Tak semua wanita dianugerahi kemampuan untuk memberikan air susu ibu (ASI) untuk si Kecil. Maka, mau tak mau, susu formula menjadi penopang nutrisi buah hati Anda sebelum masuk masa MPASI. Meski terkesan instan, menyiapkan dan membuat susu formula tidak boleh sembarangan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan punya beberapa aturan dalam proses persiapan, penyimpanan, dan penanganan susu formula anak. Salah satu aspek di dalamnya adalah proses merebus air.
Kenapa harus direbus?
Dilansir dari Verywell Family, penggunaan air mendidih saat menyiapkan susu formula sangat penting di berbagai belahan dunia. Apalagi di negara-negara berkembang yang umumnya tidak memiliki persediaan air yang aman. Hal ini tentu dimaksudkan untuk membunuh segala kuman yang terkandung dalam air sehingga tidak menyebabkan si Kecil jatuh sakit. Bahkan, sekalipun berasal dari air kemasan, Anda tetap harus merebusnya hingga mendidih saat akan menyiapkan susu formula.
Perebusan air kemasan sebenarnya bukan sekadar untuk menghangatkan suhunya saja. Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, air minum kemasan botolan yang sudah sempat dibuka, tetapi tidak dihabiskan dalam kurun waktu 24 jam tetap bisa terkontaminasi bakteri.
“Meski sudah melewati proses sterilisasi, jika botol sudah dibuka dan tidak segera diminum dalam 1-2 jam, kemungkinan air terkontaminasi kuman tetap ada,” ujar dr. Devia.
Karena itu, perebusan air mineral dalam pembuatan susu formula tetap harus dilakukan untuk membunuh segala bakteri dan menghilangkan risiko terinfeksi penyakit. Setelah direbus sampai mendidih, diamkan air sejenak hingga suhunya tidak terlalu panas. Selanjutnya, air tersebut dapat Anda gunakan untuk melarutkan bubuk susu.
Jangan hangatkan dengan microwave
Usai memberikan susu formula kepada si Kecil, sering kali bayi tidak langsung menghabiskannya dalam sekali minum. Botol dot yang berisi sisa susu pun biasanya akan didiamkan terlebih dulu di dalam kulkas/di suhu ruang, sampai bayi lapar/haus kembali. Nah, bila bayi Anda ingin meminum susu itu lagi, sebaiknya jangan dihangatkan dalam microwave.
Sebab, menurut dr. Dewi Ema Anindia kepada KlikDokter, microwave hanya bisa memanaskan susu sebagian dan justru memunculkan gumpalan yang bisa melukai lidah bayi.
“Sebaiknya microwave digunakan hanya untuk memanaskan air dalam wadah untuk merendam botol susu agar susu kembali hangat,” kata dr. Dewi.
Dan ingat, WHO menyarankan orang tua untuk tidak memberikan lagi sisa susu bila sudah didiamkan lebih dari 2 jam.
Air yang dimurnikan, disaring, atau dikemas memang memiliki kotoran dan kontaminan yang lebih rendah daripada air ledeng (air ledeng umumnya mengandung banyak timah). Namun, jenis air ini tetap dapat mengandung bakteri sehingga tak ada cara lain untuk membunuhnya selain direbus.
Cara ini menjadi semakin penting jika Anda sedang bepergian ke wilayah tertentu yang Anda tidak ketahui jelas kualitas airnya. Merebus air adalah cara teraman untuk mencegah infeksi penyakit pada bayi Anda, terutama pada bayi yang baru lahir karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat juga merekomendasikan untuk tidak menggunakan air panas dari keran water heater untuk membuat susu formula. Air panas dari water heater biasanya melarutkan timah hitam pada pipa yang teraliri dan berujung pada tingginya kandungan timbal.
Untuk itu, selalu rebus air ketika akan menyiapkan dan membuat susu formula bagi si Kecil. Menggunakan air yang direbus sempurna akan membantu menghindarkan bayi Anda dari kuman dan bakteri yang mungkin ada di dalam air. Hal ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil.
[HNS/ RVS]