Belly fat atau sebutan populer dari perut buncit adalah tumpukan lemak yang terlokalisasi di perut. Pemilik perut buncit seringkali menjadi tidak percaya diri.
Tidak hanya kurang sedap dipandang mata, perut buncit juga bisa menjadi sarang penyakit mematikan. Salah satu bahaya perut buncit adalah meningkatkan risiko penyakit jantung.
Risiko penyakit jantung ini tidak hanya dialami oleh mereka yang memiliki berat badan berlebih saja. Anda yang memiliki berat badan normal, tetapi memiliki perut buncit, juga bisa berisiko mengalami penyakit jantung, lho. Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Artikel Lainnya: Penyebab Perut Anak Buncit yang Perlu Orangtua Waspadai
Hubungan Perut Buncit dan Penyakit Jantung
Perut buncit alias obesitas sentral ditandai ketika lemak berkumpul di sekitar perut dan berpotensi menyebabkan efek buruk bagi kesehatan manusia.
Obesitas sentral didefinisikan sebagai perbandingan lingkar pinggang – pinggul Anda lebih besar dari 1.0 pada pria atau lebih besar dari 0.9 pada wanita. Untuk menghitungnya, bagi lingkar pinggang Anda dengan lingkar pinggul Anda.
Pemeriksaan sederhana berupa pengukuran lingkar perut dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis obesitas sentral.
Pada sebuah penelitian di Belanda, lingkar perut >102 cm pada laki-laki dan >88cm pada perempuan, berhubungan dengan peningkatan risiko kegemukan dan berbagai komplikasi metabolik.
Beberapa penyakit metabolik lain juga berhubungan dengan obesitas. Derajat obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner. Orang dengan obesitas juga memiliki peningkatan risiko mengalami tekanan darah tinggi.
Meski bobot tubuh Anda tidak berlebih, namun memiliki perut yang buncit ternyata dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung.
Artikel Lainnya: Sudah Olahraga, Tetapi Kok Perut Buncit?
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine, orang dengan obesitas sentral atau perut buncit berisiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung.
Studi lain yang dipublikasikan oleh European Heart Journal tahun 2018 pernah mengamati 296.000 wanita usia paruh baya tanpa riwayat penyakit jantung selama 5 tahun.
Hasilnya, setiap peningkatan indeks massa tubuh 5,2 poin pada wanita akan meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 13 persen.
Penelitian tersebut juga melihat adanya risiko penyakit jantung bagi mereka yang memiliki indeks massa tubuh normal.
Pada subjek penelitian dengan indeks massa tubuh 22 (normal), setiap peningkatan 12 sentimeter lingkar pinggang akan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 10 persen.
Kesimpulan dari penelitian tersebut mengatakan, memiliki bobot tubuh normal bukan berarti terbebas dari risiko penyakit jantung apabila Anda memiliki perut buncit.
Artikel Lainnya: Tips Atasi Post Baby Bumps atau Perut Buncit Setelah Melahirkan
Cegah Penyakit Jantung, Atasi Perut Buncit Anda
Bagi Anda yang memiliki perut yang buncit, mulailah melakukan sesuatu untuk memperkecil diameter perut Anda.
Diantaranya, Anda bisa mengecilkan lingkar perut dengan melakukan cara berikut ini:
- Mengubah pola hidup dengan melakukan diet sehat dan olahraga merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Pola makan yang disarankan adalah pola makan rendah lemak tersaturasi serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah.
- Olahraga teratur seperti berlari atau berenang dapat dilakukan secara rutin.
- Selain perubahan pola hidup, penanganan faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi juga perlu dilakukan.
- Jika perubahan pola hidup tidak menunjukkan hasil berarti, Anda bisa mempertimbangkan terapi obat-obatan. Terapi obat-obatan harus dilakukan dengan pengawasan dokter.
Perut buncit dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun kabar baiknya, menurunkan berat badan, termasuk menghilangkan perut buncit dapat menjaga kesehatan Anda.
Bahkan, penelitian melaporkan bahwa penurunan berat badan sebesar 5 persen saja bagi orang yang mengalami kegemukan dapat berdampak besar bagi kesehatan dan membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter.
(OVI/JKT)