Penderita hipertensi pantang makan daging kambing karena diyakini dapat meningkatkan tekanan darah. Begitulah kepercayaan yang beredar di kalangan masyarakat.
Karena anggapan tersebut, tak sedikit penderita hipertensi yang memilih menghindari segala macam olahan daging kambing. Kendati daging kambing tidak menyebabkan lonjakan tekanan darah secara langsung, jenis daging merah ini bisa memicu kolesterol tinggi apabila dikonsumsi berlebihan.
Hal inilah yang menyebabkan pengidap hipertensi perlu berhati-hati mengonsumsi daging kambing. Apabila kamu menderita hipertensi, ada beberapa cara makan daging kambing agar tidak darah tinggi yang bisa diterapkan, di antaranya:
1. Tidak Makan Berlebihan
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi daging kambing tidak ada hubungannya dengan lonjakan tekanan darah. Salah satu studi yang dipublikasikan National Center for Biotechnology Information pada tahun 2014 membuktikan hal tersebut.
Peneliti menemukan kebiasaan sering mengonsumsi daging kambing maupun ayam tidak menyebabkan tekanan darah naik. Meski tak menyebabkan tekanan darah meningkat, bukan berarti kamu bisa mengonsumsi daging kambing sesuka hati.
Artikel lainnya: Efektifkah Mengatasi Tekanan Darah Rendah dengan Daging Kambing?
Kamu tetap perlu membatasinya, sebab daging kambing mengandung sejumlah kolesterol. Terlalu banyak konsumsi daging kambing bisa memicu kolesterol tinggi.
Ingat, kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko penumpukan plak. Penumpukan plak menyebabkan aterosklerosis, yaitu kondisi pembuluh darah menyempit dan mengeras.
Aterosklerosis bisa memicu penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, aterosklerosis juga bisa meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi.
Karena itu, cara makan daging kambing agar tidak darah tinggi salah satunya adalah dikonsumsi dalam batas wajar. Beberapa ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi semua daging merah, termasuk daging kambing, tak lebih dari 90 gram per hari.
2. Direbus dan Dikukus
Cara mengolah daging kambing agar tidak picu darah tinggi bisa dilakukan dengan merebus atau mengukusnya. Agar kandungan kolesterol di dalam daging kambing tidak bertambah, sebaiknya jangan gunakan santan saat proses pengolahannya.
Untuk menghilangkan aroma khas kambing, remas daging kambing dengan potongan mentimun sebelum dimasak.
Artikel lainnya: Cara Memasak Daging Kambing Agar Empuk dan Tidak Bau
Rebusan daging kambing sendiri bisa kamu manfaatkan sebagai bahan dasar untuk beragam resep makanan, seperti rawon, sup, atau semur.
Apabila kamu ingin mengukusnya, daging kambing bisa diolah menjadi pepes, siomay (menggunakan daging kambing cincang), maupun lauk utama nasi kebuli.
3. Perhatikan Makanan Pendamping saat Makan Daging Kambing
Daging kambing mengandung zat besi. Mineral ini diperlukan sebagai bahan pembentuk sel darah merah.
Agar zat besi daging kambing dapat terserap dengan optimal, hindari mengonsumsinya bersama teh, susu, atau obat mag.
Akan lebih baik jika kamu mengonsumsi olahan daging kambing dengan asupan yang mengandung vitamin C tinggi, seperti air perasan jeruk murni atau jus mangga tanpa gula.
4. Hindari Memasak Daging Kambing dengan Banyak Garam
Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan garam. Karena itu, penambahan garam ketika memasak daging kambing perlu diperhatikan.
Asupan garam untuk pengidap hipertensi yang dianjurkan sebanyak 2,3 gram alias kurang dari seperempat sendok makan per hari.
Artikel lainnya: Kiat Mengolah Daging Kambing Agar Tak Picu Penyakit
Kondisi hipertensi tidak harus membuat kamu menghindari daging kambing sama sekali. Asalkan dikonsumsi tak lebih dari 90 gram per hari dan dimasak dengan cara dikukus atau direbus, daging kambing dapat menjadi sumber nutrisi yang baik untuk kesehatan.
Selain kaya zat besi, daging kambing mengandung protein yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh serta kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
#JagaSehatmu dengan menerapkan cara makan daging kambing agar tidak darah tinggi dan khasiatnya bisa kamu peroleh secara optimal.
Apabila kamu punya pertanyaan lain seputar hipertensi, konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!
(ADT/JKT)