Sesuatu yang mengendap di dalam tubuh berisiko tinggi menimbulkan suatu penyakit. Misalnya saja, kristal atau batu asam urat, batu empedu, hingga batu ginjal. Selain ketiga batu tersebut, ada lagi yang disebut dengan batu kandung kemih. Pengendapannya terjadi di kandung kemih, yakni tempat penampungan urine sebelum dikeluarkan. Meski tak “sepopuler” batu ginjal, batu kandung kemih ini juga bisa berbahaya bila tidak segera ditangani dengan baik.
Batu kandung kemih atau yang kerap disebut sebagai bladder calculi merupakan batu yang terbentuk dari endapan mineral di dalam kandung kemih. Batu tersebut memiliki ukuran yang bervariasi, dan paling banyak dialami oleh laki-laki di atas 50 tahun. Meski begitu, pada dasarnya semua orang bisa mengalami penyakit ini.
Batu kandung kemih disebabkan oleh pengosongan kandung kemih yang kurang baik, sehingga urine tertinggal di dalam kandung kemih. Sisa urine beserta kandungan mineral di dalam urine pun lantas semakin pekat, memadat, mengkristal, dan akhirnya menjadi batu kandung kemih.
Faktor Risiko Pembentukan Batu Kandung Kemih
Ada beberapa keadaan medis yang meningkatkan faktor risiko pembentukan batu kandung kemih, antara lain:
- Pembesaran prostat. Kondisi ini biasanya dialami oleh pria berusia di atas 50 tahun. Kelenjar prostat akan membesar dan menekan saluran kemih, lalu menghalangi aliran urine.
- Neurogenic bladder atau kerusakan saraf yang menyebabkan pengosongan kandung kemih kurang baik. Kerusakan saraf ini bisa dipicu oleh cedera serius pada tulang belakang atau penyakit saraf spina bifida.
- Sistokel, yakni kelemahan pada dinding kandung kemih yang menyebabkan kandung kemih “jatuh” ke vagina.
- Divertikel kandung kemih, yaitu pembentukan kantung pada dinding kandung kemih.
- Pola makan tinggi lemak, gula, garam, dan rendahnya asupan vitamin A dan B.
- Kurang minum hingga sedari awal menyebabkan urine terlalu pekat.
Batu ginjal pun dianggap bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini. Saat batu ginjal berukuran kecil masuk ke dalam kandung kemih, nantinya akan menjadi batu kandung kemih dan ikut menyumbat aliran urine.
Adapun beberapa gejala yang bisa ditimbulkan saat kandung kemih Anda tersumbat oleh kristal tersebut, antara lain:
- Nyeri pada perut bawah dan alat kelamin
- Sulit berkemih dan nyeri saat berkemih
- Frekuensi buang air kecil yang tidak normal (terlalu jarang atau terlalu sering)
- Buang air kecil tersendat-sendat
- Urine berwarna keruh atau gelap
- Terdapat darah pada urine
Hubungan antara Batu Ginjal dan Batu Kandung Kemih
Seperti yang disebutkan di atas, batu kandung kemih dan tersumbatnya aliran urine juga bisa disebabkan oleh batu ginjal berukuran kecil yang masuk ke dalam kandung kemih. Namun, hubungan antara keduanya tak cuma itu. Baik batu kandung kemih maupun batu ginjal sama-sama dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, infeksi saluran kemih, terutama yang terjadi berulang (kronis) berhubungan dengan batu ginjal.
“Saat seseorang mengalami batu ginjal, aliran urine akan terhambat dan urine pun terperangkap di ginjal serta saluran kemih (menjadi batu kandung kemih). Urine yang terperangkap adalah media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Bila kondisi ini terus terjadi, bakteri akan semakin berkembang dan terjadilah infeksi saluran kemih,” jelas dr. Sepriani.
Karena keduanya saling berhubungan, maka melakukan tindakan pencegahan akan berdampak pada kedua penyakit tersebut. Salah satu langkah yang paling mudah dilakukan adalah dengan meningkatkan asupan cairan, terutama air putih, untuk mengurangi kepekatan urine, terutama pada orang-orang yang tak memiliki faktor risiko sebelumnya. Hal ini dibenarkan oleh dr. Sepriani, bahwa memperbanyak minum air putih dapat mencegah terbentuknya batu ginjal, batu kandung kemih, dan infeksi saluran kemih.
Banyaknya asupan cairan air putih dapat melarutkan endapan mineral dalam kandung kemih, sehingga dapat terbuang lebih mudah bersama urine. Apabila berkemih terasa belum tuntas, jangan ragu untuk kembali mencoba buang air kecil setelah usaha berkemih yang pertama, agar tidak ada yang tersisa dan memicu pengkristalan. Munculnya batu ginjal dan batu kandung kemih sebenarnya bisa diatasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari. Meski demikian, jika gejala yang Anda rasakan mulai mengganggu, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penananan yang tepat.
(RN/ RVS)