Penyakit jantung koroner dikenal sebagai silent killer atau pembunuh terselubung. Hal ini disebabkan oleh perjalanan penyakitnya yang bisa terjadi tanpa gejala jelas di awal. Namun, ketika serangan jantung terjadi, nyawa bisa jadi taruhannya.
Gejala khas penyakit jantung koroner adalah nyeri dada pada daerah kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Beberapa contoh faktor risiko penyakit ini adalah hipertensi, diabetes, dan gangguan kadar kolesterol (dislipidemia).
Salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan pada pasien serangan jantung adalah pemeriksaan kadar troponin.
Yuk, kenali lebih jauh pemeriksaan troponin dan manfaatnya dalam mendeteksi penyakit jantung di masa depan!
Artikel Lainnya: Jangan Abaikan Gejala Penyakit Jantung Ini!
Pemeriksaan Troponin
Tahukah Anda? Mengetahui tingkat troponin bisa jadi cara untuk mengenali risiko penyakit jantung di masa depan. Apa yang dimaksud dengan troponin?
Troponin merupakan kelompok protein dalam serat otot rangka dan jantung. Fungsinya untuk mengatur kontraksi otot.
Ketika terjadi kerusakan jantung, troponin akan masuk ke darah. Hal ini dapat dideteksi menggunakan alat di laboratorium.
Terdapat tiga jenis protein troponin, yaitu troponin C, troponin T, dan troponin I.
Troponin C otot jantung dan otot rangka memiliki struktur yang mirip. Jadi, tidak digunakan dalam deteksi gangguan jantung.
Namun, mengukur banyaknya troponin T atau troponin I di dalam darah bisa bantu mengidentifikasi orang yang telah alami kerusakan pada jantung.
Biasanya, troponin hanya ada dalam jumlah yang sangat kecil hingga tidak terdeteksi di dalam darah. Saat terjadi kerusakan sel otot jantung, troponin dilepaskan ke dalam darah.
Semakin banyak kerusakan, semakin besar pula konsentrasinya di dalam darah. Jadi, tes troponin sering digunakan untuk membantu menentukan apakah seseorang telah menderita serangan jantung atau tidak.
Artikel Lainnya: 9 Hal yang Harus Dilakukan Usai Kena Serangan Jantung
Menggolongkan Penyakit Jantung dengan Troponin
Tes troponin biasanya akan dilakukan pada seseorang dengan dugaan serangan jantung di unit gawat darurat.
Namun, tes ini juga perlu dilakukan bila seseorang dengan sumbatan pembuluh darah stabil tapi mengalami perburukan.
Salah satu terobosan terakhir dalam penggunaan troponin adalah penggunaan hs Troponin I (hsTnI). Fungsinya untuk penggolongan risiko sakit jantung pada orang yang tidak bergejala.
hsTnI adalah biomarker spesifik jantung yang dapat membantu dalam stratifikasi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Artikel Lainnya: 5 Tanda Anda Berisiko Terkena Serangan Jantung, Gejalanya?
Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat dari pemeriksaan hs Troponin I dalam perkiraan risiko kardiovaskular pada individu yang terlihat sehat dan tidak bergejala.
Nantinya, hasil hsTnI ini akan menggolongkan pasien ke tiga kelompok risiko, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Pada pasien dengan risiko tinggi yaitu:
Pria bila nilai tes hsTroponin I > 10ng/L
Wanita bila nilai tes hs Troponin I > 12ng/L
disarankan untuk segera berkonsultasi kembali ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan dan terapi yang sesuai.
Penyakit jantung koroner memerlukan penanganan yang serius. Karena itu, jangan anggap sepele keluhan nyeri dada.
Konsultasikan masalah ini dengan dokter agar Anda dapat mencegah serangan jantung yang fatal. Bila ingin lebih cepat konsultasi ke dokter, pakai Live Chat dari Klikdokter. Anda pun bisa pantau kesehatan jantung di KlikDokter.
(FR/AYU)