Diabetes

Alasan Diabetes Tipe 2 Dikenal Sebagai Diabetes Lifestyle

Diabetes tipe 2 dikenal sebagai diabetes lifestyle karena sering terkait gaya hidup. Pelajari penyebab, faktor risiko, dan tips mengelola kondisi ini untuk hidup lebih sehat dan seimbang.

Alasan Diabetes Tipe 2 Dikenal Sebagai Diabetes Lifestyle

Diabetes tipe 2 adalah salah satu jenis diabetes yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak efektif menggunakan insulin atau produksi insulin oleh pankreas menjadi tidak mencukupi.

Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang lebih bersifat autoimun dan tidak dapat dicegah, diabetes tipe 2 sering kali muncul sebagai akibat dari gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Oleh karena itu, diabetes tipe 2 sering kali disebut sebagai "diabetes lifestyle" atau diabetes akibat gaya hidup.

Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan mengupas alasan di balik sebutan ini, dampaknya pada anak muda, serta pentingnya kesadaran untuk mengelola gaya hidup yang lebih sehat.

Artikel lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis

Mengapa Diabetes Tipe 2 Disebut Diabetes Lifestyle?

Diabetes tipe 2 disebut "diabetes lifestyle" karena gaya hidup seseorang memainkan peran besar dalam munculnya penyakit ini. Beberapa faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap risiko diabetes tipe 2 antara lain:

1. Pola makan tinggi gula dan lemak

Pola makan yang tinggi kalori, terutama makanan yang mengandung gula, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Makanan ini meningkatkan kadar gula darah dengan cepat dan menyebabkan pankreas bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin.

Jika pola makan ini berlangsung dalam jangka panjang, pankreas dapat mengalami kelelahan dan menjadi kurang efisien dalam menghasilkan insulin.

2. Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

Kurangnya aktivitas fisik, terutama ketika diimbangi dengan pola makan yang tidak sehat, menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin.

Ini adalah kondisi di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik, yang akhirnya menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

3. Kelebihan berat badan dan obesitas

Obesitas, terutama lemak di sekitar perut, dikaitkan dengan resistensi insulin. Lemak viseral, yaitu lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam perut, menghasilkan hormon yang dapat mengganggu kerja insulin, yang akhirnya meningkatkan kadar gula darah.

Pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup yang tidak aktif berkontribusi besar terhadap obesitas, yang kemudian meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

4. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan

Merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Merokok meningkatkan resistensi insulin dan menyebabkan peradangan dalam tubuh, sementara alkohol tinggi kalori dan dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.

Keduanya menjadi faktor risiko yang sering kali diabaikan, padahal kontribusi keduanya terhadap diabetes tipe 2 cukup besar.

5. Stres dan kurang tidur

Stres kronis dan kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang berdampak pada kadar gula darah.

Ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan glukosa untuk memberi energi tambahan, sehingga kadar gula darah meningkat.

Jika stres dan kurang tidur berlangsung dalam jangka panjang, tubuh menjadi lebih sulit mengontrol kadar gula darah, dan resistensi insulin dapat meningkat.

6. Kurangnya asupan serat dan nutrisi seimbang

Makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian utuh, membantu mengatur kadar gula darah dan menjaga kesehatan pencernaan.

Sayangnya, diet modern yang tinggi gula dan lemak sering kali kekurangan serat dan nutrisi esensial, sehingga meningkatkan risiko resistensi insulin dan obesitas, yang merupakan faktor utama diabetes tipe 2.

Artikel lainnya: Terapi Kombinasi untuk Diabetes Tipe 2

Diabetes Tipe 2 Kini Banyak Diderita Anak Muda

Diabetes tipe 2 kini bukan lagi penyakit yang identik dengan usia lanjut. Gaya hidup modern yang penuh dengan aktivitas yang minim gerak, serta akses mudah ke makanan cepat saji yang tinggi kalori dan rendah nutrisi, membuat penyakit ini semakin banyak diderita oleh anak muda.

Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak muda antara lain:

1. Gaya hidup yang sedentari (minim aktivitas fisik)

Dengan kemajuan teknologi, banyak aktivitas harian yang sekarang bisa dilakukan tanpa perlu bergerak banyak. Anak muda cenderung menghabiskan waktu di depan layar komputer atau gadget, baik untuk bekerja, bermain, maupun bersosialisasi.

Aktivitas fisik yang rendah ini meningkatkan risiko resistensi insulin, yang merupakan pemicu utama diabetes tipe 2.

2. Konsumsi makanan cepat saji

Makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan instan semakin mudah diakses, terutama di kalangan anak muda. Konsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi ini menjadi salah satu penyebab utama peningkatan risiko diabetes tipe 2 pada usia muda.

Makanan jenis ini cenderung tinggi gula, lemak, dan rendah serat, yang semuanya berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan peningkatan kadar gula darah.

3. Kebiasaan begadang dan kurang tidur

Banyak anak muda memiliki kebiasaan tidur larut malam atau begadang, baik untuk menyelesaikan tugas, bermain game, atau bersosialisasi.

Kurang tidur yang kronis bisa mengganggu metabolisme tubuh, meningkatkan kadar gula darah, dan menyebabkan resistensi insulin.

Kurangnya tidur juga memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak dan memilih makanan tinggi kalori.

4. Tekanan dan stres yang tinggi

Tuntutan akademis, karier, dan tekanan sosial membuat banyak anak muda mengalami stres tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Stres kronis menyebabkan peningkatan kadar kortisol yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan berkontribusi pada resistensi insulin. Kondisi ini semakin buruk jika diikuti dengan pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik.

5. Kurangnya edukasi dan kesadaran kesehatan

Banyak anak muda yang tidak memahami betapa pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes tipe 2. Kurangnya edukasi kesehatan membuat mereka cenderung mengabaikan pola makan dan aktivitas fisik.

Padahal, perubahan gaya hidup sederhana seperti mengurangi konsumsi gula, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok dapat membantu mencegah risiko diabetes tipe 2.

Artikel lainnya: Penyebab Berat Badan Penderita Diabetes Tipe 2 Susah Turun

Diabetes tipe 2 disebut "diabetes lifestyle" karena gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi kemunculan dan perkembangan penyakit ini.

Pola makan yang tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan merupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan diabetes tipe 2.

Saat ini, gaya hidup modern yang penuh dengan aktivitas sedentari dan konsumsi makanan cepat saji menyebabkan diabetes tipe 2 semakin banyak diderita oleh anak muda.

Dengan edukasi dan kesadaran tentang pentingnya menjaga gaya hidup sehat, kita dapat mencegah dan mengelola diabetes tipe 2 lebih baik.

Langkah-langkah seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengadopsi pola makan sehat, mengurangi stres, dan mendapatkan tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal dan mencegah risiko diabetes tipe 2.

Kelola diabetes tipe 2 dengan informasi terpercaya! Unduh aplikasi KlikDokter media kesehatan Indonesia untuk panduan kesehatan dan eksplorasi artikel bermanfaat lainnya atau langsung pilih topik kesehatan yang Kamu inginkan hanya di KlikDokter.

  • American Diabetes Association. (2020). "Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes." Diabetes Care, 43(Supplement 1), S14-S31.
  • Zheng, Y., Ley, S. H., & Hu, F. B. (2018). "Global aetiology and epidemiology of type 2 diabetes mellitus and its complications." Nature Reviews Endocrinology, 14(2), 88-98.
  • Malik, V. S., & Hu, F. B. (2017). "Sugar-sweetened beverages and risk of obesity and type 2 diabetes: Epidemiologic evidence." Physiology & Behavior, 176, 139-148.
  • Shai, I., et al. (2016). "Dietary intervention for prevention and treatment of type 2 diabetes." Diabetes Care, 39(Supplement 2), S144-S153.