Selama ini, penyakit tuberkulosis atau dikenal dengan nama TBC diketahui menyerang organ paru.
Kendati begitu, penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis juga dapat menyerang dan menyebar ke ginjal.
Ketahui penjelasan lebih lebih lengkap mengenai TBC ginjal dengan membaca ulasan ini.
Bagaimana TBC Bisa Menyerang Ginjal?
Dokter Dyah Novita Anggraini mengatakan, “Bagaimana terjadinya TBC ginjal disebabkan oleh adanya penjalaran bakteri Mycobacterium Tuberculosis di dalam darah.”
Bakteri di dalam darah dapat menyebar ke organ dan jaringan tubuh lainnya, termasuk ginjal. TBC ginjal sering disebut sebagai infeksi tuberkulosis sekunder.
Dilansir dari penelitian yang dipublikasi Science Direct, penyebaran bakteri tuberkulosis ke ginjal bisa terjadi dalam waktu 5 sampai 25 tahun setelah seseorang mengalami TBC paru atau primer.
Artikel Lainnya: Penyebab Tuberkulosis Kelenjar, Penyakit yang Sering Sembunyi
TBC ginjal juga dapat terjadi karena vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) yang disuntikkan langsung ke dalam kandung kemih.
Pemberian vaksin BCG umumnya untuk melindungi bayi dari TBC. Vaksin BCG juga menjadi metode terbaru untuk mengatasi kanker kandung kemih.
Tuberkulosis ginjal dapat memengaruhi satu atau kedua organ ginjal. Medula merupakan bagian ginjal yang paling terdampak, meskipun infeksi TBC dimulai dari korteks atau bagian ginjal paling luar.
Tuberkulosis ginjal dapat menyerang siapa saja. Namun, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV atau pasien diabetes, lebih berisiko mengalami TBC ginjal.
Selain itu, orang yang mengonsumsi obat imunosupresan atau pernah menjalani transplantasi organ juga berisiko lebih tinggi terkena TBC ginjal.
Ciri-ciri dari TBC Ginjal
Umumnya, tuberkulosis ginjal tidak menimbulkan gejala. Namun, ketika infeksi sudah memburuk, ada beberapa gejala TBC ginjal yang dapat muncul, seperti:
- Ada darah di urine saat buang air kecil (hematuria).
- Sering buang air kecil.
- Muncul rasa nyeri dan sensasi terbakar ketika buang air kecil.
- Nyeri pinggang atau sakit perut.
- Muncul darah, protein, atau sel darah putih di dalam kandungan urine.
- Muncul gejala umum, seperti demam, berat badan menurun, sering berkeringat di malam hari, batuk, serta badan lesu.
Tuberkulosis ginjal sulit dideteksi secara dini karena memiliki gejala yang hampir mirip dengan infeksi salurah kemih.
Pada kebanyakan kasus, dokter dapat mencurigai kondisi TBC ginjal ketika kondisi pasien tidak membaik setelah mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih.
Artikel Lainnya: Kena Tuberkulosis, Ini yang Perlu Dilakukan
Pengobatan TBC Ginjal
TBC ginjal dapat diatasi dengan mengonsumsi obat antibiotik lini pertama, seperti isoniazid, rifampisin, pyrazinamide, dan ethambutol.
Obat harus dikonsumsi dengan dosis yang ditentukan oleh dokter selama dua bulan berturut-turut.
Dokter juga dapat meresepkan obat isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan untuk mematikan bakteri yang tersisa.
Ketika pasien tuberkulosis mengalami resistensi obat, mereka perlu menjalani pengobatan tahap atau lini kedua dengan durasi lebih lama, yaitu selama 8 bulan.
Oleh karena itu, untuk mencegah resistensi obat, pasien wajib mengonsumi obat tuberkulosis lini pertama secara rutin tanpa melewati satu dosis pun.
Pasien TBC ginjal yang mengidap HIV akan diberikan obat rifabutin untuk menggantikan obat rifampicin.
Penggantian obat dilakukan karena rifampisin memiliki risiko yang berbahaya bagi pasien HIV. Pengobatan ini akan dilanjutkan hingga 9 bulan ke depan.
Apabila mengalami komplikasi ginjal atau saluran kemih, dokter dapat menganjurkan operasi.
Tindakan operasi yang dilakukan seperti pengangkatan seluruh atau sebagian organ ginjal, melebarkan saluran kemih, atau memperbaiki gangguan di saluran kemih.
Konsultasi langsung dengan dokter seputar kesehatan ginjal lainnya melalui fitur Tanya Dokter.
Anda juga bisa mencari tahu informasi dan tips menjaga kesehatan ginjal lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Dyah Novita A.
- Med India. Diakses 2022. Renal Tuberculosis.
- Radiopaedia. Diakses 2022. Renal Tuberculosis.
- Science Direct. Diakses 2022. Glomerulonephritis associated with tuberculosis: A case report and literature review.