Selain hamil, ada satu kondisi lagi yang membuat tubuh wanita terasa berbeda yakni menstruasi. Sebagian wanita tak enak badan saat haid dengan gejala lemas, sakit kepala, perut nyeri dan kram, mual dan kembung, hingga demam.
Meski akan mereda, muncul kekhawatiran bahwa vaksinasi COVID-19 saat haid justru bisa memperparah gejala yang dirasakan. Lalu sebenarnya, apakah boleh vaksin saat haid?
Bolehkah Vaksin COVID-19 Saat Haid?
Pengakuan tentang efek vaksin saat menstruasi dilontarkan di Facebook oleh seorang wanita asal Israel.
Bukan memperberat gejala haid yang ia rasakan, vaksin COVID-19 justru disebut-sebut membuat siklus haidnya semakin maju. Bahkan, ia mengakui pendarahan usai vaksinasi juga terjadi di luar masa mens-nya.
Kementerian kesehatan negara tersebut berupaya meninjau masalah di di atas.
Sementara, Ketua Asosiasi Obstetri dan Ginekologi dari negara yang bersangkutan berpendapat, perubahan siklus dan pendarahan di luar masa haid kemungkinan besar tidak berhubungan dengan suntikan vaksin.
Artikel Lainnya: Reaksi Tubuh Saat Terlalu Sering Suntik Vaksin COVID-19
Dalam masa uji coba vaksin sebelum didistribusikan kepada masyarakat, belum ada laporan terkait pendarahan dan gangguan menstruasi.
Besar potensinya bahwa masalah tersebut berasal dari siklus hormonal wanita selama masa pandemi.
Di masa pandemi, banyak aspek kehidupan yang berubah. Alhasil, gaya hidup seseorang juga terpengaruh, peningkatan stres terjadi, dan kebiasaan makan pun ikut menerima efeknya.
Kombinasi antara hal-hal di atas rupanya sangat memegang peranan terhadap teratur atau tidaknya siklus datang bulan seorang wanita.
Mengenai keamanan dan boleh atau tidaknya suntik vaksin saat haid, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan vaksinasi COVID-19 boleh-boleh saja dilakukan saat menstruasi.
Karena perubahan hormon, beberapa wanita mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh dan sakit kepala menjelang dan saat menstruasi. Bila memang ada gejala demam, bisa jadi kamu disarankan menunda vaksin.
Jika gejala yang dirasakan berupa nyeri, pegal, atau lemas tanpa demam, maka kamu bisa disuntik vaksin.
Saat hari pertama haid, tubuh memang terasa pegal dan tidak nyaman. Namun, vaksin tidak akan memperparah kondisi tubuh.
Artikel Lainnya: Anak dengan Kondisi Ini Tidak Boleh Divaksin COVID-19
Bagaimana dengan Vaksin Booster Saat Haid?
Sebenarnya, larangan untuk vaksin booster sama dengan vaksin sebelumnya.
WHO sudah menyampaikan bahwa sedang haid bukanlah larangan untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Bagi kamu yang khawatir, kondisi medis di mana dilarang mendapatkan vaksin COVID-19 sebenarnya tidak terlalu banyak.
Berdasarkan rekomendasi dari PAPDI (Perkumpulan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), individu disebut tidak layak vaksin COVID-19 apabila:
- Terdapat reaksi alergi berat saat vaksin COVID-19 sebelumnya
- Sedang mengalami infeksi akut
- Memiliki penyakit imunodefisiensi (kekebalan tubuh yang kurang) primer
Siklus Haid dan Sistem Kekebalan Tubuh Wanita Saling Berhubungan
Kondisi demam memang menjadi satu-satunya penentu apakah kamu boleh menerima vaksin corona saat haid atau tidak. Hal ini disebabkan anggapan bahwa kondisi demam disebabkan infeksi akut.
Kendati demikian, kamu juga perlu mengetahui bahwa siklus menstruasi seorang wanita dan sistem kekebalan tubuh memiliki hubungan yang sangat erat.
Artikel Lainnya: Penyakit Kulit dan Kelamin yang Tak diizinkan Vaksin COVID
Keterkaitan antara siklus menstruasi dan sistem kekebalan ini terbukti sangat jelas dalam hal seperti prevalensi gangguan autoimun yang lebih besar pada wanita.
Para peneliti telah lama mengetahui, siklus kaum hawa tersebut cenderung "mengganggu" uji coba yang dirancang dengan rapi di tubuh.
Tak seperti sistem kekebalan tubuh pria yang tidak berfluktuasi akibat hormonal bulanan, sistem wanita jauh lebih kompleks.
Bahkan, tubuh wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak tunduk pada fase siklus kesuburan alami. Atas dasar itulah, menguji sesuatu, dalam hal ini obat maupun vaksin, di tubuh wanita lebih sulit dibanding tubuh pria.
Wanita secara historis belum pernah dipelajari secara massal dalam uji klinis. Baru belakangan ini semuanya mulai berubah.
Meski keterlibatan wanita dalam uji klinis perlahan-lahan menjadi lebih adil, perkembangan studi tentang efek kesuburan wanita, kehamilan, dan menyusui terhadap obat-obatan masih tertinggal.
Itu dia informasi aman atau tidaknya seorang wanita menerima vaksin COVID-19 saat haid.
Diharapkan, semakin banyak hasil studi mengenai efek hormonal terhadap vaksin dan obat-obatan agar kaum hawa bisa lebih tenang.
Untuk pertanyaan lain seputar vaksinasi COVID-19, kamu bisa tanya kepada dokter secara online melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!
[RS]
Referensi:
Administrator. (n.d.). Revisi – Rekomendasi PAPDI Tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19. PAPDI. Diakses pada 1 Agustus 2022.
World Health Organization. (n.d.). Coronavirus disease (covid-19): Vaccines. World Health Organization. Diakses pada 1 Agustus 2022.