Ginjal dan Saluran Kemih

Kenali Risiko Hidup dengan Satu Ginjal!

Artikel ini, bersama dr. Dyah Novita Anggraini, membahas risiko hidup dengan satu ginjal dan memberikan panduan menjaga kesehatan ginjal tersebut.

Kenali Risiko Hidup dengan Satu Ginjal!

Ginjal adalah organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyaring darah, membuang limbah dan racun, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, serta menghasilkan hormon yang penting untuk berbagai fungsi tubuh.

Manusia biasanya memiliki dua ginjal, tetapi ada beberapa kondisi medis atau situasi tertentu yang mengharuskan seseorang hidup hanya dengan satu ginjal. Meskipun tubuh manusia dapat berfungsi dengan satu ginjal, penting untuk memahami risiko dan cara menjaga kesehatan ginjal yang tersisa.

Bersama dr. Dyah Novita Anggraini, artikel ini akan membahas risiko hidup dengan satu ginjal dan memberikan panduan untuk menjaga kesehatan bagi mereka yang hanya memiliki satu ginjal.

Artikel lainnya: Mengenal Fungsi Ginjal dalam Tubuh Manusia

Risiko Hidup dengan Satu Ginjal

Hidup dengan satu ginjal dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, meskipun banyak orang yang hidup dengan satu ginjal dapat menjalani kehidupan yang sehat dan normal. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi:

1. Penurunan fungsi ginjal 

Kehilangan satu ginjal berarti beban kerja tambahan untuk ginjal yang tersisa. Meskipun ginjal yang tersisa bisa meningkatkan kapasitas kerjanya, ada kemungkinan penurunan fungsi ginjal seiring waktu. Ini bisa menyebabkan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis.

2. Hipertensi (Tekanan darah tinggi) 

Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Kehilangan satu ginjal dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah dengan efektif, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada ginjal yang tersisa.

3. Proteinuria (Kehadiran protein dalam urin)

Ginjal yang sehat biasanya menyaring protein dari darah dan mencegahnya masuk ke dalam urin. Namun, hidup dengan satu ginjal dapat meningkatkan risiko proteinuria berlebih, yaitu kondisi di mana protein terdeteksi dalam urin. Ini bisa menjadi tanda awal kerusakan ginjal.

4. Gagal ginjal akut

Orang dengan satu ginjal lebih rentan terhadap kehilangan fungsi ginjal akut, terutama jika mereka terkena dehidrasi, infeksi serius, atau keracunan obat yang dapat merusak ginjal.

5. Cedera atau trauma

Ginjal adalah organ yang rentan terhadap cedera, terutama dalam olahraga atau aktivitas fisik yang berat. Seseorang yang hidup dengan satu ginjal harus lebih berhati-hati untuk menghindari cedera atau trauma pada ginjal yang tersisa.

6. Risiko infeksi

Ginjal yang tersisa harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan fungsi normal tubuh, yang dapat meningkatkan risiko infeksi ginjal atau infeksi saluran kemih.

Artikel lainnya: Risiko yang Mengintai Ketika Bumil Mengidap Penyakit Ginjal Kronis

Cara Menjaga Pola Hidup Bila Seseorang Hidup dengan Satu Ginjal

Cara Menjaga Pola Hidup Bila Seseorang Hidup dengan Satu Ginjal

Untuk menjaga kesehatan ginjal yang tersisa dan meminimalkan risiko komplikasi, seseorang yang hidup dengan satu ginjal perlu mengikuti beberapa panduan gaya hidup yang sehat:

1. Pola makan sehat

Mengadopsi pola makan yang seimbang dan sehat sangat penting. Disarankan untuk mengurangi asupan garam, protein hewani berlebih, dan makanan olahan yang dapat meningkatkan beban kerja ginjal. Sebaliknya, konsumsilah lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati.

2. Hidrasi yang cukup

Minum cukup air setiap hari sangat penting untuk membantu ginjal menyaring limbah dan racun dari tubuh. Namun, hindari minum terlalu banyak air sekaligus, karena ini dapat membebani ginjal yang tersisa.

