Nama Shandy Aulia kembali dibicarakan para ibu di Indonesia. Pasalnya, wanita yang pernah memerankan film Eiffel I’m in Love itu memberikan madu untuk MPASI bayinya yang masih berusia 4 bulan.
Ada dua hal yang disorot di sini. Pertama, bayinya belum genap berusia 6 bulan sehingga belum seharusnya diberikan MPASI.
Kedua, medis tidak menyarankan untuk memberikan madu kepada bayi yang masih berusia di bawah 1 tahun. Lantas, apa kata medis mengenai fenomena ini?
Shandy Aulia Berikan Bayi Usia 4 Bulan Madu untuk MPASI
Semua kehebohan terkait menu MPASI ini berawal dari akun Instagram pribadi Shandy Aulia. Ia terlihat sedang menyuapi bayinya yang baru berusia 4 bulan dengan alpukat yang sudah dilembutkan.
Namun, karena ada sensasi pahit pada alpukat, Shandy Aulia memberikan sedikit campuran madu ke dalam MPASI yang disiapkannya.
Menurut pengakuannya, pemberian madu untuk MPASI sudah ia konsultasikan dulu kepada dokter gizi.
"Saya memberikan madu sudah berkonsultasi pada dokter gizi terlebih dahulu selama madu murni yang digunakan sudah melewati proses penyaringan berulang kali dan digunakan hanya sedikit sekali boleh-boleh saja," tulisnya di Instagram.
Artikel Lainnya: Pilihan Superfood untuk si Kecil 6 Bulan ke Atas
Mengapa Pemberian Madu pada Bayi Shandy Aulia Menuai Kontroversi?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebenarnya tidak memperkenankan masyarakat untuk memberikan madu kepada anak yang usianya belum genap 1 tahun.
Larangan tersebut bukan tanpa sebab. Memberikan madu untuk MPASI 4 bulan bisa meningkatkan risiko penyakit botulisme pada bayi.
Hal itu juga disetujui oleh dr. Devia Irine Putri. Menurutnya, madu memang seharusnya tidak diberikan kepada bayi yang usianya belum genap 1 tahun.
“Si bayi berisiko terkena infant botulism atau infeksi akibat Clostridium botulinum yang ada di madu,” tutur dr. Devia.
Apa itu penyakit botulisme? Ini adalah penyakit yang menyerang saraf, umumnya pada otak dan tulang belakang. Penderitanya bisa mengalami kejang atau lumpuh otot.
Pada bayi, botulisme bisa membuatnya ogah menyusu, kejang, rewel, sulit bernapas, dan susah buang air besar.
Pada anak-anak di atas 1 tahun dan orang dewasa, penyakit tersebut jarang terjadi karena tubuh sudah mengembangkan sistem kekebalan yang lebih baik.
Sayangnya, jika madu diberikan kepada bayi di bawah umur, dikhawatirkan bakteri akan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya.
Tak cuma berasal dari madu, bakteri tersebut juga bisa menginfeksi jika Anda mengonsumsi makanan dari kemasan yang sudah rusak, terutama kemasan kaleng.
Meski masa kedaluwarsa masih lama, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi makanan kaleng yang kemasannya sudah menggembung atau penyok hingga menyebabkan kebocoran.
Artikel Lainnya: Mitos dan Fakta Seputar MPASI
Benarkah Ada Madu Khusus untuk Diberikan pada Bayi di Bawah 1 Tahun?
Tidak ada madu untuk bayi. Dunia medis umumnya sepakat bahwa memberikan madu untuk MPASI bisa meningkatkan risiko efek samping merugikan.
Makanan bayi yang mengandung madu biasanya juga dikhususkan untuk bayi di atas 1 tahun.
“Sekalipun madu tersebut sudah terpasteurisasi, tetap tidak dianjurkan,” tegas dr. Devia.
Jadi, mau madu tersebut sudah disterilkan, akan lebih baik tunda dulu sampai usia si Kecil mencukupi.
Memang, kita tidak bisa menyamaratakan kondisi tubuh bayi. Namun, yang perlu diingat di sini adalah anjuran yang tentunya datang dari hasil penelitian secara mendalam alias bukan asal-asalan.
Pencernaan bayi masih belum dapat bekerja dengan optimal. Jadi, akan lebih baik bila orang tua tidak memaksakan kehendak untuk memberikan makanan yang mengandung madu sebagai MPASI.
Artikel Lainnya: Ibu, Ini 10 Makanan Paling Sehat untuk MPASI
Pemberian Madu Harus Konsultasi ke Dokter
Pada dasarnya, bayi yang masih berusia di bawah 1 tahun tidak dianjurkan untuk mengonsumsi madu.
Maka, tidak ada pula anjuran yang bisa diberikan kepada orang tua apabila sangat ingin memberikan madu pada bayi.
Jika memang anak Anda mengalami suatu kondisi medis yang membutuhkan bantuan asupan madu, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter spesialis anak.
Anjuran ini juga berlaku jika Anda hendak memberikan tetes tebu, sirup jagung, atau pemanis jenis lainnya kepada bayi.
Manfaat madu hanya bisa dirasakan ketika bayi sudah berusia 1 tahun. Saat usianya sudah mencukupi, lalu ia mengalami batuk ataupun luka, madu dapat mempercepat proses penyembuhan.
Selain itu, contoh menu makanan MPASI 4 bulan juga tidak bisa diberikan di sini. Sebab, di usia tersebut bayi belum memiliki kemampuan untuk menelan makanan padat secara aman.
Jika dipaksakan, anak berisiko mengalami alergi makanan, asma, infeksi pernapasan, dan obesitas.
Bersikaplah lebih bijak dalam memberikan makanan untuk MPASI bayi. Jika butuh bantuan terkait MPASI atau asupan terbaik untuk bayi, Anda bisa berkonsultasi secara langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)