Setiap ibu pastinya ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati. Salah satu kekhawatiran yang sering dialami adalah bahwa ASI tidak cukup untuk kebutuhan bayi. Ibu mungkin merasa cemas jika bayi terus-menerus merengek, padahal sudah disusui berkali-kali. Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah si Kecil sudah cukup ASI atau tidak?
Memiliki bayi dan memenuhi kebutuhannya merupakan suatu tantangan besar, terutama bagi orang tua baru. Banyak kekhawatiran yang muncul dalam merawat bayi, khususnya bayi yang baru lahir. Salah satu pikiran yang sering meresahkan berhubungan dengan produksi ASI. Tentunya setiap orang tua berharap produksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Kerap kali orang tua khawatir saat bayi menangis karena menganggap bahwa menangis merupakan tanda bayi lapar. Apalagi ketika bayi menangis, saran yang diberikan orang terdekat juga adalah menyusui bayi. Perlu diingat bahwa menangis tak selalu menandakan bayi lapar. Ada banyak alasan yang menyebabkan bayi menangis, misalnya tidak nyaman, sakit, ingin digendong, dan lain-lain.
Orang tua juga sering mengeluhkan bayinya tampak lapar terus, sehingga khawatir apakah produksi ASI tidak cukup untuk bayi. Mengingat bayi belum bisa berkomunikasi, berguna bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda bayi tidak mendapat cukup ASI agar terhindar dari kekhawatiran berlebihan. Penting diketahui, kekhawatiran, terutama pada ibu menyusui, dapat menjadi faktor yang menyebabkan produksi ASI menurun.
Kenali tanda-tanda bayi Anda kurang mendapat cukup ASI
Karena itu, agar pemberian ASI jadi lebih optimal, kenali tanda-tanda bayi Anda kurang mendapat cukup ASI berikut ini:
-
Pertambahan berat badan kurang baik
Penurunan berat badan bayi dalam 2 minggu setelah lahir merupakan hal wajar, selama tidak melebihi 12% berat lahirnya. Setelah itu, sebaiknya bayi ditimbang beratnya setiap bulan dan dipantau menggunakan kurva tumbuh kembang WHO (bagi bayi baru lahir hingga usia 2 tahun).
Jika penurunan berat badan bayi lebih dari 12% dalam 2 minggu pertama kehidupannya, atau pertambahan berat badan tidak sesuai dengan kurva tumbuh kembang, itu dapat menjadi pertanda bayi tidak mendapat cukup ASI.
-
Frekuensi BAB dan BAK kurang
Frekuensi BAK bayi normalnya sekitar satu popok pada hari pertama, dua popok pada hari kedua, tiga popok pada hari ketiga, empat popok pada hari keempat, dan lima popok pada hari kelima. Setelah itu, BAK umumnya enam popok atau lebih dalam sehari.
Pada beberapa hari pertama, warna BAK bayi umumnya lebih gelap (oranye-merah). Namun setelah itu, BAK tidak berbau dan berwarna pucat atau bening. BAK yang frekuensinya kurang atau berbau menyengat dan berwarna gelap dapat menandakan bayi kurang mendapat ASI.
Warna BAB pada beberapa hari pertama, berwarna kehitaman dan lengket (akibat meconium). Setelah itu akan berubah menjadi cokelat kehijauan lalu kuning mustard. Setelah minggu pertama, bayi dapat BAB 5-10 kali per hari. Frekuensi BAB dapat berkurang seiring pertambahan umur bayi. Setelah usia 6 minggu, mungkin bagi bayi untuk tidak BAB setiap hari.
-
Frekuensi menyusui kurang
Umumnya, bayi menyusui setiap 1-3 jam sekali selama setidaknya 15-20 menit untuk setiap payudara. Frekuensi menyusui yang lebih jarang dari ini bisa menandakan bayi tidak mendapat cukup ASI. Setelah cukup menyusui, bayi tampak puas dan tenang.
-
Bayi kurang aktif
Bayi aktif dengan perkembangan yang sesuai usianya bisa menjadi pertanda cukup ASI. Waspada jika bayi kurang aktif atau perkembangannya tidak sesuai.
Faktanya, hanya sekitar 5% ibu menyusui yang tidak mampu memproduksi cukup ASI untuk kebutuhan bayi, walaupun sudah menerapkan teknik menyusui yang baik. Untuk itu, jangan berkecil hati dahulu jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda di atas. Bisa jadi dengan perbaikan teknik menyusui, kebutuhan ASI bayi akan terpenuhi. Jika membutuhkan bantuan, konsultasikan masalah ini dengan dokter anak Anda atau konsultan laktasi.
[RS/ RVS]