Tidak ada yang menduga kalau mantan aktor cilik, Cecep Reza, meninggal dunia dalam usia yang tergolong muda, yakni 31 tahun. Pemeran Bombom dalam sinetron Bidadari itu ditemukan meninggal dunia saat tidur oleh sang istri. Menurut keterangan, Cecep Reza sekitar seminggu lalu memang menjalani operasi pemasangan ring jantung.
Dilansir dari Liputan6.com, sang mertua, Tuti Herawati, mengatakan bahwa Cecep Reza memang punya riwayat penyakit jantung. Selain jantung, Cecep juga punya masalah kelebihan berat badan. Pemasangan ring jantung pun dipilih untuk mengatasi masalah jantung Cecep.
Lantas, meski sudah menjalani tindakan pemasangan ring jantung, mengapa seseorang tetap dapat mengalami serangan jantung mendadak?
Pemasangan ring jantung dan risikonya
Pemasangan ring jantung atau stent memang bertujuan untuk mengatasi sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah di jantung. Penyumbatan pembuluh darah ini dapat menyebabkan serangan jantung yang bisa berakibat fatal. Apabila sumbatan tersebut diatasi, aliran darah pada jantung akan kembali menjadi lancar.
Adapun ring jantung biasanya terbuat dari bahan seperti kawat dan bersifat permanen menetap di dinding pembuluh darah jantung. Biasanya, ring jantung juga dilapisi dengan obat untuk mencegah terjadinya sumbatan baru pada daerah terpasangnya ring tersebut.
Meski demikian, setiap tindakan medis apa pun tetap memiliki risiko dan manfaatnya sendiri. Suatu tindakan medis akan dilakukan apabila manfaat yang diberikan melebihi risiko yang mungkin dapat terjadi. Sama halnya dengan pemasangan ring jantung.
Pemasangan ring jantung sudah terbukti dapat menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami serangan jantung dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Akan tetapi, pemasangan ring jantung juga memiliki risiko.
Risiko buruk yang mungkin dapat terjadi adalah perdarahan akibat luka pada lokasi pemasangan ring dan terbentuknya sumbatan pada lokasi pemasangan ring. Sumbatan ulang pada lokasi pemasangan ring dapat terjadi pada 1 dari 14 pasien dalam 3 tahun pertama setelah pemasangan. Adapun risiko terbesar adalah dalam 30 hari pertama.
Itu artinya, Cecep Reza memang relatif berisiko karena baru sekitar satu pekan yang lalu menjalani tindakan pemasangan ring jantung.
Faktor penyebab terjadinya sumbatan ulang
Banyak faktor yang berperan dalam proses terjadinya sumbatan ulang pada lokasi pemasangan ring jantung. Mulai dari jenis stent yang digunakan, merokok, faktor pembekuan darah, ataupun faktor pemberat, seperti penyakit diabetes dan gangguan ginjal. Di sisi lain, kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat pengencer darah yang diberikan juga menjadi faktor penting.
Umumnya, pasca pemasangan ring jantung, pasien akan diberikan obat pengencer darah yang wajib dikonsumsi setiap hari dalam jangka panjang. Jika obat ini tidak diminum, maka risiko terjadi penyumbatan pada lokasi ring akan menjadi lebih besar.
Gejala timbulnya sumbatan pada lokasi ring jantung biasanya serupa dengan gejala serangan jantung secara umum. Yaitu, nyeri dada, sesak napas, mudah lelah, dan muncul keringat pada pasien.
Jika terjadi demikian, pemeriksaan lanjutan harus segera dilakukan untuk memastikan apakah benar yang dialami merupakan sumbatan pada ring jantung atau ada masalah lain pada jantung. Pemeriksaan enzim-enzim jantung, elektrokardiografi, serta angiografi perlu dilakukan untuk dapat memastikan penyebab.
Oleh karena itu, apabila mulai terjadi gejala-gejala seperti serangan jantung, pasien diharapkan segera kembali menemui dokter. Jangan dianggap sepele, mengingat risiko terbesar sumbatan ulang terjadi pada satu bulan pertama pasca pemasangan ring jantung.
Pasang ring jantung, seperti yang pernah dilakukan Cecep Reza, memang dapat menjadi solusi untuk mengatasi sumbatan di organ jantung. Akan tetapi, metode ini bukannya tanpa risiko. Oleh karena itu, setelah memasang ring jantung, ikuti semua petunjuk dan anjuran dokter. Jangan lupa untuk banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat usai tindakan.
[HNS/RPA]