Jantung

Mengapa Pria Lebih Mudah Kena Serangan Jantung Dibanding Wanita?

dr. Dyah Novita Anggraini, 05 Mar 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyakit jantung menjadi penyebab sebagian besar kematian di seluruh dunia. Tapi benarkah serangan jantung lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita?

Mengapa Pria Lebih Mudah Kena Serangan Jantung Dibanding Wanita?

Serangan jantung atau dikenal dengan penyakit jantung koroner memang dapat terjadi secara tiba-tiba. Menurut data Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur, yakni sebesar 12,9%.

Namun dari data Centers for Disease Control dan Prevention (CDC), menyatakan bahwa wanita ternyata lebih sedikit berisiko terkena penyakit jantung koroner sampai berumur 55 tahun dibandingkan dengan pria yang dapat terkena serangan jantung di usia yang lebih muda. Pada rentang usia 25–35 tahun, angka kejadian penyakit jantung koroner pada pria dibandingkan wanita sebesar 3:1.

Berikut ini beberapa faktor yang diduga berperan terhadap peningkatan risiko pria terkena serangan jantung dibandingkan dengan wanita, yaitu:

  • Stres

Saat berhadapan dengan stres, baik itu di lapangan pekerjaan atau di rumah, pria diduga memiliki cara yang lebih terbatas untuk menghadapi dan mengekspresikan stres secara emosional dibandingkan wanita.

Ketika sedang stres, wanita lebih mudah menangis dan mengekspresikan emosinya. Ternyata hal ini cukup membantu para wanita mengurangi beban stres yang dihadapi.

  • Hormon estrogen pada wanita

Peranan hormon estrogen pada wanita adalah sebagai pelindung dari penyakit jantung koroner. Sebab, hormon estrogen berperan dalam mengatur metabolisme lemak di dalam tubuh.

Oleh sebab itu, risiko wanita terkena penyakit jantung koroner akan meningkat juga saat wanita tersebut sudah memasuki masa menopause dengan rata-rata usia 55 tahun.

  • Obesitas sentral 

Ini merupakan kondisi kelebihan lemak yang terpusat di daerah perut. Seseorang dikatakan obesitas sentral apabila lingkar perut ≥90 cm pada pria dan ≥80 cm pada wanita. Seseorang yang menderita obesitas sentral dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner.

Untuk mencegah terjadinya serangan jantung di kemudian hari, Anda dapat mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Berikut beberapa faktor risiko penyakit jantung:

  • Obesitas. Penyakit pembuluh darah koroner meningkat pada orang yang memiliki obesitas dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 30.
  • Tekanan darah meningkat. Sebagian besar penderita penyakit jantung koroner memiliki tekanan darah yang meningkat.
  • Kolesterol tinggi. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner dua kali lebih besar dibandingkan dengan seseorang dengan kadar kolesterol normal.
  • Depresi. Seseorang yang memiliki gangguan depresi biasanya juga risiko terkena penyakit jantung koronernya juga meningkat.
  • Merokok. Seseorang yang merokok berisiko sebanyak empat kali lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
  • Konsumsi alkohol secara berlebihan. Kebiasaan untuk minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
  • Tidak olahraga. Semakin jarang seseorang berolahraga, maka semakin tinggi pula peningkatan risiko terkenanya penyakit jantung koroner.

Hal-hal di atas sudah cukup menjelaskan mengapa pria lebih rentan terkena serangan jantung. Selain menghindari faktor risiko penyebab penyakit jantung koroner di atas, Anda disarankan untuk melakukan diet yang sehat. Konsumsilah makanan bergizi dan kaya serat seperti sayur dan buah.

Selain itu, agar terhindar dari kemungkinan terkena serangan jantung, Anda sebaiknya rutin berolahraga, minimal 30 menit setiap hari. Jangan lupa, istirahat yang cukup serta belajarlah untuk mengelola stres dengan baik. Terakhir, lakukan cek kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan setiap tahunnya.

[NP/ RH]

Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung pada Wanita
Penyakit Jantung
Serangan Jantung