Menurut studi Global Burden of Disease tahun 1990 – 2015 yang dipublikasikan di jurnal Lancet, gagal ginjal menyerang hampir 10 persen populasi dewasa di dunia dan menjadi salah satu dari 20 penyebab kematian utama di dunia. Wanita pun dianggap lebih berisiko mengalami gagal ginjal.
Penyakit gagal ginjal ini menjadi momok yang menakutkan bagi hampir sebagian besar masyarakat. Sebab, orang yang mengalaminya diharuskan melakukan cuci darah atau transplantasi ginjal.
Gagal ginjal dan penyebabnya
Penyakit gagal ginjal sendiri merupakan kondisi dimana ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam mengeluarkan sisa produk metabolisme dan cairan berlebih dalam tubuh. Kondisi gagal ginjal terbagi menjadi gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal akut terjadi sementara dan dapat diperbaiki dengan segera. Sedangkan gagal ginjal kronik merupakan keadaan dimana fungsi ginjal telah memburuk dalam waktu yang lama karena beberapa penyakit yang mendasari.
Gagal ginjal dapat disebabkan oleh banyak hal, misalkan pada gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh perdarahan, batu ginjal dan infeksi ginjal. Demikian juga dengan gagal ginjal kronik.
Lebih mengincar wanita
Seperti dilansir oleh situs John Hopkins Medicine, diperkirakan ada 195 juta wanita mengalami gagal ginjal di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian nomor 8 di kalangan wanita.
Berdasarkan studi yang dilakukan di Seattle, Amerika Serikat dan dipublikasikan di jurnal Nephrology pada tahun 2015, dilaporkan bahwa wanita yang menderita diabetes lebih tinggi berisiko mengalami gagal ginjal dibandingkan pria yang juga menderita diabetes.
Studi ini dilakukan pada 1461 pasien diabetes pria dan wanita. Hasilnya, wanita berisiko 35 persen mengalami penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kasus sama yang terjadi pada pria.
Bisa disebabkan oleh kehamilan
Banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita berisiko mengalami gagal ginjal, salah satunya adalah kehamilan. Wanita hamil yang mengalami preeklamsia (hipertensi saat hamil) dapat berisiko mengalami gagal ginjal.
Kondisi preeklamsia ini juga umum dijumpai pada wanita hamil, yaitu sekitar 3 – 10 persen wanita.
Selain itu, tindakan aborsi yang tidak ilegal dan tidak sesuai prosedur medis juga dapat berisiko menyebabkan wanita mengalami gagal ginjal hingga menyebabkan berbagai komplikasi seperti kematian ibu hamil, kematian janin, berat badan lahir rendah, malformasi, penyakit ginjal pada bayi, dan lain sebagainya.
Penyakit lain penyebab gagal ginjal
Selain itu, penyakit sistemik lain seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Rheumatoid Arthritis (RA), dan Systemic Scleroderma (SS) juga lebih berisiko dialami oleh wanita. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi gagal ginjal.
Pada penyakit SLE misalnya, 50 persen kasus dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. SLE diperkirakan terjadi pada 5 juta wanita dari seluruh populasi dunia dan kasus SLE lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria, yaitu 9:1 dari seluruh populasi.
Tak hanya SLE, RA juga lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria, yaitu 4:1 dari seluruh populasi. Sedangkan pada SS dijumpai rasio wanita dibanding pria mulai dari 3:1 hingga 14:1.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, peradangan ginjal, serta gangguan pada pembuluh darah ginjal sehingga berujung pada gagal ginjal.
Meski banyak penelitian menyebutkan bahwa wanita lebih berisiko mengalami gagal ginjal, bukan berarti pria boleh cuek terhadap risiko penyakit ini. Untuk menjaga kesehatan ginjal, konsumsilah air minum minimal 2 Liter sehari dan hindari obat-obatan yang dapat mengganggu kerja ginjal, atau obat untuk mengurangi faktor risiko seperti diabetes, hipertensi dan penyakit batu ginjal.
[NP/ RVS]