Sebagian masyarakat mungkin lebih mengenal hipertensi – atau tekanan darah tinggi - daripada hipotensi. Hipotensi adalah tekanan darah rendah. Meski hipotensi tidak sepopuler hipertensi, Anda tetap perlu mengenali gejala hipotensi agar bisa mengatasi gangguan kesehatan yang satu ini.
Kondisi hipotensi ditandai dengan kondisi tekanan darah di bawah rata-rata atau rendah. Normalnya, tekanan darah orang dewasa adalah 120/180. Sedangkan jika kurang dari itu, bisa disebut sebagai gejala hipotensi.
Siapa saja bisa mengalami hipotensi. Namun, ada beberapa orang yang lebih berisiko seperti lansia, anak-anak, orang yang mengonsumsi obat diuretik, penderita penyakit jantung, pasien yang tirah baring (bed rest) lama, dan wanita hamil.
Menurut dr. Adeline Jaclyn dari KlikDokter, jenis hipotensi yang paling umum terjadi adalah hipotensi postural.
“Hipotensi postural terjadi saat Anda mengalami penurunan tekanan darah tiba-tiba ketika bangun dari posisi berbaring, atau dari posisi duduk menuju berdiri. Hal ini biasanya akan menimbulkan pusing. Jika sampai pingsan, maka disebut sebagai sinkop vasovagal,” terang dr. Adeline.
Hipotensi postural diperkirakan terjadi akibat kegagalan sistem kardiovaskular atau saraf untuk menyesuaikan diri dengan perubahan secara tiba-tiba.
Apa saja gejala hipotensi?
Pada orang sehat, hipotensi yang tak menimbulkan gejala umum tak perlu dikhawatirkan. Namun pada beberapa orang, dr. Adeline mengatakan, hipotensi dapat memicu keluhan seperti pusing, bahkan sampai pingsan.
Selain pusing dan pingsan, keluhan lainnya antara lain:
- Pandangan kabur
- Mual
- Lemas
- Kurang konsentrasi
- Harus terus-menerus
- Tidak bersemangat
Pada kondisi ekstrem, tekanan darah rendah bisa menyebabkan syok yang dapat mengancam nyawa.
“Tanda-tandanya adalah kebingungan terutama pada orang tua, kulit dingin dan pucat, napas cepat dan dangkal, serta denyut nadi yang cepat dan lemah,” kata dr. Adeline.
Penyebab hipotensi
Meski sampai saat ini penyebab hipotensi belum jelas, tetapi ada beberapa kondisi yang diduga berkaitan dengan kemunculannya, yakni:
-
Kehamilan
Perubahan hormon pada tubuh wanita saat hamil dapat menyebabkan beberapa kondisi, salah satunya hipotensi. Untuk mengatasinya, Anda perlu mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, agar kadar darah dalam tubuh meningkat.
Pilihannya adalah daging merah, kuning telur, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, buang kering seperti kismis, dan lain-lain.
-
Gangguan jantung
Penderita gangguan jantung lebih rentan mengalami hipotensi. Denyut jantung yang lambat dan adanya gangguan pada katup jantung bisa menyebabkan tekanan darah rendah.
-
Dehidrasi
Saat tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, darah yang bergantung pada air tak mampu memasok peredaran darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut membuat volume darah di arteri dan vena rendah, sehingga terjadi hipotensi.
-
Perdarahan pada ibu hamil
Perdarahan yang dialami ibu hamil bisa menyebabkan hipotensi. Jika Anda sampai mengalaminya, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, serta memastikan kondisi kehamilan dan janin aman dan sehat.
-
Neurally mediated hypotension
Kondisi ini terjadi akibat miskomunikasi otak dan jantung, sehingga menyebabkan hipotensi. Kondisi ini umumnya dialami orang muda, dan mengakibatkan pusing, lemas, dan pingsan setelah berdiri lama.
Cara mengatasi hipotensi
Jika ingin mengatasi hipotensi, kenali dulu penyebabnya. Hipotensi yang tidak menimbulkan gejala pada orang sehat biasanya tidak membutuhkan terapi. Kalau pada hipotensi ringan, menurut dr. Adeline penambahan elektrolit seperti garam pada makanan bisa menghilangkan gejalanya. Konsumsi kafein pada pagi hari juga bisa efektif.
Kalau hipotensi yang terjadi tergolong berat, hingga menyebabkan syok, butuh penanganan langsung dari tenaga kesehatan. Hipotensi menyebabkan tidak tercukupinya kebutuhan oksigen otak. Keadaan ini menyebabkan fungsi dan kerja otak dan organ tubuh lain menurun.
Jika hipotensi telanjur terjadi, yang bisa Anda lakukan untuk meringankan gejalanya adalah dengan:
- Melakukan perubahan posisi tubuh secara perlahan, misalnya dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri.
- Berikan sanggahan di bawah kepala agar posisinya lebih tinggi saat berbaring.
- Banyak minum air putih.
Selain itu, hindari berdiri terlalu lama, mengubah posisi tubuh secara mendadak, minum kafein sebelum tidur, dan konsumsi alkohol secara berlebihan.
Kondisi hipotensi sangat bervariasi pada setiap orang. Oleh karena itu Anda perlu mengenali gejala hipotensi atau tekanan darah rendah ini karena tak selalu membutuhkan penanganan dokter. Meski demikian, hipontensi tetap tak boleh disepelekan..
(RN/ RVS)