Seorang bayi dikatakan prematur jika persalinan dilakukan sebelum usia kehamilan menginjak usia 37 minggu atau tiga minggu sebelum waktunya. Pada kondisi tersebut, bayi mungkin saja terkena penyakit mata karena sistem kekebalan tubuhnya tidak sebaik bayi yang lahir normal.
Kelahiran bayi prematur
Dokter atau bidan yang menangani tentu telah mempertimbangkan berbagai hal saat memutuskan persalinan sebelum waktunya. Tujuannya sudah pasti demi keselamatan ibu dan janin.
Beberapa hal yang menjadi alasan kelahiran premature antara lain ketuban yang pecah sebelum waktunya dan infeksi rahim pada masa kehamilan. Selain itu ada juga kondisi lainnya yang dapat mengancam nyawa ibu maupun janin.
Ketika bayi lahir prematur, perkembangan organ tubuhnya mungkin belum mencapai tahap optimal. Organ mata termasuk salah satunya. Itulah sebabnya, risiko penyakit mata tertentu bisa saja terjadi.
Risiko gangguan penglihatan pada bayi prematur
Bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.250 gram dan lahir dengan usia kehamilan kurang dari 31 minggu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit mata yang mengancam fungsi penglihatan.
Berdasarkan data yang diperoleh di Amerika Serikat, dari 28.000 bayi yang lahir dengan kondisi prematur, 16.000 di antaranya mengalami penyakit mata jenis retinopathy of prematurity (ROP).
Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan si Kecil yang lahir prematur ke dokter spesialis mata. Dengan demikian dokter dapat melakukan deteksi dini gangguan penglihatan untuk memperoleh terapi yang tepat.
Pertumbuhan dan perkembangan organ mata pada janin
Pada masa kehamilan, melengkapi kebutuhan nutrisi ibu merupakan faktor yang penting. Hal ini berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan organ janin di masa kehamilan.
Organ mata pada janin mulai terbentuk pada usia kehamilan 16 minggu. Perkembangan berlangsung dengan cepat pada 12 minggu akhir usia kehamilan.
Sehingga, ketika bayi dilahirkan prematur, sangat besar kemungkinan perkembangan mata bayi belum optimal. Terlebih lagi jika ibu memiliki beberapa faktor risiko seperti:
- anemia
- gangguan pernapasan
- riwayat transfusi darah
- sering sakit pada masa kehamilan
Untuk dapat lebih waspada, ada baiknya Anda mencari tahu jenis penyakit mata yang rentan menyerang si Kecil, beserta gejalanya.
Mengenal lebih lanjut tentang retinopathy of prematurity
Retinopahty of prematurity (ROP) merupakan penyakit mata yang terjadi pada bayi prematur. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada saraf mata atau retina.
Padahal, retina memiliki peranan penting pada fungsi penglihatan. Fungsinya antara lain menerima cahaya yang masuk dari mata dan mengirimkan rangsangan ke otak, sehingga seseorang dapat melihat.
Pada kondisi tertentu, ROP dapat hilang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun jika menetap, harus dilakukan terapi yang tepat untuk mencegah gangguan penglihatan pada bayi. Jadi, penting dilakukan pemeriksaan rutin oleh dokter spesialis mata pada bayi dengan ROP.
Pada umumnya, pemeriksaan mata pada bayi prematur dilakukan 4–6 minggu setelah kelahiran. Kondisi ROP ini dapat dilakukan beberapa tindakan seperti terapi laser, krioterapi, dan pemberian obat injeksi pada mata. Seluruh tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada retina bayi prematur.
Sayangnya, meskipun sudah dilakukan terapi, bayi prematur yang mengalami ROP tetap memiliki kecenderungan untuk memiliki gangguan fungsi penglihatan. Mulai dari rabun dekat, retinal detachment, glaukoma, hingga mata malas atau juling.
Organ yang belum berkembang dengan sempurna, menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan pada bayi prematur. Penyakit mata seperti retinopathy of prematurity (ROP) adalah salah satunya. Jadi, penting untuk memperhatikan kondisi mata bayi yang lahir sebelum waktunya.
[NP/ RH]