3. Olahraga teratur

Olahraga ringan hingga sedang seperti berjalan, bersepeda, atau berenang dapat membantu menjaga kesehatan ginjal. Hindari olahraga atau aktivitas yang berisiko tinggi menyebabkan cedera pada ginjal, seperti kontak fisik yang intens atau olahraga ekstrem.

4. Pengawasan kesehatan rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau fungsi ginjal sangat penting. Tes darah dan urin secara berkala dapat membantu mendeteksi tanda-tanda awal kerusakan ginjal atau masalah kesehatan lainnya.

5. Pengelolaan tekanan darah

Mengontrol tekanan darah adalah kunci untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Mengadopsi pola makan rendah garam, berolahraga, dan mengonsumsi obat antihipertensi sesuai anjuran dokter dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Artikel lainnya: Siapa Lebih Rentan Gagal Ginjal, Pria atau Wanita?

6. Hindari Obat-obatan yang merusak ginjal

Beberapa obat, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat merusak ginjal jika digunakan secara berlebihan. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun untuk memastikan bahwa obat tersebut aman untuk ginjal.

7. Jaga berat badan ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes, yang keduanya dapat merusak ginjal. Mengadopsi pola makan sehat dan berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal.

8. Hindari merokok dan alkohol

Berlebihan Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat memperburuk kesehatan ginjal. Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol dapat membantu melindungi ginjal yang tersisa.

9. Kelola stres

Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk ginjal. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan aktivitas hobi dapat membantu mengelola stres.

Hidup dengan satu ginjal memerlukan perhatian ekstra terhadap kesehatan ginjal dan gaya hidup secara keseluruhan. Meskipun ada risiko tertentu, banyak orang dengan satu ginjal dapat menjalani kehidupan yang sehat dan normal dengan mengikuti panduan gaya hidup yang tepat.

Penting untuk mengadopsi pola makan sehat, menjaga hidrasi, berolahraga, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau fungsi ginjal. Dengan langkah-langkah ini, risiko komplikasi dapat diminimalkan dan kesehatan ginjal dapat terjaga dengan baik.

Dapatkan pembahasan lebih lengkap seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter atau memilih topik kesehatan secara langsung.


ginjal
Hari ginjal sedunia
  • Levey, A. S., & Coresh, J. (2012). Chronic kidney disease. The Lancet, 379(9811), 165-180.
  • Brenner, B. M., & Rector, F. C. (2011). Brenner and Rector's The Kidney. Elsevier Health Sciences.
  • Thomas, G., McGwin Jr, G., & Windham, J. L. (2012). Life expectancy in patients with chronic kidney disease: an updated systematic review and meta-analysis. International Urology and Nephrology, 44(4), 1207-1216.
  • Patel, S. S., & Kimmel, P. L. (2016). Lifestyle factors and interventions in the management of chronic kidney disease patients. In Seminars in Dialysis, 29(1), 62-70.
  • Ferguson, T. W., Tangri, N., & Rigatto, C. (2015). Living kidney donation: current state of affairs and the future of renal transplantation. World Journal of Nephrology, 4(3), 249.
  • Ibrahim, H. N., Foley, R., Tan, L., Rogers, T., Bailey, R. F., & Gross, C. R. (2009). Long-term consequences of kidney donation. New England Journal of Medicine, 360(5), 459-469.
  • Mjoen, G., Hallan, S., Hartmann, A., Foss, A., Midtvedt, K., & Øyen, O. (2014). Long-term risks for kidney donors. Kidney International, 86(1), 162-167.
  • Garg, A. X., Meirambayeva, A., Huang, A., Kim, J., Prasad, G. V. R., & Knoll, G. (2012). Cardiovascular disease in kidney donors: matched cohort study. BMJ, 344, e1203.
  • Lentine, K. L., Schnitzler, M. A., Xiao, H., Saab, G., Salvalaggio, P. R., & Axelrod, D. (2010). Racial variation in medical outcomes among living kidney donors. New England Journal of Medicine, 363(8), 724-732.
  • Reese, P. P., Boudville, N., & Garg, A. X. (2015). Living kidney donation: outcomes, ethics, and uncertainty. The Lancet, 385(9981), 2003-2013.