Covid-19

Syarat Terima Vaksin Moderna untuk Umum dan Pengidap Autoimun

Tri Yuniwati Lestari, 19 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kini vaksin COVID-19 Moderna dapat diberikan ke masyarakat dan penderita autoimun. Ketahui syarat vaksin Moderna untuk umum berikut ini.

Syarat Terima Vaksin Moderna untuk Umum dan Pengidap Autoimun

Kedatangan vaksin Moderna di Indonesia awalnya ditujukan sebagai vaksin booster atau suntikan dosis ketiga untuk para tenaga medis.

Kemudian, Kementerian Kesehatan menetapkan vaksin Moderna bisa diberikan juga kepada masyarakat umum dengan syarat tertentu. Apa saja syarat mendapatkan vaksin Moderna untuk umum?

1 dari 3

Syarat Menerima Vaksin Moderna untuk Umum

Ada beberapa syarat tertentu yang dibuat Kementerian Kesehatan dalam pemberian suntik vaksin Moderna. Salah satunya yaitu boleh diberikan bagi mereka yang belum menerima vaksin jenis lain.

Dokter Adeline Jaclyn menjelaskan, “Belum pernah menerima vaksin COVID-19 jenis lain baik Sinovac maupun AstraZeneca karena alasan tertentu, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter.”

Artikel Lainnya: Ibu Hamil Boleh Vaksin COVID-19, Ini Syaratnya

Vaksin Moderna tersedia untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Hal ini sesuai dengan peraturan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Vaksin Moderna saat ini diprioritaskan untuk kelompok masyarakat yang memiliki kondisi immunocompromised.

Kondisi immunocompromised termasuk orang dengan gangguan autoimun, penderita kanker, gagal ginjal, dan lain-lain. Di luar kondisi tersebut, masyarakat disarankan menggunakan pilihan vaksin lain.

2 dari 3

Mengapa Penderita Autoimun Divaksinasi dengan Moderna?

Dijelaskan oleh dr. Valda Garcia, ada satu penelitian yang menunjukkan orang dengan immunocompromised tidak

dapat menerima vaksin jenis lain selain vaksin mRNA, seperti vaksin Moderna dan Pfizer.

“Karena, pada penelitian ada kondisi tertentu yang lebih baik diberikan vaksin Moderna. Tapi, sebaiknya bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani,” ucap dr. Valda.

Menurut CDC, orang-orang yang mengalami gangguan sistem imunitas tingkat sedang hingga berat sangat rentan terhadap COVID-19. Karena, mereka lebih berisiko terkena kondisi medis serius yang berkepanjangan.

Studi menemukan beberapa orang yang punya masalah sistem imunitas sedang hingga berat tak selalu membangun tingkat daya tahan yang sama setelah vaksinasi. Hal ini dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami gangguan kekebalan.

Dalam penelitian kecil, para pasien gangguan kekebalan yang divaksinasi lengkap menyumbang sebagian besar kasus pascavaksinasi yang dirawat di rumah sakit. Hal ini menunjukkan vaksin tidak selalu berfungsi baik pada penderita immunocompromised.

Oleh sebab itu, CDC merekomendasikan pengidap immunocompromised sedang hingga berat untuk menerima dosis tambahan vaksin mRNA COVID-19 setidaknya 28 hari. Penyuntikannya setelah dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna.

Dosis tambahan dimaksudkan untuk meningkatkan respons orang dengan gangguan kekebalan terhadap dosis vaksin yang sebelumnya diberikan. Jadi, ia dapat membangun sistem kekebalan yang lebih memadai terhadap COVID-19.

Artikel Lainnya: Syarat Terima Vaksin COVID-19 untuk Penderita Hipertensi

3 dari 3

Kondisi Gangguan Kekebalan yang Disarankan Terima Dosis Ketiga

Berdasarkan rekomendasi CDC, berikut ini beberapa kondisi gangguan kekebalan yang disarankan menerima vaksin dosis ketiga:

  • Telah menerima pengobatan kanker aktif untuk tumor atau kanker darah.
  • Menerima transplantasi organ dan minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Menerima transplantasi sel induk dalam dua tahun terakhir atau sedang minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Imunodefisiensi primer sedang atau berat (seperti sindrom DiGeorge, sindrom Wiskott-Aldrich).
  • Infeksi HIV lanjut atau tidak diobati.
  • Terapi dengan kortikosteroid berdosis tinggi atau obat lainnya yang menekan respons kekebalan.

Sebelum menerima dosis ketiga, orang dengan kondisi di atas harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai keadaan tubuh dan obat-obatan yang dikonsumsi.

Jika memiliki pertanyaan seputar vaksin virus corona, Anda bisa konsultasi lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona
Autoimun
infeksi virus