Gagal jantung tahap akhir merupakan kondisi kerusakan jantung yang sangat parah. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan ataupun tindakan medis lainnya selain transplantasi jantung.
Prosedur transplantasi jantung merupakan pembedahan yang dilakukan dengan mengganti jantung pasien yang rusak menggunakan jantung donor yang lebih sehat.
Metode ini direkomendasikan untuk mengatasi sejumlah kondisi medis penyebab gagal jantung tahap akhir, antara lain:
1. Penyakit Kelainan Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease) merupakan kondisi kelainan struktur dan fungsi jantung yang muncul sejak lahir.
Kelainan ini disebabkan terganggunya proses pembentukan dan perkembangan jantung bayi saat di dalam kandungan.
Artikel Lainnya: Kapan Anda Memerlukan Pemeriksaan EKG Jantung?
Penyakit jantung kongenital dapat mengganggu aliran darah dari dan menuju jantung. Jika berlangsung lama (kronis), kondisi ini dapat mencetuskan kerusakan jantung parah.
Karena itu, penderita kelainan jantung bawaan berpeluang besar menjalani transplantasi jantung.
2. Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner (artery coronary disease) merupakan kondisi penumpukan plak di pembuluh arteri koroner.
Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah ke otot jantung. Penumpukan plak menyebabkan arteri koroner menyempit.
Akibatnya, aliran darah menuju jantung terhambat, sehingga menyebabkan serangan jantung. Jika tidak ditangani, penyakit arteri koroner dapat berkembang dan memicu gagal jantung tahap akhir.
Pada fase ini, penderita penyakit arteri koroner direkomendasikan menjalani cangkok jantung.
3. Penyakit Katup Jantung
Jika detak jantung menimbulkan suara bising dan tidak normal, lalu disertai nyeri dada, sesak napas, dan pusing, hal ini boleh jadi mengindikasikan gejala penyakit katup jantung.
Penyakit katup jantung merupakan kondisi terganggunya katup jantung. Organ yang berperan sebagai pintu satu arah ini bertugas menjaga aliran darah di antara ruangan jantung, termasuk aliran darah menuju pembuluh darah.
Disampaikan dr. Atika, penyakit katup jantung dapat menyebabkan gagal jantung tahap akhir.
“Sebab, hal tersebut menandakan bahwa gangguan katup telah begitu berat, sampai memperburuk kondisi jantung secara keseluruhan. Mungkin transplantasi akan dipilih, ketika tindakan penggantian katup tidak berhasil dilakukan,” papar dr. Atika.
Artikel Lainnya: Fakta tentang Penyakit Jantung yang Wajib Diketahui
4. Kardiomiopati
Penyakit yang membutuhkan cangkok jantung selanjutnya yaitu kardiomiopati alias lemah jantung. Kondisi ini disebabkan adanya kelainan pada otot jantung. Akibatnya, kemampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh berkurang.
Kardiomiopati kronis dapat menyebabkan kerusakan jantung yang sangat parah. Akhirnya penderita berpeluang menjalani transplantasi jantung.
5. Aritmia Ventrikel
Aritmia ventrikel merupakan gangguan irama jantung akibat ventrikel jantung bermasalah. Ventrikel merupakan bagian jantung yang berfungsi menerima darah dari atrium, kemudian dialirkan keluar dari jantung.
Aritmia ventrikel menyebabkan jantung berdenyut sangat cepat. Saking cepatnya, jantung tidak sempat menerima oksigen yang didistribusikan darah, karena harus dialirkan kembali ke organ tubuh lainnya.
Kondisi ini mencetuskan gagal jantung. Jika berlangsung lama, aritmia ventrikel dapat menyebabkan jantung rusak parah, sehingga penderitanya harus menjalani pencangkokan jantung.
Itu dia sederet kondisi medis yang direkomendasikan menjalani transplantasi jantung.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar pengobatan penyakit jantung, konsultasi ke dokter jantung dan pembuluh darah via LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses 2022. Heart transplant.
Cleveland Clinic. Diakses 2022. Coronary Artery Disease.
Wawancara dr. Atika