Penyakit ginjal polikistik atau disebut dengan PKD merupakan penyakit bawaan yang menyebabkan kista berisi cairan tumbuh di ginjal. Kista tersebut dapat membuat ginjal menjadi lebih besar dari ukuran sebenarnya dan merusak jaringan yang ada di ginjal.
PKD mungkin berkembang secara perlahan sebelum berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk segera mengatasi kondisi ini untuk menghindari komplikasi yang berbahaya bagi organ lainnya.
Apa sajakah komplikasi ginjal polikistik yang menyerang organ lain? Ketahui lewat uraian berikut ini.
1. Penyakit Jantung
Seseorang yang mengalami penyakit ginjal, awalnya akan merasakan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dengan membuat jantung menjadi kurang elastis. Ini dapat menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung yang menyebabkan penyakit jantung.
Komplikasi dari tekanan darah tinggi menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang dengan ginjal polikistik.
Penyakit jantung menimbulkan beberapa gangguan organ jantung dan pembuluh darah, seperti munculnya penyakit jantung koroner, terjadinya serangan jantung, dan terjadinya stroke.
Artikel Lainnya: Mengenal Tahapan Penyakit Ginjal Kronis Pemicu Gagal Ginjal
2. Kista Hati
Penyakit keturunan ini bukan hanya menyebabkan kista di ginjal, tetapi juga dapat mengembangkan kista di bagian tubuh lainnya, seperti hati.
Kista hati merupakan kondisi adanya rongga berisi cairan di hati. Kista hati umumnya tidak menimbulkan tanda atau gejala. Namun, kista yang membesar dapat menimbulkan gejala berupa mual, muntah, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian kanan atas perut.
Kebanyakan kista hati dapat dideteksi dengan ultrasound atau computerized tomography (CT) scan. Dokter mungkin menganjurkan pengobatan drainase atau pengangkatan kista bila diperlukan.
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal atau yang disebut dengan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) merupakan tahap terakhir dari penyakit ginjal kronis.
Dalam beberapa kasus, gagal ginjal terjadi karena adanya masalah kesehatan lain, terutama yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal secara perlahan, salah satunya penyakit ginjal polikistik.
Penderita gagal ginjal perlu melakukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk membuat ginjal bertahan hidup.
4. Aneurisma Otak
Aneurisma otak merupakan kondisi adanya benjolan di area pembuluh darah di dalam atau di sekitar otak. Tekanan konstan aliran darah dapat mendorong bagian yang melemah ke luar dan menciptakan benjolan seperti melepuh.
Penyakit ini dapat menimbulkan gejala, seperti sakit kepala tiba-tiba, mati rasa atau kesemutan di kepala atau wajah, sulit untuk berbicara, sampai hilangnya kesadaran.
Artikel Lainnya: Mengapa Penderita Sakit Ginjal Harus Menghindari Garam?
Saat aneurisma bocor atau pecah, akan terjadi pendarahan di otak yang kemudian bisa menyebabkan kerusakan otak hingga kematian.
Orang dengan riwayat penyakit ginjal polikistik akan lebih berisiko mengalami aneurisma otak. Risikonya pun akan lebih tinggi apabila yang bersangkutan juga memiliki riwayat penyakit aneurisma di dalam keluarga.
Segera konsultasi ke dokter jika memiliki gejala seperti disebutkan di atas.
5. Kelainan pada Katup Jantung
Pasien ginjal polikistik dapat memiliki kelainan berupa prolaps katup mitral dan regurgitasi. Hal tersebut dinyatakan dalam studi berjudul Multiple Cardiovascular Manifestations in a Patient with Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease tahun 2014.
Mitral valve prolapse atau prolaps katup mitral merupakan kondisi ketika katup memisahkan bagian atas dan di bagian bawah sisi kiri jantung yang tidak menutup dengan benar.
Prolaps katup mitral kemudian bisa menyebabkan darah bocor ke belakang sisi kiri jantung. Kondisi inilah yang disebut dengan regurgitasi.
6. Divertikulosis
Dijelaskan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “Penderita ginjal polikistik yang mendapatkan transplantasi ginjal atau rutin dialisis akan mudah terbentuk kantung-kantung besar (divertikula) pada usus besar yang disebut dengan divertikulosis.”
Kantung-kantung tersebut berpotensi mengalami infeksi yang kondisinya disebut divertikulitis. Gejalanya dapat berupa pendarahan dan peradangan.
Apabila masih dalam kondisi ringan, divertikulitis dapat diobati dengan antibiotik. Sementara pada kasus yang sulit, diperlukan rawat inap dengan penanganan yang disesuaikan tingkat keparahan.
Artikel Lainnya: Rutin Minum Kopi Kurangi Risiko Kematian Akibat Penyakit Ginjal?
7. Diabetes
Penyakit ginjal polikistik juga dapat menyebabkan komplikasi yang cukup berbahaya, yaitu penyakit diabetes. Diabetes merupakan penyakit ketika glukosa darah (gula darah) terlalu tinggi.
Glukosa merupakan sumber energi utama yang berasal dari makanan yang Anda makan. Gula darah yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, termasuk kerusakan ginjal.
Dalam studi tahun 2016 yang dilakukan Wisit Cheungpasitporn, MD dkk., dilakukan perbandingan risiko diabetes terhadap orang yang melakukan prosedur transplantasi ginjal.
Hasilnya, pasien dengan ginjal polikistik berisiko tinggi terhadap penyakit diabetes daripada pasien lain yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menerapkan pola makan sehat dan menjaga berat badan untuk menghindari diabetes pada penderita ginjal polikistik.
Itulah beberapa komplikasi ginjal polikistik yang menyerang organ lain. Penting untuk berkonsultasi kepada dokter untuk menentukan pengobatan penyakit ginjal polikistik yang tepat.
(PUT/JKT)
Referensi:
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses 2022. What Is Polycystic Kidney Disease?
American Kidney Fund. Diakses 2022. Kidney Failure (ESRD) Causes, Symptoms, & Treatments.
Journal of Cardiovascular Ultrasound. Diakses 2022. Multiple Cardiovascular Manifestations in a Patient with Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease.
Canadian Journal of Diabetes. Diakses 2022. The Risk for New-Onset Diabetes Mellitus after Kidney Transplantation in Patients with Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Ditinjau oleh dr. Dyah Novita Anggraini