Sama seperti orang dewasa, sariawan pada bayi tentu sangat mengganggu saat makan dan menelan. Bayi akan cenderung rewel dan enggan makan. Bila tak diatasi dengan segera, sariawan bisa mengganggu perkembangan si Kecil karena berkurangnya asupan nutrisi.
Sariawan – atau Stomatitis aftosa – adalah masalah kesehatan yang mengganggu selaput lendir mulut. Lesi sariawan punya bentuk khas, berupa luka berwarna putih, bisa terbentuk di bagian dalam bibir, gusi, dinding dalam mulut, dan lidah.
Banyak yang beranggapan bahwa sariawan terbentuk karena kekurangan vitamin C. Padahal, sampai sekarang penyebab pasti sariawan tidak diketahui.
Karena Kurang Nutrisi atau Penyakit?
Sariawan pada bayi memang cukup membuat orang tua khawatir. Meski relatif tidak berbahaya, bayi biasanya akan rewel dan tidak mau makan.
Selain itu, sariawan pada bayi juga kerap membuat orang tua ketar-ketir karena dianggap sebagai tanda kurang nutrisi dan timbulnya suatu penyakit. Benarkah hal tersebut?
Menurut dr. M. Dejandra Rasnaya dari KlikDokter, sariawan pada bayi bisa disebabkan oleh keduanya. Jika terkait penyakit, itu bisa saja menunjukkan sebuah gejala flu Singapura atau campak.
"Kalau ini yang terjadi, tentu orang tua perlu waspada. Biasanya, gejala penyakit tersebut bukan hanya sariawan, tapi disertai dengan demam dan muncul ruam yang lain. Jadi, sariawan menjadi alarm bagi orang tua," dia menjelaskan.
"Kalau untuk sariawan karena nutrisi sebenarnya keadaannya yang jarang sekali. Memang masih banyak bayi-bayi yang kurang nutrisi di Indonesia, tapi jarang sekali kejadiannya," ujar dr. Dejandra.
Mengatasi Sariawan pada Bayi
Orang tua harus segera mengatasi sariawan yang terjadi pada bayi dengan cara yang tepat agar si Kecil tidak kekurangan gizi lantaran kesulitan untuk makan. Berikut cara mengatasi sariawan pada bayi:
-
Berikan Obat Pereda Nyeri
Sariawan menimbulkan nyeri yang berefek bayi menjadi rewel. Jadi, pengobatan utamanya adalah mengurangi nyeri dengan menggunakan obat pengurang nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
"Tentunya, konsumsi obat tersebut wajib disesuaikan dengan dosis untuk bayi. Akan tetapi, jika bayi Anda alergi terhadap obat, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter," kata dr. Dejandra.
-
Penuhi Nutrisi
Rasa tidak nyaman akibat nyeri sariawan sering membuat bayi tidak mau menyusu, makan, atau minum. Padahal, semuanya dibutuhkan oleh bayi guna memenuhi kebutuhan gizinya.
"Sebaiknya, orang tua harus tetap berupaya agar bayi tetap mau mengonsumsi ASI, makanan, atau minuman meski hanya sedikit-sedikit," saran dr. Dejandra.
Alihkan perhatian bayi dari rasa sakit. Gunakan mainan atau apa pun yang bisa menarik perhatiannya. Sambil bermain, Anda bisa menyuapinya makanan atau susu. Dengan nutrisi yang cukup, bayi tidak akan mudah sakit atau lebih cepat sembuh dari penyakit, dalam hal ini sariawan.
-
Berikan Makanan yang Tepat
Jika sudah mulai MPASI (makanan pendamping ASI), Anda disarankan memilih jenis makanan yang halus selama bayi mengalami sariawan. Pure, yoghurt, puding, agar-agar, es krim dan jus buah bisa dijadikan pilihan.
"Ini bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi. Makanan sehat dengan konsistensi yang lebih cair juga mudah untuk ditelan tanpa harus dikunyah. Bayi Anda pun tidak akan terlalu menderita saat makanan masuk ke dalam mulut," ungkap dr. Dejandra.
-
Jaga Kebersihan Mulut
"Jika masih sangat kecil, Anda bisa menggosok gusi dan lidah bayi menggunakan sikat khusus berbahan halus. Apabila si Kecil sudah bisa berkumur, hal ini juga disarankan untuk dilakukan secara berkala agar gigi dan mulutnya senantiasa terbebas dari sisa makanan," pungkas dr. Dejandra.
Kurang nutrisi dan gejala suatu penyakit bisa menjadi penyebab sariawan pada bayi. Karena itu, orang tua perlu waspada. Selalu jaga kecukupan asupan nutrisi untuk bayi. Dengan nutrisi yang cukup, penyakit tidak akan mudah menyerang si Kecil.
[HNS/ RVS]