Bayi yang mengalami kesulitan bernapas terkadang menjadi rewel. Tak jarang, orang tua pun kebingungan, terutama ketika ingin memberikan obat untuk mengatasi masalah pernapasan tersebut.
Namun, penggunaan nebulizer untuk bayi bisa menjadi solusi praktis untuk dilakukan. Alat yang satu ini sering digunakan untuk mengatasi penyakit pernapasan pada anak-anak.
Amankah Penggunaan Nebulizer pada Bayi?
Nebulizer merupakan alat yang dapat mengubah cairan menjadi uap halus sehingga mudah untuk dihirup.
Menurut American Association for Respiratory Care, fungsi nebulizer pada bayi yaitu mengatasi penyakit pernapasan kronis, seperti asma, pneumonia atau radang paru-paru, dan respiratory syncytial virus (RSV).
Saat bayi menghirup kabut dari nebulizer, obat yang dikonsumsi akan masuk ke dalam paru-paru dan pernapasan pun lebih lancar.
Menurut penjelasan dr. Dyah Novita Anggraini, nebulizer menjadi pilihan yang aman untuk digunakan sesuai kondisi dan atas pengawasan dokter.
Selain digunakan oleh penderita asma dan pneumonia, alat nebulizer untuk bayi juga bisa diaplikasikan pada pengidap croup alias pembengkakan saluran napas yang membuat anak mengalami pilek, demam, dan batuk menggonggong.
Nebulizer juga bisa diberikan pada penderita cystic fibrosis, penyakit genetik yang menyebabkan penumpukan lendir kental di saluran udara hingga tersumbat dan sulit bernapas.
Mama dan Papa bisa memasangkan nebulizer ketika bayi kesulitan bernapas, dalam kondisi cenderung mengantuk, dan bisa menoleransi perawatan dengan cukup baik.
Artikel Lainnya: Deretan Fakta Tentang Terapi Nebulizer untuk Batuk
Cara Menggunakan Nebulizer pada Bayi
Biasanya, terapi nebulizer untuk bayi membutuhkan waktu 10-15 menit untuk memasukkan obat ke dalam paru-paru, tetapi terkadang butuh waktu lebih lama.
Berikut cara memakai nebulizer pada bayi:
1. Pilih Model Nebulizer yang Sesuai
Terdapat tiga opsi alat nebulizer yang beredar di pasaran. Nebulizer jet atau kompresor biasanya mengeluarkan suara keras untuk menciptakan kabut. Namun, ukuran partikelnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemudian, ada nebulizer ultrasonik, yang akan menghasilkan getaran ultrasonik untuk mengubah air menjadi kabut. Suara yang dikeluarkan pun lebih tenang. Akan tetapi, tidak semua obat bisa diberikan dengan alat ini.
Jenis yang terakhir adalah nebulizer mesh, yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggetarkan obat cair melalui beberapa lubang di mesh untuk menghasilkan uap.
Jenis nebulizer mesh merupakan alat yang paling baik untuk digunakan karena partikel uap yang dihasilkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan suara yang mengganggu.
Namun, dosis nebulizer untuk bayi perlu disesuaikan demi mencegah efek samping.
2. Siapkan Obat
Mama dan Papa perlu menyiapkan dosis obat yang tepat sesuai dengan instruksi dari dokter. Beberapa obat tersedia dalam bentuk cair. Namun, ada juga yang berbentuk bubuk dan harus dicampur air steril atau larutan garam.
Ada baiknya membaca petunjuk dengan seksama sebelum menggunakan obat tersebut.
3. Hubungkan Nebulizer dengan Cangkir
“Pastikan alat nebulizer tetap steril dan cuci tangan sebelum memulai perawatan,” saran dr. Dyah.
Indikasi nebulizer pada bayi berikutnya adalah menghubungkan wadah obat ke mesin dengan menggunakan selang. Kemudian, hubungkan masker atau corong ke bagian atas wadah.
4. Tempelkan Masker ke Wajah Si Kecil
Selanjutnya, tempelkan masker ke wajah si kecil. Kebanyakan masker dilengkapi dengan tali untuk dililitkan ke kepala bayi. Namun, beberapa anak merasa terganggu dengan hal tersebut.
Mama dan Papa bisa membantu memegang masker secara perlahan hingga menutupi bagian hidung dan mulut si kecil.
“Dudukkan anak tegak di pangkuan orang tua agar ia bisa menarik napas lebih dalam, sehingga obat dapat terhirup ke seluruh bagian paru-parunya,” ujar dr. Dyah.
5. Nyalakan Mesin
Selalu jaga wadah obat dalam posisi tegak. Umumnya, perawatan ini bisa berlangsung selama 15 menit. Jika sudah tidak ada kabut yang keluar, tandanya pengobatan nebulizer sudah selesai.
6. Bilas Mulut si Kecil dengan Air atau Garam
Jika si kecil telah selesai menggunakan nebulizer, sebaiknya Mama dan Papa mencuci wajah anak dengan air atau garam.
7. Bersihkan Nebulizer
Pisahkan semua bagian sebelum dibersihkan. Gunakan mangkuk bersih khusus untuk membersihkannya.
Cuci wadah dan masker dengan sabun cuci piring dan bilas menggunakan air hangat. Sebelum menyimpannya, pastikan seluruh bagian nebulizer telah kering.
Artikel Lainnya: Butuh Nebulizer? Ketahui Jenis dan Tips untuk Memilihnya
Meski penggunaan nebulizer untuk bayi bisa dilakukan sendiri di rumah, tetapi Mama dan Papa perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Apalagi jika pernapasan anak menjadi buruk setelah melakukan perawatan.
#JagaSehatmu dan si kecil dengan mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan anak secara lengkap. Gunakan layanan Tanya Dokter untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak agar lebih praktis.
(DA/JKT)
- American Association for Respiratory Care. Diakses 2022. About Aerosol Therapy.
- Kids Health. Diakses 2022. What’s the Difference Between a Nebulizer and an Inhaler?
- Georgia State University Department of Respiratory Therapy. Diakses 2022. Jet, Ultrasonic, and Mesh Nebulizers: An Evaluation of Nebulizers for Better Clinical Outcomes.