Cukup tidur penting untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Dengan tidur, seluruh organ tubuh akan beristirahat dan beregenerasi. Keesokan harinya, tubuh akan kembali segar, bugar, dan siap beraktivitas.
Namun, kadang kala kita memilih begadang, entah karena pekerjaan ataupun menonton acara favorit. Padahal, keesokan harinya harus kembali beraktivitas. Efek begadang tentu akan mengganggu kegiatan, misalnya mengantuk.
Tahukah kamu, begadang tak hanya menyebabkan kantuk saat berkegiatan tapi juga jantung berdebar. Simak di bawah ini mengapa kurang tidur menyebabkan jantung berdebar.
Bagaimana Kurang Tidur Menyebabkan Jantung Berdebar?
Waktu tidur orang normal menurut para ahli adalah 6-8 jam setiap harinya. Kurang waktu tidur dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar.
Jantung berdebar atau takikardia adalah kondisi denyut jantung yang lebih cepat dari normal.
Artikel lainnya: Kopi vs Begadang, Mana yang Lebih Buruk untuk Jantung?
Pada orang normal, denyut jantung dalam keadaan istirahat berkisar antara 60-100 kali per menit. Denyut jantung yang meningkat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan organ yang membutuhkan oksigen lebih banyak.
Jantung berdebar biasanya terjadi pada beberapa keadaan, misalnya dehidrasi, aktivitas fisik meningkat, kurang tidur, serta beberapa penyakit seperti gangguan jantung dan hipertensi.
Pada orang yang kekurangan waktu tidur, waktu istirahat seluruh organ juga akan berkurang. Hal ini mengakibatkan kelelahan pada organ, misalnya otak.
Otak sangat penting dalam membantu kita melaksanakan berbagai aktivitas sehari-hari. Seluruh kerja bagian tubuh pun dikendalikan oleh otak.
Dalam keadaan normal, otak adalah organ terbesar yang menggunakan persediaan oksigen. Sekitar 20 persen jumlah oksigen tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan otak.
Setelah begadang, otak akan membutuhkan oksigen lebih banyak untuk bekerja normal. Demi memenuhi kebutuhan oksigen di otak dan organ-organ lain yang kelelahan, jantung akan bekerja lebih keras dari biasanya.
Organ-organ akan memberi sinyal kelelahan karena memerlukan oksigen lebih untuk bekerja. Dengan demikian, jantung akan memompa darah lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen seluruh bagian tubuh.
Hal itu mengakibatkan denyut jantung akan meningkat dan menyebabkan orang yang mengalaminya mengalami rasa tidak nyaman berupa dada berdebar.
Artikel lainnya: Awas, Doyan Begadang Bisa Bikin Hipertensi
Jantung Berdebar Karena Kurang Tidur, Berbahayakah?
Jika kondisi jantung berdebar terjadi dalam jangka waktu lama, hal ini bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan pembesaran jantung.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga waktu istirahat agar dapat terpenuhi dengan baik dan tentunya dengan kualitas tidur yang baik.
Cara Mengatasi Jantung Berdebar Setelah Begadang
Ketika waktu istirahat kembali normal, biasanya keluhan jantung berdebar akan berkurang.
Namun, jika kondisi itu terus bertahan, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Bila perlu, pemeriksaan rekam jantung dilakukan.
Begitu juga bila kondisi tidak membaik atau bahkan semakin berat seperti disertai nyeri dada dan sesak napas. Segera dapatkan pemeriksaan dokter untuk dapat memperoleh terapi yang tepat.
Artikel lainnya: Berapa Jam Begadang yang Diperbolehkan?
Selain itu, masih ada beberapa masalah kesehatan yang dapat diakibatkan terlalu sering begadang, di antaranya:
- Alzheimer
- Penyakit jantung dan hipertensi
- Hepatitis
- Obesitas
- Diabetes mellitus
- Gangguan mood
- Depresi
Bahaya begadang juga mampu meningkatkan angka kecelakaan di jalan raya, sehingga angka kematian dan kecacatan akibat kecelakaan pun semakin tinggi.
Untuk itu, sebisa mungkin atur pola tidur kamu menjadi lebih baik, ya. Aktivitas yang padat memang kadang menyita waktu, tapi jangan korbankan waktu tidurmu.
Tidur yang berkualitas akan membantu kamu tetap sehat dan mampu beraktivitas maksimal.
Bila punya gangguan tidur, coba konsultasi lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Buat janji dokter dan pemeriksaan jantung juga bisa lebih praktis. #JagaSehatmu dengan cukup tidur!
(FR/JKT)
Medic, G., Wille, M., & Hemels, M. (2017). Short- and long-term health consequences of sleep disruption. Nature and Science of Sleep, Volume 9, 151–161.