Covid-19

Ini Fakta Reagen, Bagian Terpenting dari Tes PCR

Tri Yuniwati Lestari, 15 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sering disebut-sebut sebagai barang langka dalam mendeteksi coronavirus, ketahui serba-serbi reagen dalam tes PCR berikut ini.

Ini Fakta Reagen, Bagian Terpenting dari Tes PCR

Reagen adalah suatu bahan untuk melakukan uji laboratorium. Reagen dapat digunakan dalam reaksi kimia untuk mendeteksi, mengukur, atau membuat zat lain.

Reagen paling banyak digunakan untuk menguji keberadaan zat tertentu. Bahan ini dapat ditemukan dalam tes kehamilan, tes glukosa darah, dan tes PCR untuk mendeteksi COVID-19.

Gold standard deteksi virus corona adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dan swab test. Oleh sebab itu, reagen sempat menjadi barang langka di Indonesia. 

Seperti apa kerja reagen dalam mendeteksi virus corona? Simak penjelasan dokter berikut ini. 

1 dari 2

Cara Kerja Reagen Secara Umum

Melansir News Medical Life Sciences, reagen umumnya bekerja dengan memicu perubahan warna untuk menunjukkan adanya zat tertentu.

Misalnya, salah satu penggunaan reagen dalam kehidupan sehari-hari adalah menguji obat-obatan terlarang. 

Artikel Lainnya: Medfact: Tes PCR Tak Bisa Bedakan Flu dan COVID-19?

Peralatan reagen Mandelin biasanya digunakan untuk menguji alkaloid. Biasanya, alat reagen akan berubah warna menjadi hijau tua jika terdeteksi adanya amfetamin. Jika kit berubah menjadi oranye tua, berarti ditemukan kandungan kokain. 

Sementara, alat reagen Marquis dapat mendeteksi obat LSD (Lysergic acid diethylamide), yaitu jenis narkoba dari jamur. 

Saat memeriksa larutan yang terkontaminasi LSD, maka kit reagen akan berubah menjadi hitam. Alat reagen Marquis juga dapat menguji metamfetamin dan berbagai obat terlarang lainnya.

2 dari 2

Cara Kerja Reagen dalam Deteksi Virus Corona

Dijelaskan dr. Devia Irine Putri, ada dua metode utama yang digunakan dalam pengujian COVID-19, yaitu pengujian antibodi dan pengujian berbasis PCR. Keduanya menggunakan reagen untuk menguji infeksi dari virus corona. 

  1. Tes Antibodi

Metode pertama adalah tes antibodi cepat, yang mendeteksi apakah antibodi virus corona ada di dalam tubuh seseorang atau tidak. Ini merupakan bentuk tes serologi, yang menggunakan sampel darah pasien sebagai reagen.

Dalam tes serologi, hanya perlu beberapa menit untuk menentukan hasilnya. Reagen uji serologi berikatan dengan jenis antibodi tertentu, seperti IgG, IgM, dan IgA. 

Ketika satu atau lebih antibodi ini ditemukan dalam tes, maka garis akan muncul pada alat tes tersebut.  

“Untuk menguji antibodi, pada kit atau alat deteksi sudah ada enzim yang berperan sebagai reagen. Jadi, kalau darahnya mengandung antibodi, nanti akan bereaksi dengan reagen, kemudian muncul di alat tes tersebut,” terang dr. Devia. 

Artikel Lainnya: Hasil PCR Positif Terus, Apa Pasti Masih Kena COVID-19?

  1. Tes PCR

Tes ini digunakan untuk menguji apakah materi genetik virus corona ada di dalam darah atau tidak. 

Menggunakan real time reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), reagen yang digunakan adalah enzim untuk mendeteksi materi genetik spesifik yang sangat unik untuk virus. 

Uji reagen ini lebih rumit karena memerlukan teknik kromatografi (pemisahan komponen).

“Reagen dalam uji tes PCR berguna untuk menangkap materi DNA gen yang spesifik untuk COVID-19. Jadi, ketika bertemu dengan DNA yang spesifik, maka reagen akan membuat reaksi,” jelas dr. Devia.

Salah satu hambatan dalam pengujian ini ialah persediaan reagen yang digunakan untuk coronavirus terbatas, khususnya dalam situasi pandemi. Hal ini dikarenakan kebutuhan pemeriksaan meningkat pesat.

Tes PCR juga membutuhkan petugas terlatih, persediaan bahan kimia khusus, dan peralatan mahal. Bila ingin tes COVID-19, klik di sini untuk mendapatkan pilihan tes dan promo menarik.

Ketahui beragam fakta kesehatan lainnya di aplikasi Klikdokter. Kamu juga bisa konsultasi lebih cepat seputar virus corona di LiveChat.

(FR/AYU)

 

virus corona
infeksi virus