Menjadi negara peringkat ke-3 yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak di dunia ternyata membuat India tak tinggal diam. Negara padat penduduk itu akhirnya memproduksi vaksin bernama Covaxin.
Vaksin virus corona buatan India tersebut diproduksi oleh Bharat Biotech. Mereka menganggap, temuannya ini merupakan hasil jerih payah negara ini untuk melawan coronavirus dan pengembangan sains.
Selama 24 tahun, perusahaan tersebut telah memproduksi setidaknya 16 vaksin dan telah diekspor ke 123 negara.
Meski masih dalam uji coba fase ketiga, pemerintah India telah menyetujui penggunaan Covaxin sejak Januari lalu. Alhasil, pro-kontra dan skeptisisme terjadi, khususnya di antara para ahli.
Pemerintah menargetkan 250 juta penduduknya sebagai prioritas vaksinasi sampai akhir Juli 2021.
Tak hanya itu, puluhan ribu dosis vaksin juga telah dikirimkan negara-negara lain sebagai hadiah atau vaccine diplomacy.
Artikel Lainnya: Mutasi Virus Corona Terbaru Membuat Sulit Pengembangan Vaksin!
Bagaimana Cara Kerja Covaxin?
Menurut dr. Valda Garcia, Covaxin tergolong menggunakan inactive virus seperti Sinovac.
Inactive virus adalah virus SARS-CoV-2 yang sudah mati, sehingga aman disuntikkan ke tubuh. Sampel virus tersebut diisolasi oleh Institut Virologi Nasional India.
Dalam masa uji cobanya, vaksin covid buatan India itu melibatkan sekitar 27 ribu peserta. Ketika cairannya disuntikkan ke tubuh, sel kekebalan masih dapat mengenali virus mati dan menstimulasi produksi antibodi.
Antibodi itulah yang nantinya mencegah penularan sekaligus meminimalkan gejala sakit COVID-19 (bila tertular).
Dosis yang diberikan ada dua dengan rentang waktu empat minggu. Covaxin harus disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius. Bharat Biotech akan memproduksi 700 juta dosis di tahun ini.
Artikel Lainnya: Medfact: Benarkah Ivermectin Jadi Obat COVID-19?
Bagaimana Efektivitasnya?
Meski mirip Sinovac, dr. Valda mengungkapkan bahwa Covaxin memiliki klaim tingkat kemanjuran yang lebih tinggi, yakni 81 persen.
“Kendati begitu, hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa Sinovac yang dipakai di Indonesia lebih jelek, ya. Harus ada penelitian yang membandingkan keduanya dengan sampel serupa,” jelasnya.
Sampel serupa yang dimaksud yaitu lokasi dan jumlah sampel yang sama, serta faktor-faktor lainnya agar hasilnya tidak bias.
Ketika membicarakan vaksin COVID-19 pada masa sekarang, masyarakat mungkin akan mempertanyakan efektivitasnya dalam melawan mutasi virus corona. Ya, beberapa jenis mutasi memang telah ditemukan, termasuk di Indonesia.
Lantas, bagaimana dengan vaksin asal India yang satu ini? Apakah lebih ampuh memerangi mutasi virus corona?
Dokter Valda menjawab, “Kita masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk pertanyaan tersebut. Ini berlaku untuk semua vaksin. Kemungkinan, vaksinnya tetap membutuhkan booster secara berkala.”
Artikel Lainnya: Kalbe Pasarkan Obat Antivirus untuk Terapi COVID-19
The All India Drug Action Network sebenarnya masih meragukan efektivitas dari pembentuk antibodi tersebut.
Namun, produsen vaksin telah mengatakan bahwa hukum uji klinis India telah mengizinkan otorisasi mempercepat penggunaan obat-obatan setelah tahap kedua uji coba selesai.
Sebagai perusahaan yang akan memasok vaksin virus corona India di Amerika Serikat, Ocugen Inc.
mengharapkan lebih banyak informasi data dari Bharat Biotech. Sejauh ini, Covaxin sudah diberikan kepada orang-orang di atas usia 12 tahun.
Vaksin tersebut disinyalir bisa melawan keseluruhan dari tubuh virus, bukan sekadar menempel pada proteinnya. Karena itulah, produsen menganggap vaksin covid buatannya lebih efektif dalam menghadapi mutasi ketimbang yang lainnya.
Selain Covaxin, India juga memproduksi secara lokal vaksin Oxford-AstraZeneca yang diberi nama Covishield.
Bukan dari SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif, vaksin itu dibuat dari adenovirus simpanse yang telah dimodifikasi.
Inggris, Brasil, Meksiko, dan Kanada telah mendapatkan kedua vaksin COVID-19 buatan India tersebut.
Bila ingin konsultasi ke dokter seputar vaksinasi covid, gunakan layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
Informasi lainnya terkait penanganan virus corona (PCR dan rumah sakit) dapat diketahui di Pusat Informasi COVID-19 Klikdokter.
(FR/AYU)