Kesehatan Bayi

Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?

KlikDokter, 06 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Terkadang muncul bintik merah pada kulit bayi. Apakah bintik merah pada bayi berbahaya? Adakah cara tepat untuk mengatasinya? Simak faktanya!

Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?

Kulit bayi yang mulus dan sehat adalah dambaan setiap Bunda. Sayangnya, tidak setiap bayi bisa memiliki kondisi kulit demikian.

Faktanya, kulit bayi masih belum memiliki pertahanan seperti orang dewasa. Oleh karena itu, kulitnya sangat rentan terserang berbagai penyakit sehingga muncul bintik-bintik kemerahan.

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab munculnya bintik merah pada bayi, antara lain:

 

1. Jerawat

Jerawat pada bayi biasanya muncul sekitar dua hingga empat minggu setelah lahir. Benjolan kecil berwarna merah atau putih biasanya muncul di leher, hidung, dan dahi.

Penyebab jerawat bayi tidak diketahui, dan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga hingga empat bulan tanpa meninggalkan bekas.

Guna mengatasi kondisi ini, Bunda dapat merawat wajah Si Kecil yang berjerawat menggunakan sabun bayi.

Hindari menggosok dengan keras pada daerah yang berjerawat. Hindari juga penggunaan losion atau produk minyak lainnya. Hal ini dikhawatirkan malah memicu iritasi.

Artikel Lainnya: Ruam Merah pada Bayi, Apakah Tanda Alergi?

2. Eksem

Eksem adalah kondisi kulit yang menyebabkan ruam kering, merah, gatal, dan terkadang nyeri. Kondisi ini sering muncul pada anak di enam bulan pertama kehidupan.

Bagi bayi yang berusia enam bulan, eksem dapat muncul di area pipi atau dahi. Seiring bertambahnya usia, ruam akan pindah ke siku, lutut, dan lipatan kulit.

Eksem biasanya muncul saat kulit terkena paparan alergen atau bahan yang mengiritasi, seperti bulu hewan peliharaan, tungau debu, deterjen, dan pembersih rumah tangga.

3. Biang keringat atau miliaria

Bayi dapat mengalami biang keringat atau heat rash. Kondisi ini bisa terjadi akibat berpakaian terlalu tebal atau ketat saat cuaca sangat panas.

Ruam kemerahan biasanya ditemukan di daerah tubuh yang tertutup pakaian. Kondisi ini sering menyebabkan gatal dan membuat tidak nyaman.

Salah satu cara untuk menurunkan risiko sekaligus mengatasi biang keringat pada bayi adalah dengan menggunakan pakaian yang tipis dan longgar.

Pastikan pula Bunda mandikan bayi dengan air sejuk, agar keluhan dapat berkurang.

Artikel Lainnya: Hemangioma, Benjolan Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?

4. Ruam Popok

Ruam popok pada bayi dapat menyebabkan bintik-bintik merah yang nyeri pada daerah kemaluan.

Kondisi ini terjadi akibat iritasi lantaran kontak kulit dengan urine dan tinja yang yang ada di popok.

Bila bayi Anda mengalami ruam popok, usahakan untuk membuatnya kulit di sekitar kemaluannya tetap kering. Ganti juga popok Si Kecil secara berkala, agar kelembapannya terjaga.

 

5. Alergi susu sapi

Alergi susu sapi juga dapat menjadi penyebab timbulnya bintik merah pada bayi. Selain bintik merah, alergi susu sapi biasanya terjadi bersama dengan gejala lain, seperti diare, nyeri perut, mual, muntah, tinja encer, pilek, dan batuk.

Si Kecil yang mengalami alergi susu sapi lebih berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang.

Oleh karena itu, agar tidak sampai mengalami kondisi tersebut, Bunda mesti segera mengganti susu sapi yang diberikan pada Si Kecil dengan susu yang mengandung isolat protein soya seperti Morinaga Soya.

Artikel Lainnya: 4 Masalah Kulit yang Sering Dialami Bayi

Morinaga Soya terbuat dari 100 persen isolat protein kedelai berkualitas tinggi, tidak mengandung laktosa dan protein susu sapi, serta difortikasi dengan asam amino esensial seperti mentionin dan sistin sehingga memiliki protein yang setara dengan pemberian susu sapi.

Morinaga Soya mengandung nutrisi SINBIOTIK (probiotik dan prebiotik FOS) dengan 3 strain Bifidobacterium, yaitu Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, dan Bifidobacterium infantis M-63.

Bifidobacterium longum BB536 dapat bantu mengoptimalkan penyebaran nutrisi dan mencegah infeksi saluran pernapasan, seperti influenza dan ISPA.

Sementara itu, Bifidobacterium breve M-16V terbukti dapat mencegah infeksi saluran pencernaan, sembelit dan diare.

Untuk Bifidobacterium infantis M-63, strain ini telah teruji klinis dapat bantu penyerapan nutrisi serta mencegah sekaligus mengurangi gejala alergi.

Morinaga Soya mendukung proses tumbuh kembang Si Kecil dengan optimal karena mengandung kolin, asam linoleate (AL), asam alfa-linolenat (AAL), AA, DHA, dan zat besi.

Namun, apabila Si Kecil memiliki “bakal” alergi yang diturunkan dari orang tuanya sehingga berpotensi memiliki alergi susu sapi, Bunda dapat bantu penuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil dengan memberikan Morinaga P-HP (Protein Terhidrosilat Parsial).

Morinaga P-HP juga mengandung nutrisi SINBIOTIK (probiotik dan prebiotik GOS) dengan 3 strain Bifidobacterium, yaitu Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, dan Bifidobacterium infantis M-63.

Morinaga P-HP tidak mengandung protein utuh, karena sudah diproses secara enzimatik.

Morinaga P-HP juga mengandung protein whey dan kasein terhidrolisa parsial, sehingga menurunkan potensi timbulnya gejala alergi pada anak yang berisiko.

Salah satu penyebab bintik merah pada bayi adalah alergi susu sapi. Kondisi ini dapat diatasi dengan memberikan Si Kecil susu Morinaga Soya sesuai dengan kebutuhan.

Butuh saran lebih lanjut mengenai pemilihan susu untuk anak yang alergi? Binda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui Tanya Dokter atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Advertorial
Susu Sapi
Alergi