karenanya, jangan sampai Mama dan Papa terlewat untuk memberikan vaksin polio kepada si kecil, ya.

Artikel Lainnya: Kenali Ciri-ciri Anak Terkena Polio

Jadwal Vaksin Polio

Sesuai jadwal imunisasi anak dari IDAI, imunisasi polio diberikan sebanyak lima kali pada usia-usia berikut:

  • 0-1 bulan
  • 2 bulan
  • 3 bulan
  • 4 bulan
  • 18 bulan (booster)

Ketika bayi lahir, biasanya vaksin OPV akan diberikan. Selanjutnya, anak bisa mendapatkan OPV atau IPV yang dibarengi imunisasi DTwP atau DTaP.

Menurut IDAI, vaksin IPV minimal diberikan dua kali sebelum berumur 1 tahun, yang dibarengi dengan DTwP atau DTaP.

Apabila anak sedang batuk pilek tanpa demam, IDAI tetap merekomendasikan untuk diberikan imunisasi polio. Namun, jika anak demam berat atau sakit parah lainnya maupun pernah mengalami reaksi alergi parah, pemberian vaksin polio dapat ditunda.

Mama dan Papa perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak untuk mendapatkan jenis dan jadwal vaksin polio yang tepat.

Artikel Lainnya: Waspada, Polio Bisa Berdampak pada Kesehatan Gigi dan Mulut

Efek Samping Imunisasi Polio

Efek Samping Imunisasi Polio

Setelah pemberian vaksin polio, munculnya efek samping mungkin bisa terjadi. Namun, biasanya efek samping imunisasi polio bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya.

Beberapa efek samping vaksin polio yang bisa dialami anak di antaranya:

  • Nyeri dan bengkak di lokasi suntikan
  • Kemerahan di bekas suntikan
  • Demam ringan setelah vaksin
  • Nyeri bahu
  • Pusing
  • Rewel dan lelah
  • Muntah

Untuk mengatasi efek samping imunisasi polio yang ringan, dr. Devia menyarankan kompres hangat pada bagian bekas suntikan yang merah atau bengkak. Beri parasetamol untuk meredakan demam atau rasa tidak nyaman.

Efek samping vaksin polio yang jarang berupa alergi, telinga berdenging, dan pingsan. Segera periksakan anak ke dokter bila mengalaminya.

Artikel Lainnya: Menilik Faktor Risiko Polio pada Anak

Pemberian imunisasi polio penting dan tidak boleh terlewat untuk diberikan kepada anak. Jaga kesehatan si kecil dengan melengkapi kebutuhan imunisasinya!

Kalau ingin konsultasi ke dokter anak seputar vaksin polio, gunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter agar lebih praktis.

(FR/NM)

vaksin
vaksinasi polio
Vaksinasi Polio Atlet SEA Games
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses 2022. Apa yang Perlu Diketahui Orangtua tentang Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016.
  • World Health Organization (WHO). Diakses 2022. Poliomyelitis: Vaccine derived polio.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses 2022. Polio – What Everyone Should Know.
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses 2022. Tanya Jawab Polio.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses 2022. Polio Vaccine Composition, Dosage, Administration, and Administration Errors.
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses 2022. Jadwal Imunisasi IDAI 2020.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses 2022. VIS Polio.