BPOM RI telah melakukan penarikan terhadap sejumlah obat antihipertensi yang mengandung zat aktif Losartan dan Valsartan, Selasa (4/12) lalu, dikutip dari pom.go.id. Penarikan itu dilakukan karena obat antihipertensi tersebut diduga terkontaminasi zat pengotor yang dapat meningkatkan risiko kanker. Adanya zat berbahaya tersebut dikarenakan tidak sengaja terbentuk saat pembuatan obat berlangsung.
Hal tersebut mungkin membuat sebagian penderita hipertensi memutuskan untuk beralih ke obat hipertensi herbal. Misalnya saja, obat herbal antihipertensi yang terbuat dari bawang putih.
Lalu, apakah obat herbal tersebut benar-benar bisa mengganti fungsi dari obat primer yang sebelumnya telah diberikan dokter? Dan kalaupun iya, apakah aman bila dikonsumsi jangka panjang?
Perihal Keamanan Obat Hipertensi Herbal
Obat-obatan herbal yang paling umum digunakan untuk mengatasi hipertensi ada yang berbentuk kapsul, dan ada pula yang seperti ramuah teh herbal. Dari sudut pandang medis, sebenarnya cukup sulit untuk mengatakan apakah penggunaan obat herbal untuk mengatasi hipertensi itu aman atau tidak. Sebab di dalam dunia kedokteran, aman atau tidaknya sebuah obat memerlukan bukti-bukti ilmiah.
“Minimal ada penelitian ilmiah yang sebelumnya sudah membuktikan kandungan zat obat yang dimaksud. Nah, kelemahan pada obat herbal adalah belum banyak penelitian yang bisa membuktikan khasiat dan efek samping dari penggunaan mereka. Dan kalaupun sudah ada penelitian tentang khasiatnya, umumnya tidak diberitahukan secara jelas soal dosisnya,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong.
Berbeda dengan obat-obatan kimia, mereka sudah memiliki takaran dan dosis yang jelas sehingga jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, bisa teratasi dengan aturan yang jelas juga. Untuk itu, dr. Sepriani menyarankan kepada semua penderita hipertensi yang tertarik mengonsumsi obat-obatan herbal untuk selalu mengonsultasikannya dulu kepada dokter.
“Yang jelas, jangan jadikan obat-obatan herbal sebagai obat utama yang benar-benar menggantikan obat kimia yang sebelumnya sudah diberikan dokter. Jadi, gunakan saja obat herbal sebagai pelengkap dalam membantu mengontrol tekanan darah pasien,” jelasnya.
Artikel Lainnya: Obat Hipertensi Valsartan dan Losartan Ditarik BPOM, Ada Apa?
Jangan Buru-buru Beralih ke Obat Herbal
Sementara itu, bagi Anda penderita hipertensi yang juga memiliki gangguan ginjal, sebaiknya tahan dulu keinginan untuk mengonsumsi obat-obatan herbal. Pasalnya, untuk membuat bahan baku herbal lebih solid bentuknya dan “memantapkan” khasiatnya secara semu, produsen kerap menggunakan bahan steroid yang sebenarnya tidak boleh dikonsumsi jangka panjang dan sembarangan.
“Apabila Anda tetap memaksakan diri untuk meminum obat atau ramuan herbal padahal punya gangguan ginjal, obat herbal yang mengandung steroid itu justru akan memperberat kinerja ginjal.”
Lebih dari itu, obat herbal yang mengandung steroid juga bisa memberatkan hormon-hormon yang memproses metabolisme tubuh. Jadi, meskipun setelah meminum obat herbal tersebut tubuh langsung mendadak segar bugar, efeknya tidak akan bertahan lama. Dan itu justru bisa menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Kesimpulannya, tidak semua yang bersifat herbal itu seratus persen aman. Sebab, belum banyak bukti ilmiah yang bisa menjelaskan khasiat, dosis, dan efek samping secara spesifik dari obat-obatan hipertensi herbal. Jika Anda tetap ingin mengonsumsinya, jadikan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan saja, bukan pengganti pengobatan utama dari dokter Anda.
[RS/ RVS]