Secara logika, kalau seseorang minum banyak cairan, maka intensitas buang air kecilnya juga akan meningkat. Akan tetapi, ada beberapa kondisi ketika yang terjadi justru sebaliknya.
Jika kamu sudah minum banyak tapi kencing sedikit, kira-kira itu kenapa ya?
Para ahli menekankan bahwa harusnya jika seseorang mengonsumsi banyak cairan, pasti jumlah urine juga akan ikut banyak. Selisihnya pun pasti tidak akan terlalu banyak.
Apabila kamu banyak minum tapi jarang buang air kecil, bisa jadi itu disebabkan oleh gangguan pada ginjal. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Artikel lainnya: Tanda-Tanda Air Kencing yang Tidak Normal
Minum Banyak Tapi Kencing Sedikit, Tanda Gangguan Ginjal?
Gangguan pada ginjal memang dapat menjadi alasan kenapa seseorang minum air banyak tapi kencingnya sedikit.
Menurut para ahli, ketika urine yang keluar terlalu sedikit dan terutama menimbulkan keluhan lain, kondisi tersebut biasanya menunjukkan ada masalah pada ginjal.
Keluhan yang dimaksud, misalnya bengkak di ekstremitas kaki, tangan, atau bagian mata, serta sesak napas. Bisa juga terjadi retensi cairan sehingga cairannya tertahan dan tidak bisa terbuang.
Secara umum, penurunan intensitas buang air kecil memang merupakan tanda dari gagal ginjal yang paling sering dialami.
Artikel lainnya: Komplikasi Akibat Batu Ginjal yang Tidak Segera Diatasi
Gagal ginjal terjadi ketika fungsi ginjal untuk menyaring limbah atau racun dari darah tidak bisa bekerja dengan baik.
Kondisi-kondisi lain yang dapat mengganggu frekuensi buang air kecil dan mungkin menjadi penyebab gagal ginjal, yaitu batu ginjal, prostat yang membesar, dan kerusakan saraf yang mengontrol kandung kemih.
Namun, kondisi minum banyak tapi air kencing sedikit tidak melulu disebabkan oleh gangguan ginjal.
Menurut para praktisi medis, hal ini juga bisa berhubungan dengan faktor hormonal dan gangguan produksi hormon, misalnya aldosteron dan renin.
Aldosteron dan renin sama-sama berfungsi untuk mengatur tekanan darah. Fungsi ini berhubungan dengan ginjal yang menyerap natrium. Kadar natrium yang tinggi di tubuh dapat memengaruhi tekanan darah.
Selain itu, jika kamu minum banyak tapi jumlah urine sedikit, bisa juga dikarenakan kekurangan protein albumin.
Biasanya, kekurangan protein albumin berbarengan dengan keluhan lainnya. Misal dehidrasi, infeksi saluran kemih, atau sumbatan di saluran kemih.
Maka dari itu, bila kamu merasa jumlah urine menurun padahal sudah minum air yang cukup, segeralah periksa ke dokter agar dapat diketahui penyebab utamanya dan diberikan penanganan yang tepat.
Artikel lainnya: Warna Urine Dapat Menandakan Masalah Ginjal
Bagaimana Diagnosisnya?
Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan sejumlah pertanyaan sebelum membuat diagnosis.
Dokter mungkin akan bertanya seputar waktu mulainya atau kapan penurunan jumlah urine dimulai, apakah itu terjadi secara tiba-tiba, serta bagaimana prosesnya.
Lalu, dokter mungkin akan memintamu untuk memberikan sampel urine. Ini bertujuan untuk menganalisis warna, protein, kadar asam urat, dan mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi.
Selain itu, dokter mungkin memerlukan skrining ataupun pemeriksaan penunjang lain, seperti tes darah, CT scan, USG perut, dan pemindaian ginjal (renal scan).
Kalau kamu merasa sudah minum banyak tapi kencingnya sedikit, segera periksakan diri ke dokter. Lebih baik ke dokter secepatnya kalau memang ada keluhan lain seperti yang disebutkan di atas. Jangan ditunda-tunda, ya.
Pasalnya, berkurangnya jumlah urine yang kamu alami mungkin berkaitan dengan gangguan ginjal, atau masalah kesehatan lainnya.
Kuncinya, kenalilah gejala seputar masalah ginjal, buang air kecil, atau urine sejak dini. Jadi, kamu bisa tertolong dari masalah ginjal yang mungkin lebih berat.
Untuk #JagaSehatmu, gunakan layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter mengenai masalah kesehatan apa pun. Gratis, lho!
[RS]