Sebagian orang yang gemar menyantap olahan jengkol, seperti semur atau balado mungkin tidak terlalu peka terhadap khasiat dari makanan favoritnya. Padahal, meski baunya kurang sedap, jengkol juga dipercaya punya khasiat untuk mengatasi berbagai penyakit, tak terkecuali penyakit jantung.
Munculnya dugaan bahwa jengkol bisa mengatasi penyakit jantung berawal dari kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Jengkol kaya akan kandungan protein, antioksidan, fosfor, dan kalsium. Kombinasi dari zat-zat tersebut dikatakan mampu mengatasi penyakit jantung.
Apa kata medis?
Menanggapi rumor tentang khasiat jengkol untuk mengatasi penyakit jantung, dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter mengatakan bahwa hal tersebut sebenarnya agak keliru. Menurutnya, jengkol tidak serta-merta dapat mencegah, apalagi mengobati penyakit jantung.
“Awal mula anggapan jengkol dapat mengatasi penyakit jantung bisa jadi dari kandungan zat antioksidannya yang tinggi, seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin,” kata dr. Dyah Novita.
“Antioksidan memang berfungsi menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel-sel atau jaringan di dalam tubuh. Oleh sebab itulah, banyaknya kandungan antioksidan dalam jengkol seakan-akan berarti bahwa bahan makanan ini dapat mengatasi penyakit jantung,” lanjutnya.
Padahal, lanjut dr. Vita, antioksidan yang ada pada jengkol berbeda dengan yang digunakan untuk mencegah atau mengatasi penyakit jantung. Menurutnya, antioksidan yang sering diberikan oleh dokter kepada penderita penyakit jantung adalah coenzyme q10.
“Coenzyme q10 berfungsi mencegah penumpukan lemak pada pembuluh darah, serta mempercepat proses penyembuhan penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, dan fibromialgia. Zat ini tidak ditemukan di dalam jengkol, sehingga kemampuan jengkol untuk mengatasi penyakit jantung tidak maksimal,” jelasnya.
Jengkol tetap memiliki manfaat sehat
Meski tidak efektif mengatasi penyakit jantung, jengkol tetap memiliki manfaat sehat. Kandungan antioksidan alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang ada pada jengkol dipercaya mampu mencegah kerusakan pada sel atau jaringan akibat kanker ataupun penyakit pembuluh darah.
Tak berhenti di situ, kadar protein yang lebih tinggi pada jengkol juga turut membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit. Itu karena protein adalah makronutrien yang sejatinya berguna untuk memperbaiki kerusakan sel akibat suatu penyakit.
Dengan kata lain, antioksidan pada jengkol mampu melindungi dan mencegah kekambuhan penyakit. Sedangkan protein di dalamnya berfungsi untuk memperbaiki sel atau jaringan yang telanjur rusak.
Perhatikan ini saat mengonsumsi jengkol
Kandungan antioksidan dan protein dalam jengkol memang menggiurkan. Tapi bukan berarti Anda dianjurkan untuk mengonsumsi secara berlebihan.
Lagi pula, tak semua orang dapat mengonsumsi jengkol. Ada juga gangguan kesehatan yang disebut intoleransi jengkol.
Fakta menyebut, jengkol mengandung asam jengkolat yang merupakan asam amino berunsur sulfur. Semakin tua jengkol, semakin banyak kandungan asam jengkolat di dalamnya.
Nah, bagi Anda yang sedari awal memiliki gangguan lambung, khususnya asam lambung, sebaiknya jangan coba-coba untuk menyantap olahan jengkol. Bila lambung dalam kondisi asam, kemungkinan Anda mengalami kejengkolan akan lebih tinggi.
Bukan cuma itu, asam jengkolat berlebih juga bisa membentuk kristal yang kemudian menyumbat ginjal serta saluran kencing Anda. Kalau sudah begitu, gagal ginjal akut akan sulit dihindari.
Ada beberapa gejala akibat kondisi tersebut yang bisa Anda kenali. Mulai dari nyeri pinggang, frekuensi berkemih berkurang, jumlah urine sedikit, ada darah pada urine, hingga mual dan muntah.
Mengingat adanya kemungkinan tersebut, pencinta jengkol sebaiknya lebih berhati-hati lagi. Konsumsi jengkol secukupnya, agar bisa bermanfaat untuk mengatasi penyakit jantung tanpa memicu gagal ginjal.
(NB/ RH)