“Belum makan kalau belum kena nasi.” Itulah anggapan yang beredar di masyarakat. Kedengarannya memang berlebihan. Namun mengingat bahwa nasi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia, hal ini sangat dimaklumi. Namun
Kami yakin sebagian besar dari Anda sudah tahu bahwa nasi merupakan jenis kabohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh. Dalam prosesnya, gula dan pati yang ada dalam nasi dipecah menjadi gula sederhana.
Selanjutnya, zat tersebut diserap ke dalam aliran darah, dan terciptalah gula darah (glukosa). Nah, glukosa inilah yang pada akhirnya memberikan energi pada tubuh Anda.
Meski terdengar sangat bermanfaat, nasi yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan gula darah yang tinggi. Akibatnya, risiko penyakit diabetes mellitus naik berlipat ganda.
Untuk itu, Dietary Guidelines Amerika merekomendasikan Anda untuk membatasi konsumsi nasi hanya 45- 65% dari total kebutuhan kalori harian. Artinya, jika Anda harus mengonsumsi 2.000 kalori per hari, sebagian harus berasal dari karbohidrat.
Itu berarti antara 225 dan 325 gram nasi per hari. Sisanya dapat Anda penuhi dengan makanan yang mengandung protein –seperti daging sapi, sayur dan buah, atau makanan non-karbohidrat lainnya.
Jadi, mulai saat ini sebaiknya Anda batasi konsumsi nasi sesuai dengan anjuran di atas. Dengan begitu, Anda dapat tetap makan dengan nikmat, tanpa takut terkena penyakit berbahaya.
(NB/ RH)