Kebanyakan dari kita pasti tahu bahwa jantung punya fungsi yang penting untuk tubuh. Untuk memastikan jantung berfungsi dengan baik, kamu bisa mengukur frekuensi detak jantung.
Namun, detak jantung bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari usia, penyakit tertentu, emosi, hingga aktivitas seseorang. Lantas, berapa detak jantung normal pada manusia? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.
Berapa Kecepatan Detak Jantung Normal pada Manusia?
Pada dasarnya, penting untuk mengetahui detak jantung normal manusia. Hal ini guna mengetahui adanya penyakit jantung. Karena itu, umumnya dokter akan melakukan skrining penyakit jantung salah satunya dengan mengecek detak jantung pasien.
Menurut American Heart Association, detak jantung normal per menit pada orang dewasa antara 60 hingga 100 detak per menit (bpm). Angka ini tentu bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti usia, kondisi tubuh, stres, cemas, atau aktivitas fisik yang dilakukan.
Berikut tabel detak jantung normal berdasarkan usia:
Usia | Detak per menit (bpm) |
Bayi baru lahir | 100 - 205 bpm |
0 - 1 tahun | 100 - 180 bpm |
1 - 3 tahun | 98 - 140 bpm |
3 - 5 tahun | 80 - 120 bpm |
5 - 12 tahun | 75 - 118 bpm |
13 - 18 tahun | 60 - 100 bpm |
18 tahun ke atas | 60 - 100 bpm |
Detak jantung di bawah 60 bpm tidak selalu menandakan adanya masalah pada jantung. Pasalnya, detak jantung normal dewasa akan berbeda dengan atlet. Seorang atlet mungkin memiliki detak jantung berkisar 40 hingga 60 detak per menit.
Artikel Lainnya: Penyebab Detak Jantung Tidak Beraturan, Berbahayakah?
Faktor Penyebab yang Memengaruhi Detak Jantung Normal
Penting untuk diingat, detak jantung normal pada anak, dewasa, dan lansia bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi frekuensi detak jantung:
1. Usia
Usia bisa memengaruhi frekuensi detak jantung. Biasanya, detak jantung normal pada bayi dan anak-anak akan lebih tinggi dibanding detak jantung normal dewasa.
Detak jantung normal bayi dalam kandungan berkisar 110 hingga 160 bpm. Denyut jantung normal janin ini akan berubah seiring dengan kondisi di dalam rahim.
Selain itu, detak jantung normal lansia juga akan berbeda. Pada lansia di atas usia 60 tahun, detak jantung normalnya berkisar antara 75 hingga 136 bpm.
2. Intensitas Kegiatan
Menurut dr. Andika Widyatama, semakin banyak bergerak, maka frekuensi detak jantung akan semakin meningkat.
“Saat tubuh bergerak, kerja beberapa organ seperti otot akan semakin berat. Ini membuat otot membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi yang lebih banyak untuk menjalankan fungsinya. Pada akhirnya, jantung harus memompa darah lebih banyak,” ujarnya.
Jadi, jangan heran jika kamu merasa jantung berdebar setelah olahraga. Kondisi ini normal, asalkan tidak disertai gejala nyeri dada atau sesak setelah olahraga. Pasalnya, nyeri dada, sesak napas, hingga keringat dingin adalah tanda serangan jantung saat olahraga yang dapat terjadi.
Artikel Lainnya: Ini Bunyi Jantung yang Normal dan Tidak Normal
3. Ukuran Tubuh
Timbunan lemak yang berlebihan pada tubuh juga dapat menghambat aliran darah di pembuluh darah arteri dan vena.
Kondisi ini dapat menyebabkan jantung bekerja lebih berat, sehingga terjadi peningkatan frekuensi detak jantung.
4. Emosi
Sedang merasa gelisah dan merasa jantung berdetak lebih kencang? Beberapa orang mungkin khawatir, tapi ini merupakan kondisi yang normal.
Pasalnya, kondisi stres, cemas, atau gembira yang dirasakan secara berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan frekuensi detak jantung.
5. Suhu Udara
Ketika suhu dan kelembapan udara lebih tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah lebih banyak ke seluruh tubuh. Dengan begitu, otomatis frekuensi detak jantung juga akan meningkat.
6. Posisi Tubuh
Disampaikan Dokter Andika, posisi tubuh tertentu juga bisa memengaruhi detak jantung seseorang.
Saat terjadi perubahan posisi, misalnya dari duduk ke berdiri, frekuensi detak jantung dapat sedikit meningkat dalam waktu yang singkat.
7. Obat-Obatan
Frekuensi detak jantung juga dapat terpengaruhi oleh efek samping dari obat-obatan. Misalnya, beberapa obat untuk terapi asma (albuterol atau kortikosteroid yang dihirup) bisa jadi penyebab jantung berdebar-debar.
Bahkan, ada juga obat yang bisa meningkatkan tekanan darah sekaligus frekuensi detak jantung, seperti obat pilek yang mengandung pseudoephedrine dan phenylephrine.
Artikel Lainnya: 14 Tanda Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya
8. Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit juga bisa memengaruhi frekuensi detak jantung, baik menjadi lebih cepat atau lambat. Penyakit diabetes, hipertensi, hipertiroid, hipotiroid, dan penyakit jantung koroner dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama detak jantung.
Untuk menghitung frekuensi detak jantung per menit, cara mudahnya adalah dengan melakukan perabaan denyut nadi. Ini dia langkah-langkahnya:
- Ada baiknya untuk memeriksa detak jantung dalam kondisi duduk. Pastikan kamu merasa rileks dan santai
- Denyut nadi biasanya dapat diraba pada beberapa area tubuh, seperti pergelangan tangan, siku bagian dalam, dan sisi leher bagian dalam. Namun, paling mudah dilakukan pada area pergelangan tangan
- Jika ingin melakukan perabaan denyut nadi pada pergelangan tangan kiri, tempatkan ujung telunjuk dan jari tengah kanan di sisi bagian dalam pergelangan tangan kiri, tepat di bawah pangkal jempol tangan kanan. Begitu juga jika di tangan kanan
- Bila ingin melakukan perabaan denyut nadi di leher, tempatkan ujung telunjuk dan jari tengah di leher bagian rahang bawah di sisi batang tenggorokan
- Untuk perabaan di siku, cukup lakukan perabaan di bagian dalam siku dengan menempatkan kedua ujung jari
- Pastikan nadi teraba dengan jelas dan atur posisi jari sampai nadi benar-benar teraba
- Hitung dengan fokus frekuensi denyut nadi yang teraba selama 15 detik. Kalikan hasilnya dengan angka 4 untuk mendapatkan hasil frekuensi nadi dalam 1 menit
Itu dia langkah-langkah menghitung detak jantung yang normal. Yuk, #JagaSehatmu dengan mencoba skrining penyakit jantung lewat aplikasi KlikDokter. Jika kamu sering merasa detak jantung kamu tidak normal, bisa jadi itu tanda jantung kamu tidak sehat.
Bila merasa ada kelainan dengan frekuensi detak jantung, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Kamu bisa konsultasi dengan dokter spesialis jantung lewat layanan Tanya Dokter dan kamu juga bisa buat janji dengan dokter spesialis jantung lewat layanan Temu Dokter.
(NM)
- American Heart Association. Diakses 2023. Target Heart Rates Chart.
- Cleveland Clinic. Diakses 2023. Pulse & Heart Rate.
- Johns Hopkins Medicine. Fetal Heart Monitoring.