Siapa sangka, bayi yang lucu dan menggemaskan ternyata bisa juga mengalami stres. Hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor yang harus diketahui para orang tua.
Stres pada bayi tidak boleh orang tua biarkan, karena bisa berpengaruh pada perkembangan otaknya.
Salah satu tanda si Kecil mengalami stres adalah bayi menangis terus-menerus.
Mari kenali berbagai tanda dan gejala stres pada bayi, serta penyebab dan cara menanganinya agar si Kecil tumbuh sehat dan ceria.
Sering Menangis Bisa Jadi Tanda Bayi Stres?
Segala hal yang bayi lihat, dengar, dan rasakan kerap menentukan dalam respons yang ditunjukkannya, termasuk ketika ia menangis.
Menangis bisa jadi salah satu indikasi bahwa ia mengalami suatu tekanan atau kondisi yang tidak mengenakkan, terutama bila bayi menangis terus-menerus.
Umumnya, stres pada bayi berkaitan dengan emosi negatif di sekitarnya atau penyakit. Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi stres:
1. Rasa Sakit
Hal ini membuat bayi frustrasi dan tidak nyaman secara fisik. Terdapat berbagai keluhan yang bisa dialami, mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit yang serius.
2. Kurang Perhatian
Bonding (ikatan) yang kurang dengan orang tua atau pengasuh bisa membuat bayi berpotensi alami stres. Ia akan menangis bila merasa diabaikan.
Artikel Lainnya: Depresi pada Balita Juga Bisa Terjadi, Kenali Gejalanya
3. Pemberian Makan Tidak Teratur
Jika bayi lapar atau haus namun tidak kunjung diberikan, ia akan menangis. Tangisan itu biasanya jadi tanda kalau bayi sudah ngambek dan nantinya bisa stres.
4. Lingkungan Baru
Bila bayi ada di lingkungan baru tanpa kehadiran orang terdekatnya, ia bisa stres. Selain itu, pertengkaran dalam keluarga di sekitar bayi juga dapat memicu rasa tidak nyaman. Ini bisa terlihat dari tangisannya saat kejadian.
5. Orang Tua Sedang Stres
Bila Mama atau Papa sedang stres, bayi dapat merasakan emosi yang muncul tersebut. Dampaknya, bayi pun mungkin bisa ikut stres.
Menurut studi Stress Impairs Cognitive Flexibility in Infants, selain faktor genetik, nutrisi, dan penyakit tertentu, interaksi atau pengalaman bayi bersama orang-orang di sekitarnya dapat memengaruhi perkembangan otaknya.
Bila tidak ada faktor psikologis namun bayi tetap menangis dan rewel terus-menerus, lebih baik periksakan ke dokter anak untuk diketahui penyebab pastinya.
Tanda Bayi Menangis Akibat Stres
Lalu, bagaimana mengetahui bila bayi menangis akibat stres? Berikut adalah beberapa gejala stres pada bayi:
1. Menangis Lebih Sering
Frekuensi menangis yang meningkat adalah salah satu tanda utama yang paling umum bila bayi sedang stres.
Reaksi ini bisa menjadi sinyal kalau bayi sedang tidak enak badan, tidak nyaman, atau membutuhkan sesuatu. Karena itu, orang tua perlu segera mencari tahu penyebabnya.
Artikel Lainnya: Kolik pada Bayi, Bahayakah?
2. Perubahan Pola Tidur
Stres yang dialami bayi bisa mengubah pola tidurnya. Bayi mungkin bisa tetap terbangun lebih lama dari biasanya dan menangis.
Agar kondisinya lebih baik, pastikan pencahayaan kamar tidak terlalu terang dan suhu ruangan tetap sejuk.
3. Tidak Ada Kontak Mata
Jika biasanya bayi sering melakukan kontak mata lalu tiba-tiba menghindar, mungkin ia sedang mengalami stres.
Dalam beberapa kasus, kurangnya kontak mata dapat menandakan gangguan spektrum autisme atau kerusakan penglihatan.
4. Kebiasaan Makan Berubah
Stres bisa mengubah perilaku bayi ketika makan. Ada yang jadi suka makan terlalu banyak, namun ada yang justru tidak nafsu makan.
Stres pun dapat menyebabkan masalah perut dan umumnya muncul juga gejala gangguan pencernaan.
Ketika bayi tidak mau makan, orang tua perlu mencari tahu apa ada penyakit tertentu atau konstipasi. Lalu, saat bayi mulai memasuki tahap makan makanan padat setelah ASI, ia bisa saja menolak asupan baru tersebut karena masih ingin menyusu.
Artikel Lainnya: Bayi Jarang Menangis, Apakah Wajar?
5. Kurang Ekspresi Wajah
Ketika stres, bayi bisa terlihat kurang ekspresif. Orang tua dapat merasakan kurangnya emosi yang ditunjukkan pada wajah bayi.
Bayi yang menangis memang akan membuat orang tua khawatir. Namun, penting untuk tetap tenang, tidak panik, ataupun marah ketika si Kecil menangis.
Cobalah tenangkan bayi dengan menggendongnya sambil berjalan-jalan kecil, usap punggungnya, mainkan musik yang bernada lembut dan menenangkan, kemudian cari tahu apa penyebabnya.
Bila popok terasa berat dan basah, segera ganti. Tak lupa berikan kasih sayang kepada bayi, ajak bicara, tersenyum, bernyanyi, dan bercanda. Hal tersebut akan membuat si Kecil merasa aman dan nyaman di sekitar orang tuanya.
Mari #JagaSehatmu dan keluarga dengan menghindari paparan stres di rumah sehingga si Kecil tumbuh optimal. Bila ingin konsultasi lebih lanjut seputar kesehatan anak, jangan ragu chat dokter spesialis anak lewat fitur online Tanya Dokter.
[RS]