Diabetes

Apa Bedanya Ozempic dengan Obat Diabetes Lain?

Ingin tahu lebih banyak tentang Ozempic? Konsultasikan dengan dr. Dyah Novita Anggraini. Artikel ini akan membahas manfaat, risiko, dan perbedaan Ozempic dengan obat diabetes lainnya. Jangan lewatkan!

Apa Bedanya Ozempic dengan Obat Diabetes Lain?

Ozempic adalah salah satu obat yang semakin populer di kalangan penderita diabetes tipe 2 dan obesitas.

Selain penggunaannya untuk mengontrol kadar gula darah, Ozempic juga telah dikenal sebagai obat yang membantu dalam penurunan berat badan, sehingga kini banyak orang yang menggunakannya untuk mengontrol berat badan atau bahkan sebagai “suplemen” pelangsing.

Obat ini mengandung semaglutide, yang merupakan agonis reseptor GLP-1 (glucagon-like peptide-1 receptor agonist) yang efektif dalam menurunkan kadar gula darah dan memberikan efek kenyang lebih lama.

Hal ini membuatnya diminati, bukan hanya oleh penderita diabetes, tetapi juga oleh mereka yang ingin mengontrol berat badan.

Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan mengulas perbedaan Ozempic dengan obat diabetes lainnya, efek samping yang mungkin timbul, serta pentingnya pendampingan dokter saat mengonsumsinya.

Artikel lainnya: Mengenal Ozempic, Obat Diabetes yang Jadi ‘Suplemen’ Langsing Selebriti Dunia

Perbedaan Ozempic dengan Obat Diabetes Lainnya

Ozempic memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan obat diabetes lainnya, baik dari segi mekanisme kerja, cara penggunaan, dan dampaknya terhadap tubuh.

1. Mekanisme kerja yang berbeda

Ozempic mengandung semaglutide, yang bekerja dengan meniru hormon GLP-1, yaitu hormon yang dilepaskan setelah makan untuk merangsang pelepasan insulin dari pankreas.

GLP-1 juga membantu menurunkan kadar glukagon dan memperlambat pengosongan lambung, yang pada akhirnya menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan rasa kenyang.

Berbeda dengan obat diabetes lainnya seperti metformin atau sulfonilurea, yang bekerja langsung menurunkan kadar gula darah atau merangsang pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin, Ozempic menargetkan reseptor GLP-1 untuk memberikan efek yang lebih menyeluruh dalam pengaturan kadar gula darah dan berat badan.

2. Efek terhadap berat badan

Salah satu perbedaan paling mencolok dari Ozempic adalah kemampuannya dalam membantu penurunan berat badan. Obat ini memberikan efek kenyang yang lebih lama, yang membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Dalam studi klinis, pasien yang menggunakan Ozempic dilaporkan mengalami penurunan berat badan yang signifikan dibandingkan dengan pasien yang menggunakan obat diabetes lainnya.

Obat diabetes seperti metformin atau insulin tidak memberikan efek kenyang yang sama dan sering kali bahkan berisiko menyebabkan peningkatan berat badan, terutama pada pengguna insulin.

3. Frekuensi dosis yang berbeda

Ozempic biasanya diberikan dalam bentuk injeksi mingguan, sedangkan banyak obat diabetes lainnya memerlukan dosis harian.

Ini menjadikan Ozempic pilihan yang lebih nyaman bagi beberapa pasien, karena mereka tidak perlu khawatir tentang dosis harian. Injeksi mingguan juga dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.

4. Risiko hipoglikemia yang lebih rendah

Ozempic memiliki risiko hipoglikemia yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa obat diabetes lainnya, seperti sulfonilurea atau insulin. Hal ini disebabkan oleh mekanisme kerjanya yang bergantung pada kadar glukosa darah.

Ozempic hanya akan bekerja saat kadar glukosa tinggi, sehingga risiko kadar gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia menjadi lebih kecil.

5. Efek pada kesehatan jantung

Dalam beberapa studi, Ozempic telah terbukti memiliki manfaat kardiovaskular, yang membantu mengurangi risiko komplikasi jantung pada pasien diabetes tipe 2.

Hal ini menjadi keuntungan tambahan Ozempic dibandingkan dengan beberapa obat diabetes lainnya yang tidak memiliki manfaat langsung pada kesehatan jantung.

Artikel lainnya: Efek Samping Obat Penurun Berat Badan Ozempic untuk Orang Obesitas

Efek Samping Ozempic Dibandingkan dengan Obat Diabetes Lainnya

Meski efektif, Ozempic juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah perbandingan efek samping yang mungkin timbul dari Ozempic dengan obat diabetes lainnya:

1. Efek samping pencernaan

Ozempic sering kali menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, atau konstipasi, terutama pada awal penggunaan. Efek samping ini cenderung berkurang seiring waktu.

Obat diabetes lainnya, seperti metformin, juga dapat menyebabkan efek samping pencernaan, terutama diare dan kram perut, tetapi tidak selalu menyebabkan mual atau muntah yang signifikan seperti Ozempic.

2. Risiko hipoglikemia

Risiko hipoglikemia pada Ozempic relatif rendah karena mekanismenya yang bergantung pada kadar gula darah.

Ini berbeda dengan sulfonilurea dan insulin, yang memiliki risiko hipoglikemia lebih tinggi karena bekerja dengan langsung menurunkan kadar gula darah atau merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin.

