Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Ronny Jackson, dokter Gedung Putih, terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan fakta menarik. Dalam konferensi pers hari Selasa (16/1/2018) lalu, dikatakan bahwa Trump memiliki kondisi kesehatan yang “sangat baik”. Namun, beberapa angka dan statistik yang dipaparkannya justru memberikan gambaran yang berbeda.
Dalam pemeriksaan kesehatan tahunan pertamanya sebagai presiden di Walter Reed National Military Medical Center pada 12 Januari 2018 lalu, diketahui Trump justru mengalami obesitas dan memiliki kadar kolesterol tinggi di dalam tubuhnya. Tahukah Anda bahaya di balik kedua kondisi tersebut?
Bahaya di balik obesitas
Obesitas alias kelebihan berat badan dihubungkan dengan resistensi insulin. Kondisi ini merupakan asal mula penyakit diabetes melitus tipe-2, baik pada pria maupun wanita.
Selain diabetes, mereka yang obesitas juga berisiko tinggi untuk terkena hipertensi alias darah tinggi, penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.
Tak hanya itu, obesitas juga membawa dampak buruk bagi sistem pernapasan. Oleh karena itu, keadaan tersebut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya asma dan Obstructive Sleep Apnea (OSA). Obesitas pun diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease), kanker esofagus, dan batu empedu.
Seakan tak mau ketinggalan, sistem reproduksi juga ikut-ikutan menjadi organ yang terkena dampak buruk obesitas. Beberapa masalah yang akan terjadi pada saluran pencernaan akibat obesitas, di antaranya Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) pada wanita, serta impotensi, dan gangguan kesuburan pada pria. Beberapa masalah lain yang juga dapat muncul akibat kondisi ini adalah psikososial, osteoartritis dan kanker.
Ancaman kolesterol tinggi
Saat pemeriksaan darah, terdapat beberapa prosedur untuk menentukan kadar lemak. Hasil pemeriksaan dianggap optimal apabila:
Kolesterol total: 200mg/dl atau kurangKolesterol baik (HDL): Tidak kurang dari 60 mg/dlKolesterol jahat (LDL): 100 mg/dl atau kurangTrigliserida: 150 mg/dl atau kurangPada mereka yang memiliki kolesterol tinggi (terutama LDL), pembuluh darah dapat tersumbat dan mengeras. Proses ini dinamakan aterosklerosis.
Sumbatan pada pembuluh darah dapat menghambat aliran oksigen menuju organ tertentu. Selain itu, sumbatan ini juga dapat terlepas dan menimbulkan gumpalan yang dapat menyebabkan sumbatan total.
Dampak dari sumbatan tersebut sangat bergantung dari pembuluh darah yang terkena. Misalnya, jika terjadi pada organ jantung, yang terjadi adalah serangan jantung. Sedangkan jika terjadi di otak, yang terjadi adalah stroke.
Itulah segudang dampak negatif yang dapat terjadi akibat obesitas dan kolesterol tinggi. Bila Anda termasuk memiliki kedua kondisi di atas, segera ubah pola hidup menjadi lebih sehat. Anda tidak ingin terkena dampak buruk obesitas dan kolesterol tinggi, bukan? Salam sehat!
[NB/ RVS]