Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah naiknya tekanan darah dengan nilai sistolik di atas 120 mmHg dan diastolik di atas 80 mmHg. Biasanya, tekanan darah tinggi terjadi secara terus-menerus. Lalu, apa bedanya hipertensi jas putih dengan hipertensi pada umumnya?
Terdapat suatu keadaan tekanan darah menjadi lebih tinggi pada kondisi tertentu. Hipertensi jas putih (white coat hypertension atau white coat effect) adalah suatu kelainan seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi kala bertemu dengan tenaga medis, misalnya dokter.
Sesuai dengan namanya, hipertensi jas putih biasanya ditemukan pada orang yang bertemu dengan tenaga medis yang menggunakan jas putih yang khas seperti yang biasa dipakai di berbagai tempat layanan kesehatan.
Pada umumnya, tekanan darah seseorang akan tetap stabil. Namun, pada orang yang mengalami hipertensi jas putih, tekanan darahnya akan melonjak tinggi ketika bertemu dengan tenaga kesehatan.
Artikel Lainnya: Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia
Mengenal Hipertensi Jas Putih
Hipertensi jas putih terjadi ketika sedang berada di lingkungan medis. Hal ini terjadi akibat meningkatnya stres. Diagnosis ini dapat ditegakkan jika tekanan darah saat di rumah sakit lebih tinggi dari 140/90 mmHg, dan pengukuran tekanan darah di luar dari rumah sakit kurang dari 135/85 mmHg.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang rentan terkena hipertensi jas putih. Biasanya ini bisa terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan cemas atau depresi.
Untuk diagnosis hipertensi jas putih, biasanya dilakukan metode pemeriksaan ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) merupakan standar pemeriksaan untuk mendiagnosis hipertensi jas putih dan untuk membedakannya dari hipertensi pada umumnya.
Namun, sayangnya metode pemeriksaan dengan menggunakan ABPM tidak tersedia pada banyak fasilitas kesehatan dan biasanya membutuhkan biaya yang mahal.
Artikel Lainnya: Hipertensi Picu Impotensi, Mitos atau Fakta?
Berbahayakah Hipertensi Jas Putih?
Nyatanya, seseorang dengan hipertensi jas putih memiliki peningkatan risiko untuk menderita tekanan darah tinggi yang menetap. Pada orang yang mengalami kondisi ini, kejadian tekanan darah yang menetap lebih tinggi, yaitu berkisar di angka 46,9 persen dibandingkan orang dengan tekanan darah normal, yaitu 22,2 persen.
Selain itu, penderita hipertensi jas putih juga memiliki risiko terjadinya berbagai kerusakan organ seperti gangguan jantung dan pembuluh darah. Berbagai gangguan ini terjadi karena adanya peningkatan saraf simpatik dan dapat berimbas buruk pada berbagai organ vital manusia.
Artikel Lainnya: Panduan Pola Makan Sehat untuk Penderita Hipertensi
Penanganan Hipertensi Jas Putih
Hingga detik ini, penanganan hipertensi jas putih masih menuai kontroversi dengan pertanyaan utama apakah hipertensi ini membutuhkan terapi secara khusus. Hal ini terkait waktu memulai terapi obat-obatan. Meski demikian, perubahan gaya hidup tetap disarankan.
Jika Anda mengalami kondisi hipertensi jas putih, kurangilah makanan yang tinggi garam dan jauhi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi seperti daging sapi dan kambing, susu dan berbagai produk olahannya (keju, es krim, yoghurt), dan aneka makanan yang berminyak dan berlemak.
Selain itu, cobalah untuk menjadwalkan olahraga secara rutin untuk menurunkan tekanan darah Anda. Olahraga yang disarankan adalah aerobik seperti lari pada pagi hari dan berenang. Kedua olahraga ini memiliki dampak yang baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Jadi, walaupun tanpa gejala, hipertensi jas putih tetap memerlukan penanganan yang serius. Tidak ada salahnya untuk menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya penyakit ini, atau penyakit lainnya di masa depan.
[RN/ RVS]