Jantung

5 Faktor Unik yang Naikkan Risiko Penyakit Jantung

Bobby Agung Prasetyo, 03 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dari segala macam faktor penyebab serangan penyakit jantung, ada beberapa faktor pemicu yang unik seperti di bawah ini.

5 Faktor Unik yang Naikkan Risiko Penyakit Jantung

Seseorang berpotensi terkena penyakit jantung jika tidak menjaga kesehatan dirinya dengan baik. Hal-hal tersebut meliputi pola hidup sehari-hari hingga asupan makanan serta minuman. Agar terhindar dari penyakit jantung, kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, hingga begadang, harus dihentikan.

“Jantung merupakan organ vital dan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Jaga selalu pola makan dan berolahragalah secara teratur untuk menjaga fungsi jantung Anda,” ujar dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter, ketika berbicara soal pentingnya menjaga kesehatan jantung.

Agar lebih waspada, Anda perlu mengetahui sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa jantung Anda sedang bermasalah. Beberapa tanda yang bisa Anda kenali di antaranya:

  • Adanya nyeri dada seperti ditindih atau ditekan, maupun sekadar rasa tidak nyaman di daerah dada
  • Rasa nyeri yang menjalar ke leher, rahang, lengan, bahu, dan punggung
  • Jantung sering berdebar dan mudah lelah
  • Sesak napas saat beraktivitas atau tidur telentang
  • Bengkak  di kaki dan beberapa bagian tubuh
  • Timbulnya gejala lain seperti keringat dingin serta kebiruan di kulit

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab seseorang terkena penyakit jantung adalah pola hidup serta asupan makanan yang tidak tepat. Namun, jika Anda sudah memiliki pola hidup sehat, mulai dari rajin olahraga hingga menjauhi rokok, belum tentu Anda terhindar risiko terkena penyakit jantung.

1 dari 2

Faktor yang tidak disangka-sangka

Selain faktor-faktor umum penyebab penyakit jantung, Anda perlu tahu bahwa terdapat pula beragam faktor yang mampu menaikkan risiko Anda terkena penyakit jantung. Bahkan daftarnya pun tergolong unik dan tak disangka-sangka. Dilansir dari Prevention, berikut adalah faktor-faktor tersebut:

1. Menstruasi di bawah umur 12 tahun

Semakin awal Anda mulai pubertas, semakin tinggi risiko penyakit jantung di kemudian hari. Hal ini disampaikan oleh Adam Splaver, MD, seorang ahli jantung di Nanohealth Associates di Hollywood, Florida, Amerika Serikat.

Faktanya, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun, memiliki 10 persen risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung daripada yang puber di atas usia 13 tahun. Penelitian lain menunjukkan hasil yang sama, dan menjelaskan bahwa peningkatan kadar estrogen dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah dan stroke sepanjang hidup Anda.

2. Mengonsumsi pil diet

Kebanyakan pil diet tidak berfungsi. Tapi, yang lebih buruk lagi, mereka bisa membunuh pelan-pelan. Hal ini disampaikan oleh Amber Khanna, MD, seorang ahli jantung di UCHealth University of Colorado Hospital, Amerika Serikat.

"Setiap pil dengan efek stimulan, termasuk pil diet, dapat menyakiti jantung Anda. Mereka meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga menempatkan tekanan pada jantung Anda. Mengonsumsinya dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan permanen,” kata Amber.

3. Kesepian

Anda kesepian? Ya, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Heart, rasa kesepian dan terisolasi secara sosial mampu meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 30 persen. Kenaikan tersebut, konon sama seperti akibat dari konsumsi rokok.

Meski demikian, kesepian dapat diatasi dengan berbagai cara. Berdasarkan penelitian di Harvard, memiliki hewan peliharaan terbukti tidak hanya mengurangi kesepian saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan jantung. Selain itu, mengurangi kecanduan media sosial dan bergaul di dunia nyata juga bisa jadi upaya yang tepat untuk meredam kesepian Anda.

2 dari 2

Selanjutnya

4. Depresi

Depresi tidak hanya meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, tetapi juga menggandakan risiko kematian Anda. Demikian menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan di American Scientific of Cardiology's 66th Annual Scientific Session pada tahun 2017.

Tidak jelas kaitannya apa, namun orang yang depresi sering memiliki kortisol lebih tinggi, yakni hormon stres yang terkait dengan penyakit jantung. Kondisi depresi nyatanya bisa membuat seseorang malas berolahraga dan minum obat, termasuk malas memeriksakan diri ke dokter.

Jadi, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang optimal jika Anda merasakan kesedihan yang tidak dapat dihilangkan, hingga menjurus pada depresi.

5. Sakit hati

Tekanan emosional dapat menyebabkan masalah jantung yang sebenarnya. Sakit hati, sejatinya bukan sesuatu yang main-main. Peristiwa ini terjadi karena banyak hal, misalnya putus cinta, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan keuangan, hingga masalah rumah tangga seperti perceraian.

Kuncinya, Anda tidak perlu menghindari rasa sakit hati. Lakukan sejumlah cara yang tepat untuk mengatasinya, seperti olahraga, meditasi, yoga, tai chi, dan aktivitas sejenis lainnya.

Risiko penyakit jantung dapat menyerang siapa saja jika tak segera ditangani dengan benar. Apabila Anda merasakan tanda-tanda jantung bermasalah akibat dari hal-hal di atas, segera konsultasikan kondisi Anda pada dokter agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.

[NP/ RVS]

Stres
Jantung
Depresi
Stroke
Penyakit Jantung