Seseorang yang memiliki genggaman tangan lemah disebut-sebut berisiko lebih besar mengembangkan penyakit jantung.
Demikian temuan sebuah studi yang digagas Queen Mary University of London, Inggris.
Para peneliti menemukan bahwa orang dengan jabat tangan lemah, mengalami perubahan struktur dan fungsi jantung.
Bagaimana perubahan tersebut meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang dengan genggaman tangan lemah? Yuk cari tahu.
Riset soal Jabat Tangan Lemah dan Peningkatan Risiko Gangguan Jantung
Penelitian dilakukan dengan melibatkan sekitar 5.000 peserta. Para relawan diminta untuk menggenggam alat bernama dinamometer selama 3 detik.
Peneliti kemudian memindai jantung peserta, serta menghitung volume darah yang dipompa oleh jantung mereka.
Hasil riset menemukan bahwa relawan dengan kekuatan genggaman tangan lebih baik, punya volume aliran darah dari jantung yang lebih tinggi.
Mereka juga memiliki otot jantung yang lebih sehat, sehingga berisiko lebih rendah mengalami masalah kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
Adapun peserta dengan genggaman tangan lemah, memiliki aliran darah dari jantung yang lebih rendah. Kesehatan otot jantung mereka juga lebih buruk, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Artikel Lainnya: Cegah Serangan Jantung, Ketahui Denyut Nadi Normal Sesuai Usia
Kaitan Penyakit Jantung dan Genggaman Tangan Lemah
Disampaikan dr. Reza Fahlevi, penyebab genggaman tangan lemah akibat masalah jantung berkaitan erat dengan energi yang dihasilkan oleh tubuhnya.
Hal ini terlihat signifikan, terutama pada individu yang mengalami gagal jantung, yaitu kondisi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif.
“Karena detak jantungnya lemah, aliran darahnya menurun, sehingga energinya berkurang. Itulah yang membuat jabat tangan lemah pada pengidap gagal jantung secara umum,” katanya.
Selain genggaman tangan yang tidak kokoh, dr. Reza menambahkan individu dengan gangguan jantung juga memiliki ciri tambahan berupa cepat lelah dan mudah berkeringat.
Karenanya, Christopher Allen dari British Heart Foundation mengatakan bahwa jabat tangan lemah tidak serta merta dapat dijadikan indikator tunggal seseorang mengalami gangguan jantung.
Kekuatan genggaman tangan menurutnya bisa menjadi salah satu indikator kesehatan jantung, namun untuk memastikan masalah jantung secara menyeluruh individu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter.
Artikel Lainnya: Menyingkap Faktor Risiko Gagal Jantung di Usia Muda
Meningkatkan Peluang Menyelamatkan Nyawa Penderita Gangguan Jantung
Kendati tidak dapat dijadikan indikator tunggal penyakit jantung, Professor Steffen Petersen, pemimpin studi menilai kekuatan genggaman tangan bisa meningkatkan peluang hidup seseorang.
Utamanya, jika individu dengan genggaman tangan lemah menyadari risiko terkait masalah jantung dan segera memeriksakan dirinya ke dokter.
Dokter selanjutnya bisa merekomendasikan perawatan kesehatan yang tepat untuk mencegah perburukan kondisi jantung.
“Hal ini membantu pengidap penyakit jantung untuk mengubah pola hidupnya sesegera mungkin. Sehingga, mencegah kondisi yang lebih buruk di kemudian hari,” jelas Prof. Steffen.
Itu dia kaitan genggaman tangan lemah dan peningkatan risiko penyakit jantung. Jika Anda memiliki kondisi serupa, jangan ragu untuk segera mengkonsultasikannya dengan dokter.
Ingin tanya lebih lanjut seputar penyakit jantung? konsultasi ke dokter via LiveChat.
(PUT/AYU)
Referensi:
- BHF. Diakses 2022. Weak handshake could be sign of a failing heart.
- Healthline. Diakses 2022. Everything You Need to Know About Heart Disease.
- Wawancara dr. Reza Fahlevi.