Penyakit jantung koroner dan gagal jantung, semua terus menjadi momok yang cukup ditakuti oleh banyak orang. Di luar itu, ada satu lagi masalah kesehatan jantung yang perlu Anda ketahui dan waspadai, yakni pembesaran jantung.
Dikatakan dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, pembesaran jantung adalah suatu kelainan struktur anatomis jantung, di mana jantung memiliki ukuran yang lebih besar daripada umumnya.
Terdapat empat ruang pada jantung, yaitu ruang jantung bawah (ventrikel kiri, ventrikel kanan) dan ruang jantung atas (atrium kiri, atrium kanan).
Bahasa medis untuk pembesaran jantung adalah kardiomegali. Pembesaran jantung itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu kardiomegali yang terjadi karena otot-otot jantung membesar atau menebal (kardiomegali hipertrofi) dan kardiomegali yang terjadi akibat ruang jantung yang melebar (kardiomegali dilatasi).
Kedua kondisi tersebut merupakan proses adaptasi jantung untuk menghadapi perubahan kondisi, atau akibat adanya peningkatan beban kerja pada jantung.
Menurut dr. Dyan Mega, pembesaran jantung bisa terjadi akibat hal-hal berikut ini:
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit katup jantung
- Penyakit paru kronis
- Usia
- Kardiomiopati
- Penyakit Tiroid
- Bahaya pembesaran jantung
Pada sebagian orang, pembesaran jantung tidak menimbulkan gejala yang khas. Hal inilah yang membuat penyakit tersebut sangat berbahaya. Pasalnya, kata dr. Dyan Mega, jika pembesaran jantung didiamkan tanpa pengobatan, yang akan terjadi kemudian adalah gagal jantung.
“Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara maksimal. Gejalanya berupa sesak napas, kaki bengkak, mudah lelah saat beraktivitas, denyut nadi tidak teratur dan berdebar-debar,” kata dr. Dyan Mega.
Diagnosis pembesaran jantung
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya pembesaran jantung meliputi rontgen, echocardiography (USG jantung), dan treadmill. Kombinasi dari pemeriksaan tersebut ditujukan untuk memperkuat dugaan dan mencari penyebab utama dari kondisi terkait.
"Dari rontgen dada, dokter dapat melihat ukuran jantung, pembuluh darah atau vaskularisasi, serta kondisi paru-paru. Echoradiography, selain melihat struktur atau anatomi jantung, juga dapat melihat kemampuan otot jantung dalam memompa darah," ungkap dr. Dyan Mega.
Sementara itu, lanjut dr. Dyan Mega, treadmill digunakan untuk menilai fungsi pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini juga dapat menilai ada/tidaknya sumbatan pada pembuluh darah pada jantung (jantung koroner).
Pengobatan pembesaran jantung
Pembesaran jantung bukanlah akhir dari segalanya. Anda yang mengalami penyakit ini dapat memperlambat keparahan gejala dengan menerapkan tindakan berikut ini:
- Mengonsumsi obat-obatan berdasarkan resep dan anjuran yang diberikan oleh dokter guna mencegah jantung menjadi lebih besar. Obat ini juga mampu mengurangi beban kerja jantung. Beberapa obat yang dimaksud, meliputi ACE-inhibitor, beta-blocker, diuretik atau nitrat.
- Berhenti merokok dan menjauhi paparan asapnya
- Teratur melakukan latihan atau olahraga yang baik untuk menjaga kesehatan jantung, seperti aerobik.
- Menerapkan diet rendah lemak dan garam.
- Menurunkan berat badan dan mempertahankannya di rentang ideal.
- Melakukan kontrol terhadap penyakit yang mendasari, misalnya hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi atau penyakit tiroid.
- Memeriksakan diri secara teratur ke dokter untuk menilai fungsi jantung dan memantau ada/tidaknya komplikasi.
Meski kurang dikenal, pembesaran jantung atau kardiomegali tak boleh disepelekan. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada penyakit berbahaya ini, jangan segera periksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.
(NB/RH)