Apa yang muncul di benak Anda bila bicara tentang garam? Benar. Kebanyakan orang selalu menghubungkan konsumsi garam dengan keluhan tekanan darah tinggi.
Hubungan antara konsumsi garam dengan hipertensi barulah ditemukan oleh Lewis Dahl dari Brookhaven National Laboratory. Mereka mengklaim memiliki bukti bahwa garam dapat menyebabkan hipertensi. Klaim tersebut didukung oleh riset melalui cara memberikan sodium sebanyak 500 gram per hari pada tikus.
Dahl juga menemukan sebuah populasi yang memiliki hubungan antara asupan garam dan tekanan darah tinggi. Orang yang tinggal di negara-negara dengan konsumsi garam tinggi, seperti Jepang, juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan menderita stroke.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Februari 2010 di New England Journal of Medicine memperkirakan, mengurangi asupan garam sekitar 35 persen akan menyelamatkan setidaknya 44.000 nyawa orang Amerika per tahun.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa konsumsi garam dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun di sisi lain, konsumsi garam juga dapat mendatangkan hal buruk.
Agar tubuh terhindar dari keluhan tekanan darah tinggi dan penyakit lain, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai asupan garam harian yang tepat untuk tubuh Anda.
Artikel Lainnya: Lakukan 8 Hal Ini untuk Mencegah Tekanan Darah Tinggi
Garam Berperan dalam Resistensi Hipertensi
Penelitian di Universitas Alabama mengemukakan bahwa konsumsi garam yang terlalu banyak dapat berakibat tidak terkontrolnya tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikatakan mengalami resistensi hipertensi (kebal terhadap pengobatan) apabila tekanan darah tetap tidak mencapai standar tujuan terap (goal) setelah mengkonsumsi 3 obat penurun hipertensi.
Hipertensi yang terkontrol namun membutuhkan 4 atau lebih obat untuk mengontrolnya juga disebut resisten terhadap terapi. “Diet tinggi garam berperan penting di dalam resistensi pengobatan hipertensi dan peningkatan volume serta resistensi vaskular dapat mengarah ke resistensi hipertensi,” kata Ketua Penelitian, dr. Eduardo Pimenta.
Artikel Lainnya: Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 13 pasien hipertensi resisten yang terbagi atas 2 kelompok yaitu dengan diet rendah garam serta diet tinggi garam. Para pasien ini minimal mengkonsumsi 3 obat penurun tekanan darah.
Para peneliti mengemukakan bahwa kelompok dengan diet rendah garam, tekanan darah sistolik mereka turun sampai 22,6 mmHg, dan tekanan darah sistolik mereka turun sebanyak 9,2 mmHg, dibandingkan dengan kelompok diet tinggi garam.
Sebagai tambahan, berat badan, termasuk di dalamnya kadar brain natriuretic peptide dan isi cairan rongga dada, 2 pengukuran yang digunakan untuk mengindikasikan pengurangan cairan, juga secara signifikan meningkat pada kelompok diet rendah garam.
Dr. Gregg C. Fonarow, profesor Kardiologi di Universitas Carolina, Los Angeles, setuju bahwa garam dapat berperan di dalam resistensi hipertensi. Penelitian ini sangat menarik karena menunjukkan bahwa pasien hipertensi resisten, dengan diet rendah garam memiliki pengaruh besar di dalam menurunkan tekanan darahnya dengan cara mengurangi retensi atau penumpukan cairan di intravaskuler dan memperbaiki fungsi vaskularisasi (pembuluh darah).
Penelitian dalam skala lebih besar menunjukkan bahwa tekanan darah dapat lebih efektif untuk diturunkan dengan mengikuti Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), suatu metode perencanaan makan dengan mengurangi garam. Konsumsi tinggi garam, lebih dari 2300 mg/hari sebaiknya dihindari pada pasien dengan hipertensi resisten.[](AS)