Kenali Fungsi Katup Jantung dan Masalah Kesehatannya

Jantung memiliki empat ruang.  Dua ruang atas jantung disebut sebagai atrium alias serambi jantung. Sementara, dua ruang di bagian bawah jantung disebut sebagai ventrikel alias bilik jantung.

Sebelum meninggalkan setiap ruang jantung, darah akan melalui katup. Katup jantung alias klep jantung merupakan organ yang berfungsi layaknya pintu satu arah. 

Fungsi katup pada jantung yaitu menjaga aliran darah yang berasal dari jantung agar dapat mengalir dengan benar. Aliran darah tersebut akan mengalir di antara ruangan jantung dan keluar melalui pembuluh darah.

Mengenal Katup Jantung

Berdasarkan Columbia University Irving Medical Center, katup jantung bekerja ketika otot jantung berkontraksi dan berelaksasi. 

Katup akan membuka dan menutup, lalu secara bergantian membiarkan darah mengaliri ventrikel dan atrium, hingga akhirnya keluar melewati pembuluh darah.

Artikel Lainnya: Beda Pasang Katup dan Pasang Ring Jantung

Jantung sendiri pada dasarnya memiliki empat katup, yaitu :

• Katup trikuspid: Katup ini terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Fungsinya menyalurkan darah dari atrium kanan menuju ke ventrikel kanan.
• Katup mitral: Terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri, katup mitral bertugas mengalirkan darah dari atrium kiri menuju ke ventrikel kiri.
• Katup pulmonal: katup pulmonal berada di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, yaitu pembuluh darah yang menuju ke paru-paru. Fungsinya menyalurkan darah dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
• Katup aorta: Bertempat di antara ventrikel kiri dan aorta, katup ini berfungsi mengalirkan darah dari ventrikel kiri ke pembuluh darah yang menuju seluruh tubuh tersebut.

Gangguan Katup Jantung

Ketika salah satu ataupun sejumlah katup jantung bermasalah, proses jantung mengalirkan darah ke seluruh tubuh ikut terganggu. Berikut sederet gangguan katup jantung yang mungkin terjadi:

1. Stenosis Katup Jantung

Masalah katup jantung yang pertama yaitu stenosis alias penyempitan. Stenosis katup jantung terjadi karena katup jantung mengalami penebalan, sehingga menjadi kaku dan tidak dapat terbuka dengan semestinya.

Akibatnya, darah tidak dapat mengalir ke ruangan jantung maupun pembuluh darah. Sehingga, otot jantung harus bekerja lebih keras agar bisa memompa darah.

Artikel Lainnya: Bolehkah Pasien Sudah Ganti Katup Jantung Menyelam?

Stenosis dapat terjadi pada semua bagian katup jantung, termasuk katup aorta. Jika penyempitan terjadi pada bagian tersebut, kondisinya dinamakan sebagai stenosis katup aorta.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, stenosis katup aorta menghalangi aliran darah dari jantung menuju aorta.

“Kondisi ini bisa disebabkan adanya penyakit jantung kongenital atau bawaan, pengendapan kalsium dalam darah di katup jantung, ataupun rheumatic fever,” katanya.

2. Regurgitasi Katup Jantung

Regurgitasi katup jantung merupakan kondisi ketika katup tidak dapat tertutup sepenuhnya.

Kondisi yang dinamakan pula sebagai katup jantung bocor tersebut menyebabkan darah dapat mengalir kembali ke ruangan jantung. 

Akibatnya, jumlah darah yang dialirkan ke seluruh tubuh berkurang.

Artikel Lainnya: Deretan Penyakit yang Membutuhkan Transplantasi Jantung

3. Stenosis dan Regurgitasi Katup Jantung

Katup jantung juga dapat mengalami stenosis dan regurgitasi secara bersamaan. Kondisi ini dapat dialami lebih dari satu katup pada periode waktu yang sama.

Ketika katup jantung bermasalah, penderitanya akan mengalami sejumlah gejala seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, maupun suara jantung bising atau tidak normal.

Jika tidak segera ditangani, penyakit katup jantung dapat memicu masalah medis serius, seperti gagal jantung.

Karena itu, jika Anda mengalami gejala penyakit katup jantung, segeralah berkonsultasi kepada dokter. 

Ingin bertanya lebih lanjut seputar penyakit jantung? konsultasikan kepada dokter via Live Chat.

(PUT/JKT)

Referensi:

Columbia University Irving Medical Center. Diakses 2022. Heart Valves, Anatomy and Function.

Mayo Clinic. Diakses 2022. Heart Valve Disease.

Ditinjau oleh dr. Theresia Rina Yunita