Ginjal dan Saluran Kemih

Menyingkap Dampak Buruk Stres pada Kesehatan Ginjal

Zahra Aminati, 29 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Stres secara tidak langsung berdampak buruk pada kesehatan ginjal. Apa bahaya stres bagi ginjal? Ketahui di sini.

Menyingkap Dampak Buruk Stres pada Kesehatan Ginjal

Hampir semua orang pasti pernah mengalami stres. Kondisi ini memang wajar, namun jangan diabaikan. Stres berkepanjangan nyatanya bisa berdampak buruk pada kesehatan ginjal.

Secara umum, stres dapat bersifat fisiologis (infeksi, cedera, penyakit) ataupun psikologis (kecemasan, pertengkaran, konflik, ancaman terhadap keselamatan, atau kesejahteraan pribadi).

Respons fisik yang bisa muncul ketika stres antara lain pernapasan dan detak jantung lebih cepat, lonjakan tekanan darah, otot tegang, dan sebagainya. Kadar lemak dan gula darah juga dapat meningkat akibat stres.

Lantas, bagaimana dampak stres pada kesehatan ginjal?

 

1 dari 1

Bahaya Stres bagi Kesehatan Organ Ginjal

Dokter Dyah Novita Anggraini menjelaskan, “Pada saat kita stres, hormon stres akan meningkat dan menyebabkan kadar protein dalam tubuh meningkat. Hal inilah yang dapat memengaruhi fungsi ginjal.”

Protein yang meningkat pada tubuh membuat ginjal bekerja lebih keras untuk membersihkan metabolit protein dari tubuh.

Artikel Lainnya: Punya Penyakit Ginjal, Hindari Konsumsi Makanan Ini

Menurut National Kidney Foundation, Amerika Serikat, stres dalam waktu lama dapat meningkatkan tekanan darah, detak jantung lebih cepat, serta meningkatkan kadar lemak dan gula di dalam darah.

Tentunya, kondisi itu juga bisa berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan lainnya. Penyakit yang dimaksud meliputi tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Ketika tubuh bereaksi terhadap stres dalam jangka panjang, kerusakan ginjal dapat terjadi. Ginjal yang bermasalah akan berdampak pada sirkulasi darah dan pembuluh darah.

Berikut efek buruk stres pada ginjal:

1. Tekanan Darah Meningkat

Berdasarkan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), Amerika Serikat, tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah.

Akhirnya, kondisi tersebut bisa merusak dan melemahkan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pada ginjal. Penyempitan ini dapat mengurangi aliran darah.

Jika pembuluh darah ginjal rusak, ginjal berisiko tidak akan berfungsi lagi dengan baik. Saat hal ini terjadi, ginjal akan kesulitan membuang produk limbah dari tubuh.

Kelebihan cairan di pembuluh darah dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan siklus berbahaya.

Kondisi ini bisa menyebabkan banyak kerusakan, yang nantinya dapat berujung pada gagal ginjal.

Artikel Lainnya: Mungkinkah Gangguan Ginjal Terjadi pada Anak?

2. Detak Jantung Lebih Cepat

Menurut American Heart Association, saat stres tubuh melepaskan hormon adrenalin yang dapat menyebabkan pernapasan dan detak jantung lebih cepat, serta tekanan darah meningkat.

Ketika jantung berdetak lebih cepat, darah dengan oksigen tidak akan didistribusikan dengan baik, sehingga ginjal menjadi bermasalah.

British Heart Foundation mengungkapkan, penelitian menunjukkan masalah pada jantung merupakan faktor risiko signifikan untuk penyakit ginjal.

Saat jantung tidak mampu memompa secara efisien, jantung menjadi dipenuhi darah. Hal ini menyebabkan tekanan meningkat di pembuluh darah vena utama yang terhubung dengan ginjal.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penyumbatan darah di ginjal. Organ ginjal pun terdampak karena kekurangan suplai darah beroksigen.

Ketika ginjal rusak, sistem hormon yang mengatur tekanan darah bekerja berlebihan untuk meningkatkan suplai darah ke ginjal.

Jantung kemudian harus memompa melawan tekanan yang lebih tinggi di arteri, dan akhirnya mengalami peningkatan beban kerja.

Artikel Lainnya: Rutin Minum Kopi Kurangi Risiko Kematian Akibat Penyakit Ginjal?

3. Meningkatnya Kadar Gula Darah di Dalam Tubuh

Saat mengalami stres, hormon epinefrin (adrenalin), glukagon, serta hormon pertumbuhan dan kortisol, memengaruhi kadar gula darah.

Menurut Diabetes Education Online University of San Francisco, Amerika Serikat, saat stres tubuh akan mempersiapkan diri dengan memastikan kita memiliki cukup gula atau energi.

Ketika kadar insulin turun, kadar glukagon dan epinefrin meningkat. Efeknya, banyak glukosa yang dilepaskan dari hati.

Pada saat bersamaan, kadar hormon pertumbuhan dan kortisol meningkat. Ini menyebabkan jaringan tubuh (otot dan lemak) menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Akibatnya, akan lebih banyak glukosa di dalam aliran darah.

Glukosa darah yang tinggi menurut NIDDK dapat merusak pembuluh darah di ginjal. Ketika pembuluh darah rusak, bagian ini tidak akan bekerja dengan baik. Inilah mengapa stres bisa berdampak buruk pada ginjal.

Itulah beberapa efek samping stres pada kesehatan ginjal. Karena itu, usahakan kendalikan tingkat stres Anda demi menghindari gangguan kesehatan yang memengaruhi ginjal ataupun organ lainnya.

Hubungi dokter spesialis penyakit dalam bila Anda mengalami masalah ginjal lewat LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

Referensi:

Wawancara Dokter Dyah Novita Anggraini

US National Kidney Foundation. Diakses 2021. Stress and Your Kidneys.

US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). Diakses 2021. High Blood Pressure & Kidney Disease.

US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). Diakses 2021. Diabetic Kidney Disease.

British Heart Foundation. Diakses 2021. The heart-kidney link.

Diabetes Education Online University of San Francisco. Diakses 2021. Blood Sugar & Stress.

American Heart Association. Diakses 2021. Stress and Heart Health.

Healthline. Diakses 2021. Is Too Much Protein Bad for Your Health?

Stres
ginjal