Setiap anak terlahir istimewa kendati memiliki keterbatasan tertentu. Beberapa anak dilahirkan dengan Down syndrome alias sindrom Down.
Down syndrome adalah kelainan genetik akibat kelebihan jumlah kromosom 21. Pada kondisi normal, jumlah kromosom 21 yang dihasilkan adalah 46. Namun, anak dengan sindrom Down memiliki jumlah kromosom yang lebih banyak, yaitu 47.
Dari 1000 kelahiran di dunia, WHO menyebut setidaknya ada satu anak yang lahir dengan Down syndrome. Anak dengan sindrom Down memiliki ciri fisik yang khas, seperti tinggi badan yang relatif pendek, kepala lebih kecil, serta hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid.
Beberapa anak sindrom Down terlahir dengan penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, dan masalah tiroid. Anak Down syndrome juga mengalami masalah perkembangan, seperti gangguan bicara maupun berkomunikasi.
Lalu, apa saja penyebab anak bisa mengidap Down syndrome?
1. Usia Ibu Saat Hamil
Risiko mengandung bayi dengan Down syndrome akan meningkat seiring bertambahnya usia ibu saat hamil. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa wanita yang hamil di atas 35 tahun berisiko tinggi melahirkan bayi dengan sindrom Down.
Bertambahnya usia bisa memengaruhi kualitas sel telur sehingga mengganggu pembentukan komponen genetik saat pembuahan. Risiko memiliki anak dengan sindrom Down makin besar jika ibu memiliki gaya hidup tidak sehat.
Artikel lainnya: Kenali Ciri-Ciri Bayi Down Syndrome
2. Riwayat Melahirkan Bayi Down Syndrome Sebelumnya
Kenapa anak bisa mengalami Down syndrome? Salah satu penyebabnya adalah karena ibu pernah mengandung bayi dengan kondisi serupa sebelumnya.
Kemungkinan melahirkan anak dengan kondisi serupa akan meningkat menjadi 1 dari 100 kelahiran apabila ibu pernah memiliki anak dengan sindrom Down sebelumnya.
3. Riwayat Keturunan Pengidap Sindrom Down
Penyebab sindrom Down lainnya adalah riwayat genetik. Salah satu tipe kelainan genetik pada sindrom Down adalah tipe translokasi kromosom.
Pada tipe ini, jumlah kromosom tetap 46 kromosom, tetapi ada bagian dari satu kromosom yang terpisah dan menempel pada kromosom lain sehingga karakteristik yang muncul adalah seperti karakteristik pada Down syndrome.
Tipe translokasi ini dapat diturunkan secara genetik. Karena itu, jika salah satu anggota keluarga, ayah maupun ibu merupakan penyandang sindrom Down, maka risiko anak mengalami sindrom yang sama pun akan meningkat.
Artikel lainnya: Cara Tepat yang Efektif Cegah Down Syndrome
4. Merokok dan Mengonsumsi Alkohol Berlebih Saat Hamil
Faktor penyebab yang meningkatkan risiko anak menyandang Down syndrome, yaitu kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Ibu hamil yang sering merokok ataupun mengonsumsi alkohol makin berisiko mengandung bayi dengan Down syndrome.
Kandungan alkohol atau rokok diduga membuat komponen genetik rentan rusak dan tidak terbentuk dengan sempurna.
5. Kekurangan Gizi Saat Hamil
Asupan nutrisi yang tercukupi selama kehamilan bisa menurunkan risiko terjadinya Down syndrome. Menurut sejumlah penelitian, ibu yang kekurangan nutrisi, seperti asam folat, protein, zat besi, vitamin D, dan omega-3 berisiko tinggi melahirkan bayi dengan sindrom Down.
Kekurangan asam folat bisa memengaruhi metabolisme tubuh dan pengaturan epigenetik untuk membentuk kromosom.
Artikel lainnya: Penyebab Rendahnya Harapan Hidup Anak Down Syndrome
6. Paparan Polusi dan Zat Beracun
Risiko bayi lahir dengan Down syndrome meningkat apabila ibu hamil sering terpapar polusi dan zat beracun. Paparan berbahaya tersebut bisa berasal dari produk kosmetik berbahan kimia maupun asap rokok, kendaraan, dan industri.
Dengan memahami penyebab anak terlahir dengan Down syndrome, risiko si kecil mengalami gangguan genetik ini bisa dicegah.
Apabila Mama dan Papa memiliki anak dengan sindrom Down, ketahui tips mendampingi tumbuh kembang si kecil dengan konsultasi psikolog online di aplikasi KlikDokter, solusi #JagaSehatmu dan keluarga.
(ADT/JKT)