Jantung

Mengenal Risiko dan Efek Samping Transplantasi Jantung

Aditya Prasanda, 17 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Setiap operasi medis berpotensi menimbulkan efek samping, tak terkecuali transplantasi jantung. Berikut ini efek samping transplantasi jantung yang wajib diwaspadai.

Mengenal Risiko dan Efek Samping Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung merupakan solusi terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami kerusakan jantung parah, serta tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan atau prosedur medis lainnya

Prosedur tersebut bertujuan untuk mengganti jantung pasien yang rusak dengan jantung donor yang sehat. Tindakan ini mesti dilakukan dengan hati-hati dan cermat, guna meraih manfaat yang diinginkan.

Meski demikian, pasien tak sepenuhnya terlepas dari sejumlah risiko transplantasi jantung.

Beberapa risiko dan efek samping transplantasi jantung yang mungkin terjadi, antara lain:

 

1 dari 3

1. Perdarahan

Pasien transplantasi jantung berisiko tinggi mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi ketika darah keluar dari pembuluh yang rusak, baik di dalam maupun luar tubuh.

Perdarahan bisa disebabkan oleh proses pembedahan, maupun luka pada bekas sayatan.

Artikel Lainnya: Mengenal Prosedur Transplantasi Jantung

2. Infeksi

Luka bekas sayatan dapat terinfeksi. Hal ini bisa terjadi karena kontaminasi bakteri dan virus yang mungkin masuk melalui transfusi darah.

Faktanya, darah yang ditransfusikan berisiko mengandung patogen berbahaya, seperti human immunodeficiency virus (HIV), virus hepatitis B (HBV), dan hepatitis C (HCV).

Infeksi juga bisa disebabkan oleh efek samping imunosupresan, yaitu golongan obat yang digunakan untuk menekan atau menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Penggunaan imunosupresan bertujuan untuk mengurangi reaksi imun berlebih yang dapat memperburuk kondisi kesehatan. Sayangnya, di saat bersamaan, obat ini melemahkan kekebalan tubuh dalam menangkal infeksi patogen.

3. Penyakit Kronis

Penggunaan imunosupresan dapat pula meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti kerusakan ginjal, pneumonia, serangan jantung, stroke, diabetes, osteoporosis, bahkan kanker.

Berdasarkan Fairview, kanker merupakan penyakit kronis yang berisiko tinggi dialami oleh 1 dari 10 pasien transplantasi jantung.

Dijelaskan dr. Alvin Nursalim Sp.PD, risiko kanker kian besar seiring meningkatnya frekuensi penggunaan obat penekan sistem imun selama dan sesudah proses transplantasi.

Beberapa jenis kanker yang umum dialami pasien transplantasi jantung, misalnya kanker kulit, kanker bibir, dan kanker limfoma.

Artikel Lainnya: Mengungkap Prosedur Cangkok Jantung Babi Pertama untuk Manusia

2 dari 3

4. Pembekuan Darah

Pasien transplantasi jantung juga berisiko mengalami gangguan pembekuan darah. Kondisi ini menyebabkan darah menggumpal.

Apabila terjadi di paru-paru, pembekuan darah bisa memengaruhi kondisi pernapasan. Sementara itu, darah beku yang terjadi di bagian tubuh lainnya dapat menimbulkan edema, yaitu pembengkakan karena adanya penumpukan cairan.

5. Kerusakan Saraf

Kendati jarang terjadi, prosedur transplantasi jantung dapat menimbulkan efek samping berupa kerusakan saraf. Hal ini menyebabkan pasien mengalami mati rasa, lemah, nyeri, atau bahkan lumpuh.

Gejala kerusakan saraf dapat muncul untuk sementara waktu maupun selamanya (permanen).

Artikel Lainnya: Beda Pasang Katup dan Pasang Ring Jantung

6. Penolakan Jantung Donor

Salah satu risiko terbesar dari transplantasi jantung, yaitu sistem kekebalan tubuh yang menolak keberadaan jantung donor. Hal ini disebabkan sistem imun mengira bahwa organ donor tersebut merupakan benda asing yang harus disingkirkan.

Karenanya, sistem kekebalan menyerang jantung baru yang ditransplantasikan sehingga membuat organ tersebut rusak.

3 dari 3

7. Kegagalan Cangkok Primer

Kegagalan cangkok primer alias kondisi jantung donor tidak berfungsi merupakan penyebab kematian paling sering pada pasien transplantasi jantung. Kondisi ini umumnya terjadi dalam beberapa bulan pasca-prosedur tersebut. 

Penyebab kegagalan cangkok primer, yaitu dinding pembuluh arteri koroner di jantung menebal dan mengeras. Akibatnya, sirkulasi darah di jantung terganggu sehingga mencetuskan sejumlah masalah pada organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh tersebut.

Gangguan jantung yang dimaksud meliputi serangan jantung, gagal jantung, aritmia, hingga kematian jantung mendadak.

Itu dia sederet risiko transplantasi jantung yang mesti dikenali dan diwaspadai. Apabila Anda memiliki pertanyaan sehubungan dengan hal tersebut, jangan sungkan untuk berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses 2021. Heart Transplant.

Fairview. Diakses 2022. What You Need to Know about a Heart Transplant.

Ditinjau oleh dr. Alvin Nursalim Sp.PD

operasi
Jantung