Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini juga diketahui menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi.
Ya, hipertensi tak boleh dianggap remeh. Penyakit ini terkenal dengan sebutan the silent killer, karena ia mampu membunuh korbannya secara diam-diam. Hal itu karena hipertensi umumnya tidak memberikan gejala yang nyata, sehingga penderita baru menyadari adanya penyakit ini ketika kondisi sudah terlanjur parah.
Penderita hipertensi dianjurkan untuk mengendalikan kondisinya, dengan berusaha mencegah terjadinya lonjakan tekanan darah. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah olahraga, mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter, periksa kesehatan secara berkala dan menerapkan pola diet sehat.
Di antara empat hal tersebut, yang paling utama harus diperhatikan adalah pola diet, yaitu dengan membatasi asupan garam sehari-hari. Penderita hipertensi disarankan untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 1.500 mg per hari. Jika ingin kesehatan jantung dan pembuluh darah lebih terjaga, penderita hipertensi dianjurkan untuk membatasi asupan garam hanya menjadi 1.000 mg per hari.
Dengan membatasi asupan garam, penderita hipertensi berarti harus memerhatikan segala makanan yang dikonsumsi. Ini karena garam tak hanya didapatkan dari bentuk utuh (garam dapur), melainkan dari nugget, sosis, sup, makanan instan dan lainnya.
Artikel Lainnya: Garam Berperan Terhadap Penyakit Hipertensi
Garam Alternatif untuk Penderita Hipertensi
Penggunaan diet rendah garam (sodium) mulai banyak dicoba. Terdapat penelitian di Cina yang menilai efektivitas pengganti garam dapur, yaitu garam rendah sodium, terhadap tekanan darah.
Hasil dari penelitian itu menunjukkan, penderita hipertensi yang mengonsumsi garam rendah sodium mengalami penurunan tekanan darah yang lebih baik daripada mereka yang menggunakan garam dapur biasa. Hal ini terjadi karena kandungan sodium yang rendah tidak terlalu memengaruhi tekanan darah di dalam tubuh.
Jadi, ya, garam rendah sodium dapat menjadi salah satu alternatif pengganti garam dapur biasa. Namun sayangnya, garam rendah sodium tergolong sulit untuk didapatkan. Garam jenis ini hanya tersedia di toko-toko tertentu saja.
Namun, hal tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah berarti bagi penderita hipertensi. Karena sejatinya, tekanan darah pada penderita hipertensi tak hanya bergantung dari konsumsi garam saja. Melainkan dari kepatuhan minum obat yang diberikan oleh dokter, periksa kesehatan secara berkala, serta berolahraga secara rutin dan teratur.
Intinya, kunci dari pengobatan hipertensi adalah kedisiplinan dalam mengontrol tekanan darah. Tidak hanya terpaku pada diet rendah garam, melainkan juga harus dikombinasikan dengan mengonsumsi obat-obatan dari dokter, periksa kesehatan secara berkala, serta berolahraga rutin dan teratur.
[NB/ RVS]