Jantung

5 Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Tim Redaksi KlikDokter, 25 Agu 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit jantung sering kali dikaitkan dengan usia lanjut. Nyatanya, ancaman penyakit ini juga mengintai usia muda. Apa penyebabnya?

5 Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Tak sedikit orang yang mengira bahwa penyakit jantung hanya mengintai usia tua, sehingga mereka yang usianya lebih muda atau usia produktif merasa aman. Padahal, penyakit jantung bisa mengintai siapa saja yang pola hidupnya tak sehat, ditambah adanya riwayat keluarga, dan tak pernah memeriksakan kondisi jantung.

Nyatanya, sudah banyak bukti bahwa penyakit jantung dapat menyerang usia muda. Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu publik dikagetkan dengan meninggalnya mantan striker PSIS Semarang, Erik Dwi Ermawansyah. Usianya masih sangat muda, 22 tahun.

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI (Riskesdas) tahun 2013, penyakit jantung koroner mencapai 12,1 persen dari populasi. Sebanyak 39 persen di antaranya diderita oleh kelompok usia muda, yaitu kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22 persen penderita jantung usia muda tersebut berusia 15-35 tahun.

Faktor risiko penyakit jantung bisa dikendalikan sejak dini

Meski terdapat faktor risiko yang tak bisa dimodifikasi seperti genetik atau bawaan sejak lahir, tapi banyak faktor risiko penyakit jantung yang dapat dikendalikan sejak awal kehidupan. Tujuannya adalah untuk menurunkan risiko penyakit jantung di masa mendatang.

Bila kamu memiliki keluarga yang punya riwayat penyakit jantung, kamu sebaiknya segera konsultasi dan periksakan diri ke dokter. Hal ini penting dilakukan untuk skrinning awal penyakit jantung.

Pencegahan lewat pengendalian faktor risiko semaksimal dan sedini mungkin akan membantu mengurangi risiko berkembangnya penyakit jantung pada usia muda.

Penyebab penyakit jantung di usia muda

Adapun penyebab penyakit jantung di usia muda antara lain:

1. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi serius bila terjadi sejak dini. Kondisi ini sering tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dari keluarga.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Contohnya dengan menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan aktivitas fisik, membatasi konsumsi garam, dan menghindari rokok.

2. Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri, sehingga mengalami penyempitan dan berisiko mengalami penyakit jantung. Proses penyakit ini disebut sebagai aterosklerosis. Hal ini dapat timbul saat usia muda, tak harus menunggu dewasa.

Kandungan kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewan. Misalnya daging, telur, produk susu, dan makanan yang tinggi akan lemak jenuh.

Pada beberapa kasus, kolesterol tinggi merupakan faktor keturunan. Faktor risiko lainnya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

Untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil, berolahragalah selama 30-60 menit beberapa hari dalam seminggu, konsumsi makanan rendah kolesterol dan lemak, hindari rokok, kendalikan berat badan, mengendalikan diabetes dan tekanan darah tinggi. Jika semua dilakukan, risiko berkembangnya plak pada pembuluh darah arteri pun dapat berkurang.

3. Merokok

Lebih dari 90.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit jantung akibat merokok. Data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 menyebut, sebanyak 2-3 dari 10 anak Indonesia usia 15-19 tahun merupakan perokok aktif. Jumlah perokok usia anak (di bawah 18 tahun) juga meningkat dari 7,2 persen tahun 2013 menjadi 8,8 persen tahun 2016. Lebih mengkhawatirkan lagi, 34,71 persen anak usia 5-17 tahun diketahui mengisap lebih dari 70 batang rokok per minggu (SUSENAS, 2016).

Di antara usia muda yang memiliki risiko penyakit jantung sangat rendah, merokok dapat menyebabkan 75 persen kasus penyakit jantung. Tak hanya itu, semakin lama seseorang merokok, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.

Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah dan menambah tekanan pada jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa merokok meningkatkan detak jantung, tekanan pembuluh darah arteri besar, dan dapat menciptakan detak jantung yang tidak teratur. Itu semua membuat kerja jantung makin berat.

Bahan kimia lainnya dalam rokok juga dapat memicu pembentukan plak pada pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

4. Obesitas

Obesitas termasuk faktor risiko utama penyakit jantung. Di Amerika Serikat, kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena 1 dari 3 orang dewasa mengalaminya. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa obesitas berkaitan dengan lebih dari 110.000 kematian setiap tahunnya di negara tersebut.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data terbaru dari Riskesdas 2018, jumlah anak yang gemuk atau obesitas di Indonesia mencapai 8 persen. Angka tersebut mengalami penurunan—12,2 persen tahun 2007 dan 11,9 persen tahun 2013. Meski demikian, ini tetap harus diwaspadai.

Penyebab obesitas beragam, meliputi faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, penyakit, dan konsumsi kalori lebih banyak daripada yang digunakan sehari-hari.

Untuk menghindari dan mengatasi obesitas, lakukanlah perubahan gaya hidup untuk mengurangi dan mengendalikan berat badan. Caranya adalah dengan mengatur porsi makan, cermat terhadap makanan dan minuman yang dipilih, batasi camilan apalagi yang tak sehat, tingkatkan aktivitas fisik, batasi waktu menonton TV dan gadget sejak dini.

5. Kurang Aktivitas Fisik

Seseorang yang tidak berolahraga juga akan meningkatkan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.

Aktivitas fisik akan membantu mengendalikan berat badan, memperkuat tulang, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL), dan mengurangi tingkat stres. Sehingga, risiko penyakit jantung bisa dicegah.

Cegah Penyakit Jantung Sedini Mungkin

Tak sedikit usia muda yang harus takluk dengan penyakit jantung. Salah satu penyebabnya adalah pola hidup malas gerak—meliputi pola makan tak sehat dan jarang (bahkan tak pernah) berolahraga.

Data dari Riskesdas 2018 menyebut, kurang lebih 33 persen penduduk aktivitasnya kurang. Karenanya, mari atur kembali prioritas hidup sehat dengan memperhatikan apa yang kamu konsumsi serta mengupayakan untuk lebih aktif.

Jika tak yakin dengan pola makan kamu sehari-hari, tambahkan dengan konsumsi suplemen. Suplemen yang diketahui sangat baik untuk kesehatan jantung adalah omega-3, khususnya eicosapentanenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) dalam bentuk suplemen minyak ikan.

Omega-3 diketahui dapat:

  • Menurunkan tekanan darah
  • Menurunkan penggumpalan sel darah sehingga membantu menghindari terjadinya plak di pembuluh darah
  • Menjaga stabilitas otot jantung sehingga mencegah terjadinya aritmia (gangguan irama jantung) yang dapat menyebabkan henti jantung (sudden cardiac death)
  • Menurunkan trigliserida
  • Punya sifat antiinflamasi atau antiperadangan.

Demi mencegah penyakit jantung di usia muda, mari terapkan hidup sehat dengan rutin berolahraga, tidur cukup, mampu mengelola stres dengan baik, menjaga berat badan tetap ideal, tidak merokok, serta konsumsi makanan yang kaya akan omega-3. Bila perlu, tambahkan suplemen minyak ikan omega-3 yang sesuai dosis yang disarankan. Jangan lupa pula untuk check-up kesehatan jantung. Semua ini bertujuan untuk mengurangi, menghindari, bahkan mendeteksi adanya faktor risiko penyebab penyakit jantung sejak dini.

(RN/ RH)

Penyakit Jantung