3. Efek pada pankreas

Terdapat kekhawatiran mengenai penggunaan jangka panjang Ozempic yang berpotensi menyebabkan peradangan pada pankreas atau pankreatitis.

Walaupun kejadian ini jarang terjadi, penting untuk mewaspadai gejala seperti nyeri perut yang parah saat menggunakan obat ini. Metformin dan beberapa obat diabetes lainnya tidak memiliki risiko pankreatitis yang signifikan seperti Ozempic.

4. Efek pada tiroid

Dalam uji klinis, penggunaan semaglutide (zat aktif dalam Ozempic) pada hewan percobaan menunjukkan peningkatan risiko tumor tiroid.

Meskipun risiko ini belum terbukti pada manusia, dokter biasanya akan berhati-hati dalam meresepkan Ozempic bagi pasien dengan riwayat keluarga kanker tiroid. Obat diabetes lainnya seperti metformin tidak memiliki risiko ini.

5. Efek samping lainnya

Efek samping umum lainnya dari Ozempic meliputi sakit kepala, kelelahan, dan kadang-kadang reaksi alergi ringan.

Pada pasien yang tidak cocok, efek ini dapat cukup mengganggu sehingga memerlukan penghentian obat. Obat-obat diabetes lainnya mungkin memiliki efek samping yang berbeda, seperti efek diuretik pada tiazolidindion atau peningkatan berat badan pada insulin, yang jarang ditemukan pada pengguna Ozempic.

Artikel lainnya: Mengenal Istilah "Ozempic Face”, Muka Tidak Segar Setelah Turun Berat Badan

Perlukah Pendampingan Dokter saat Konsumsi Ozempic?

Pendampingan dokter sangat penting bagi siapa pun yang menggunakan Ozempic. Beberapa alasan mengapa pendampingan dokter diperlukan meliputi:

1. Pemantauan efek samping

Efek samping seperti mual, muntah, atau bahkan pankreatitis memerlukan pemantauan ketat dari dokter. Dokter dapat menyesuaikan dosis atau bahkan mengganti obat jika efek samping terlalu berat atau mengganggu.

2. Pemantauan efektivitas

Meskipun Ozempic efektif dalam menurunkan kadar gula darah, penting bagi dokter untuk memantau efektivitasnya pada pasien.

Setiap pasien merespons obat dengan cara yang berbeda, sehingga penyesuaian dosis atau kombinasi dengan obat lain mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.

3. Risiko penggunaan jangka panjang

Penggunaan jangka panjang Ozempic masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama terkait risiko kesehatan lainnya seperti tumor tiroid. Dengan pendampingan dokter, risiko ini bisa diminimalkan dengan pemantauan rutin dan evaluasi kondisi pasien.

4. Kombinasi dengan obat lain

Beberapa pasien mungkin perlu menggunakan Ozempic bersama obat diabetes lainnya. Dalam hal ini, pendampingan dokter penting untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan dan memastikan bahwa kombinasi tersebut aman dan efektif.

5. Penggunaan untuk penurunan berat badan

Meskipun Ozempic digunakan oleh beberapa orang untuk penurunan berat badan, penggunaan ini harus diawasi dengan ketat oleh dokter. Penurunan berat badan yang berlebihan atau penggunaan tanpa indikasi medis dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Ozempic adalah obat yang berbeda dari obat diabetes lainnya dalam beberapa hal, terutama dalam mekanisme kerjanya yang menargetkan reseptor GLP-1 dan efeknya yang juga bermanfaat untuk penurunan berat badan.

Namun, seperti obat lain, Ozempic memiliki efek samping yang perlu diperhatikan, terutama pada sistem pencernaan dan risiko potensial terkait pankreatitis dan tiroid.

Pendampingan dokter sangat penting dalam penggunaan Ozempic untuk memastikan penggunaannya aman dan efektif, serta untuk menghindari komplikasi yang mungkin timbul.

Bagi pasien diabetes atau mereka yang mempertimbangkan Ozempic untuk penurunan berat badan, konsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah penting untuk mendapatkan manfaat terbaik dari obat ini.

Ingin tahu lebih banyak tentang diabetes dan obat-obatan seperti Ozempic? Download aplikasi KlikDokter media kesehatan Indonesia untuk mendapatkan artikel kesehatan terpercaya.

Jelajahi juga topik lain seperti pengelolaan diabetes, gaya hidup sehat, dan obat-obatan terkini atau langsung pilih topik kesehatan yang Kamu inginkan hanya di KlikDokter!

  • Davies, M. J., et al. (2018). "Semaglutide as a GLP-1 receptor agonist for the treatment of type 2 diabetes." The Lancet Diabetes & Endocrinology, 6(11), 905-913.
  • Marso, S. P., et al. (2016). "Semaglutide and Cardiovascular Outcomes in Patients with Type 2 Diabetes." New England Journal of Medicine, 375(19), 1834-1844.
  • Nauck, M. A., & Meier, J. J. (2019). "Management of diabetes: treatment intensification with GLP-1 receptor agonists and insulin." Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 104(3), 793-800.
  • Pratley, R. E., et al. (2018). "Efficacy and safety of once-weekly semaglutide versus daily insulin glargine in insulin-naive patients with type 2 diabetes (SUSTAIN 4): a randomised, open-label, parallel-group, multicentre, multinational, phase 3a trial." The Lancet, 392(10142), 1519-1529.