Putra musisi Ahmad Albar, Fauzi Albar atau yang bisa dipanggil Ozzy Albar, diciduk polisi karena berurusan dengan narkoba. Ozzy ditangkap pada Selasa (11/9) saat berada di sebuah ATM di kawasan Jakarta Selatan karena kasus kepemilikan ganja.
Ozzy Albar adalah adik kandung dari Fachri Albar. Nama terakhir diketahui juga belum lama ini tersangkut kasus narkoba. Fachri ditangkap pada Februari 2018 karena kasus kepemilikan narkoba jenis sabu dan ganja.
Kini, Ozzy juga bernasib sama, harus berurusan dengan pihak berwenang setelah tertangkap basah membawa ganja seberat 2,6 gram. Hal ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
"Kita mendapatkan informasi dari Reserse Narkoba, memang benar, kita menangkap seseorang di ATM di Jalan Wolter Mongisidi, di Jakarta Selatan, kita menangkap OA," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (12/9) seperti dikutip dari laman Liputan6.com.
Saat ditangkap, polisi menemukan barang bukti narkoba jenis ganja yang disimpan di sakunya. Drumer grup band Jibriel itu pun langsung dibawa ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Yang bersangkutan didapatkan di sakunya itu ada 2,6 gram ganja," ungkap Kombes Argo Yuwono.
Sementara itu, Kasubdit II Narkoba, AKBP Doni Alexander, mengungkapkan hasil pemeriksaan dari putra sulung Ahmad Albar tersebut. Dari pemeriksaan sementara, diketahui Ozzy Albar positif menggunakan narkoba. "Urinenya positif, selain itu juga kita temukan barang buktinya," ujar Doni.
Sejauh ini belum ada rilis resmi dan lengkap dari pihak kepolisian mengenai kasus ini. Semua masih dalam tahap penyelidikan. Akan tetapi, semua tahu bagaimana efek ganja jika disalahgunakan.
Ganja di Indonesia masuk dalam golongan I narkotika. Jika merujuk pada peraturan, seseorang yang kedapatan memiliki ganja bisa dituntut hukuman penjara minimal 4 tahun (Pasal 111 UU No. 35 Narkotika 2009).
Bahaya ganja tak bisa disepelekan
Ganja adalah jenis narkotika yang menyebabkan pemakainya kecanduan. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, konsumsi ganja dalam waktu jangka panjang akan memengaruhi kinerja jantung yang dapat berujung pada kematian.
Pernyataan tersebut diamini dalam sejumlah jurnal yang dipublikasikan oleh American Heart Association (AHA). AHA menyebutkan bahwa ganja dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung. Meski demikian, klaim tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Efek ganja bisa bertahan lama di dalam tubuh manusia dibandingkan dengan jenis narkoba lainnya. Hal ini disebabkan ganja termasuk golongan lipophilic yang memiliki sifat larut dalam lemak dan bertahan di dalam lapisan lemak setelah masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, efek ganja bertahan di dalam tubuh dipengaruhi oleh banyaknya jumlah ganja yang dikonsumsi, frekuensi pemakaian ganja, dan metode pemakaian ganja (baik dihisap menggunakan rokok atau ditelan).
Zat yang terkandung dalam ganja juga berpotensi menyerang pembuluh darah seseorang dan mengakibatkan kerusakan. Kerusakan pembuluh darah akan menurunkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan membuat Anda lebih rentan terkena serangan jantung.
Efek ganja memang memberikan rasa senang atau biasa disebut "fly" bagi yang memakainya. Akan tetapi, efek bagi tubuh justru berbanding terbalik. Pemakaian ganja dalam jangka waktu lama bisa menurunkan kemampuan otak untuk berpikir. Efek paling parah dari penggunaan ganja adalah membuat terganggunya jiwa pemakainya.
Ganja bukanlah pelarian yang tepat ketika ada masalah atau merasa penat dengan kehidupan atau cara untuk bersenang-senang. Kasus penangkapan putra Ahmad Albar harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Dengan rentetan bahaya yang disebutkan di atas, tak ada hal positif bagi tubuh yang didapatkan pemakai ganja. Mulai sekarang, pagari diri Anda dengan kegiatan positif agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Ingat, tak hanya kesehatan tubuh yang jadi taruhan, pastinya Anda tak mau berakhir di balik jeruji karena tersandung kasus kepemilikan narkoba.
[RN/ RVS]