Penyakit katup aorta alias regurgitasi aorta merupakan kondisi ketika katup aorta tidak bisa menutup rapat.
Katup aorta merupakan salah satu dari empat katup jantung. Katup ini membatasi bilik jantung kiri dan pembuluh darah aorta yang berperan mendistribusikan darah ke seluruh tubuh.
Ketika katup aorta tidak dapat menutup sebagaimana mestinya, aliran darah di antara ruangan jantung dan pembuluh aorta pun terganggu.
Kondisi ini mencetuskan gejala berupa nyeri dada, sesak napas, pusing, kelelahan, serta jantung berdetak cepat dan menimbulkan suara bising yang tidak normal. Setidaknya, terdapat beberapa faktor risiko penyakit katup aorta, berikut penjelasannya.
1. Bertambahnya Usia
Disampaikan dr. Arina Heidyana, pertambahan usia dapat meningkatkan risiko regurgitasi aorta.
“Hal ini karena adanya kalsifikasi (pembuluh darah mengeras). Semakin bertambah usia, pembuluh darah pun semakin mengeras,” paparnya.
Klasifikasi menyebabkan katup aorta mengalami stenosis (kaku dan menyempit). Akibatnya, fungsi katup aorta jadi terganggu.
Gangguan jantung akibat pertambahan usia ini dikenal pula sebagai regurgitasi aorta kronis. Ini merupakan kelainan katup aorta yang terjadi perlahan dan kemungkinan tidak menimbulkan gejala. Penyakit katup aorta kronis umumnya dialami lansia berusia 50–80 tahun.
Artikel Lainnya: Inilah Tanda Jantung Anda Tidak Sehat
2. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease) merupakan kondisi kelainan struktur dan fungsi jantung yang muncul sejak lahir. Hal ini disebabkan oleh terganggunya proses pembentukan dan perkembangan jantung bayi saat di dalam kandungan.
Beberapa orang dengan penyakit jantung bawaan dilahirkan dengan aorta yang memiliki satu katup, dua katup, atau bahkan empat katup.
Normalnya aorta memiliki tiga katup. Kelainan jumlah katup menyebabkan aorta mengalami regurgitasi.
3. Infeksi Jantung
Endokarditis infektif merupakan peradangan akibat lapisan bilik dan katup jantung mengalami infeksi. Kondisi ini bisa merusak katup aorta dan mencetuskan regurgitasi aorta akut.
Penyakit katup aorta akut merupakan gangguan aorta yang terjadi mendadak dan menyebabkan gejala parah, seperti nyeri dada dan sesak napas hebat.
Umumnya, regurgitasi aorta akut dialami individu berusia sekitar 20–30 tahun. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis lanjutan berupa operasi.
Artikel Lainnya: Cara Mudah Mencegah Serangan Jantun
4. Demam Rematik
Faktor yang meningkatkan risiko penyakit katup aorta berikutnya yaitu demam rematik. Demam rematik adalah komplikasi radang tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococcus.
Kendati dapat dialami siapa saja, demam rematik umumnya menyerang anak usia 5-15 tahun.
Demam rematik dapat menyebabkan katup aorta mengalami stenosis, sehingga memicu kebocoran darah di sekitar jantung.
5. Cedera
Apabila dada Anda pernah terbentur akibat kecelakaan ataupun hantaman benda tertentu, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter. Sebab cedera parah dan traumatis pada rongga dada dapat menyebabkan pembuluh darah ataupun katup aorta robek.
Kondisi tersebut bisa mengganggu fungsi katup aorta. Sehingga, katup aorta tidak dapat menutup dengan baik dan mencetuskan gejala khas regurgitasi aorta.
Artikel Lainnya: Beda Serangan Jantung, Gagal Jantung, dan Henti Jantung
6. Tekanan Darah Tinggi
Berdasarkan European Society of Cardiology, kondisi hipertensi alias tekanan darah tinggi melebihi ambang batas normal dapat meningkatkan risiko penyakit katup aorta.
Kondisi ini utamanya dialami individu dengan hipertensi kronis alias berlangsung lama. Hipertensi menyebabkan fungsi katup aorta terganggu.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, disertai sesak napas maupun detak jantung bising, segeralah melakukan pemeriksaan diri ke dokter.
7. Penyakit Lainnya
Terdapat beberapa kondisi medis yang bisa memicu peradangan aorta. Sederet penyakit ini menyebabkan katup aorta tidak dapat berfungsi dengan normal, sehingga mencetuskan regurgitasi aorta.
Kondisi medis yang dimaksud yaitu sindrom Marfan. Sindrom ini merupakan kelainan genetik yang menyebabkan gangguan jaringan ikat.
Selain itu, regurgitasi pada aorta juga bisa dipicu oleh autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat. Penyakit autoimun penyebab regurgitasi aorta, antara lain lupus, rheumatoid arthritis, dan arteritis Takayasu.
Itu dia sederet faktor risiko penyakit katup aorta. Anda mengalami salah satu gejala gangguan aorta yang sudah disebutkan? Atau punya salah satu faktor risiko regurgitasi aorta? Cobalah periksakan diri ke dokter.
Hal ini agar dokter dapat melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.Jika ingin tanya lebih lanjut seputar masalah jantung, konsultasi ke dokter via Live Chat KlikDokter.
(OVI/NM)
Referensi:
- Wawancara dr. Arina Heidyana
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Aortic valve regurgitation
- European Society of Cardiology. Diakses 2022. Elevated blood pressure is linked to increased risk of aortic valve disease: analysis of 5.4 million adults.