Saat ini, penggunaan narkoba masih banyak terjadi di tengah masyarakat. Meski dampak buruknya sudah banyak digaungkan, mulai dari gangguan kerja otak hingga kesehatan jantung, jumlah kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut Sistem Informasi Narkoba (SIN), jumlah kasus penggunaan narkoba yang berhasil diungkap pada tahun 2012-2016 setiap tahunnya sebesar 76,53%. Dari 5 tahun tersebut terjadi peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya.
Pada tahun 2016 jumlah kasus yang berhasil diungkap hingga 868 kasus. Faktanya, masih banyak lagi kasus pengguna narkoba yang belum terungkap. Ironisnya, pada tahun 2017 kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa Indonesia masih berstatus darurat narkoba sejak tahun 1971.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh BNN, pada kelompok pelajar dan mahasiswa terjadi perubahan pengetahuan dan respons untuk menghindari penyalahgunaan narkoba setelah mendapat program “Komunikasi Informasi dan Edukasi” (KIE) yang dilakukan oleh BNN.
Hal tersebut membuktikan bahwa KIE harus menjadi upaya yang dilakukan secara terus-menerus untuk memerangi penyalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba jelas memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi benda terlarang tersebut dapat memengaruhi berbagai fungsi kerja organ di seluruh tubuh, di antaranya otak, jantung, paru, pembuluh darah, hati, ginjal, hingga sistem kekebalan tubuh seseorang.
Begitu berbahayanya dampak dari penyalahgunaan narkoba hingga dapat memengaruhi organ vital seperti jantung. Sebenarnya, apa yang membuat narkoba berimbas pada kesehatan jantung?
Narkoba dan Kesehatan Jantung
Ada begitu banyak jenis dan golongan narkoba sehingga mekanisme efek yang timbul pada jantung pun dapat berbeda-beda. Namun, secara umum penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan berbagai masalah pada sistem jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh, mulai dari gangguan irama jantung hingga serangan jantung.
Bahkan, penggunaan narkoba jenis suntik dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh vena, infeksi bakteri di peredaran darah dan juga katup jantung.
- Narkoba jenis psikostimulan
Penggunaan narkoba jenis psikostimulan, seperti kokain, amfetamin, metamfetamin (sabu-sabu), dan ekstasi dapat memberikan stimulasi pada sistem saraf simpatik yang dapat mengatur pengeluaran adrenalin dan respons “fight or flight” (naluri tubuh untuk menghadapi ancaman atau melarikan diri).
Narkoba jenis ini dapat memberikan efek peningkatan frekuensi denyut jantung (takikardia), irama jantung tidak teratur (aritmia), penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah (hipertensi). Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan aliran darah ke otot jantung yang dapat berujung serangan jantung.
Selain itu, penggunaan jangka panjang narkoba jenis psikostimulan dapat menyebabkan ketegangan pada otot jantung. Kondisi ini dapat berakhir pada gangguan suplai oksigen ke organ jantung. Pada akhirnya, jantung tidak dapat menyuplai darah yang kaya nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.
- Narkoba jenis opioid
Penggunaan narkoba jenis opioid, seperti heroin dan kodein, akan memberikan efek penurunan kerja sistem saraf simpatis dan peningkatan kerja sistem saraf parasimpatis.
Sistem saraf parasimpatis mengatur rest and digest (proses istirahat dan mencerna) berbagai organ tubuh. Pada jantung dapat menimbulkan penurunan tekanan darah secara abnormal (hipotensi), menurunnya frekuensi denyut jantung (bradikardia), dan aritmia.
Jika kondisi tersebut terjadi terus-menerus, tentu dapat memaksakan fungsi kerja jantung menjadi tidak sesuai kemampuannya.
- Narkoba jenis ganja
Penggunaan narkoba jenis ganja dapat menimbulkan efek yang beragam pada jantung – tergantung dari jumlah yang digunakan. Efek yang ditimbulkan adalah dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung pada dosis rendah atau sedang.
Sedangkan, pada dosis yang tinggi ganja dapat merangsang kerja sistem saraf parasimpatis yang berujung pada penurunan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Pada pengguna ganja, didapatkan pula kasus penyakit jantung koroner yang sebenarnya berhubungan pula dengan gangguan suplai oksigen ke jaringan otot jantung.
Pada kasus yang jarang, ganja dapat mencetuskan serangan jantung, terutama 1 jam setelah dikonsumsi.
Penyalahgunaan narkoba terbukti memberikan efek buruk bagi kesehatan jantung. Di samping itu, narkoba dapat menyebabkan perubahan perilaku pada penggunanya yang cenderung bersifat kriminal. Mungkin narkoba dapat menimbulkan perasaan senang, tapi sebenarnya ketika Anda menggunakan obat-obatan terlarang tersebut, berbagai organ tubuh Anda sedang “menangis” karena efek destruktif yang ditimbulkan.
[RS/ RVS]